Kementerian Komunikasi dan Digital belum lama ini membahas update tentang sanksi terhadap layanan platform World.
Platform yang dikelola oleh Tools for Humanity ini diketahui melakukan pengupulan data biometrik masyarakat Indonesia di Jakarta dan Bekasi.
Komdigi pun memerintahkan World untuk menghapus data-data biometrik masyarakat Indonesia yang disimpan di device mereka. Lantas, bagaimana tanggapan Tools for Humanity?
Mengutip keterangan Tools for Humanity, Rabu (18/6/2025), perusahaan tengah menelaah temuan tersebut dengan seksama.
“Kami selalu memprioritaskan kepatuhan terhadap regulasi, termasuk mengenai perlindungan data dan berkomitmen menanggapi setiap masukan yang disampaikan,” kata Tools for Humanity.
Perusahaan juga berupaya menjalin kerja sama dengan otoritas terkait agar bisa menyediakan teknologi penting kepada masyarakat Indonesia, sesegera mungkin.
Tools for Humanity pun mengklarifikasi bahwa layanan World tak menyimpan atau menjual data pribadi apa pun, termasuk data biometrik iris.
“Identitas pengguna WorldID yang telah terverifikasi terjamin anonimitasnya. Setelah seseorang berhasil memverifikasi bahwa mereka benar seorang manusia nyata dan mendapatkan World ID mereka melalui Orb, gambar iris dienkripsi secara end-to-end dan dikirim ke perangkat pengguna,” kata pihak TFH.
Selanjutnya, gambar ini diklaim segera dihapus dari perangkat Orb secara permanen, tidak World atau Tools for Humanity.
TFH menyebut, mereka memastikan individu tetap memegang kendali penuh atas data pribadi mereka. TFH juga mengklaim kalau pihaknya tak bisa mengakses ponsel seseorang atau data orang yang didalamnya, jadi hanya pengguna yang bisa menghapus gambar iris mereka melalui aplikasi World.
Selain itu, Tools for Humanity juga menyebut kalau World tidak mengetahui siapa pemegang World ID. Menurutnya, tidak ada informasi, nama, jenis kelamin, kewarganegaraan, alamat email atau nomor telepon yang diperlukan untuk membuat akun World App atau verifikasi World ID.
Pasalnya menurut klaim dari TFH, protokol World dirancang untuk memverifikasi bahwa seseorang adalah manusia yang nyata dan unik, tanpa mengetahui identitas pribadi mereka.
Dengan begitu menurut TFH, World takbisa mengetahui beberapa banyak individu dari kewarganegaraan tertentu yang telah memverifikasi World ID mereka.
Verifikasi anonim ini menggunakan teknologi Zero Knowledge Proof (ZKP) dan Anonymized Multi-Party Computation (AMPC) yang bisa mengonversi kode iris secara kriptografis menjadi fragmen terenkripsi.
Fragmen-fragmen ini, kata TFH, tidak mengungkapkan data apa pun tentang pengguna atau kode iris mereka. Fragmen ini uga tak bisa ditautkan kembali kepada individu mana pun, termasuk sang pengguna.
“Oleh karenanya, World tidak dapat mengetahui identitas mereka yang telah bergabung dengan jaringan,” kata pihak TFH.
Ketiga, World mengklaim kalau layanan ini hanya ditujukan pada individu berusia 18 tahun ke atas. Anak-anak di bawah umur tidak diperbolehkan untuk berpartisipasi.
World menggunakan machine learning untuk menilai apakah seseorang terlihat di bawah umur, jika terdeteksi orang tersebut mungkin berusia di bawah 18 tahun, verifikasi langsung dihentikan.
Tools for Humanity juga menyebutkan kalau World terbuka untuk semua orang dan tidak menyasar komunitas rentan.
Sebelumnya, Komdigi mengkritik World mengumpulkan data biometrik dari kalangan rentan, misalnya yang belum terliterasi digital. Menanggapi hal ini, World menyebut pihaknya menjawab kebutuhan miliaran orang di seluruh dunia, yakni bukti bahwa mereka manusia nyata dan unik dan anonim di ranah digital.
“Keragaman para pengguna World ID sangat penting karena misi utama kami adalah untuk membangun jaringan global yang inklusif, aman, dan terpercaya untuk manusia nyata, sekaligus membuka akses terhadap layanan keuangan untuk siapa pun,” kata pihak TFH.
TFH juga menyebutkan, partisipasi pengguna selalu bersifat sukarela dan memerlukan persetujuan pengguna, setelah mereka mendapat informasi tentang World. Pengguna juga dipastikan memahami prosesnya sebelum mendaftar.
Sekadar informasi, ada lebih dari 13 juta orang di lebih dari 20 negara: Jepang, AS, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, Jerman, Austria, Meksiko dan lain-lain telah terdaftar di World ID.
Manchester United kembali menelan kekalahan yang memilukan. Menjamu Tottenham Hotspurs, Setan Merah keok tiga gol…
Mensdaily – Baru-baru ini Canalys telah mengeluarkan hasil riset anyarnya terkait posisi brand handphone di…
Surabaya, Mensdaily.id – Sebagai salah satu pabrikan yang cukup agresif di Indonesia, Hyundai Motor Indonesia…
Mensdaily.id - Kang Daniel kembali Tegur penggemar melalui album terbaru miliknya. Ia akan merilis mini…
Bandungan, yang terletak di kawasan pegunungan Semarang, dikenal dengan udara Asem dan pemandangan alam yang…
JUSTIN TALLIS/AFP Pergelangan kaki kiri Erling Haaland cedera setelah ditekel Lewis Cook dalam laga Bournemouth…
This website uses cookies.