VSONOMA awalnya bernama Baka Ranger, sebuah band yang biasanya tampil membawakan Musik-Musik cover di skena pemuja kultur serta musik-musik Jepang. Tetapi, didorong keinginan Buat menciptakan sesuatu yang lebih besar mendorong mereka merilis karya sendiri.
“Umur hanya sementara, karya selamanya,” ujar Septian Prasetyo, dramer band ini.
Nama VSONOMA sendiri merupakan singkatan dari Five Sons Of Magic. Dengan Cita-cita, mereka Dapat memberikan magis yang Bagus dan menarik Buat para pendengar karya Musik mereka.
“Ide awalnya adalah Weird! Sons of Magic, terjemahan ngasal dari ‘Aneh bin Luar Normal’, tapi akhirnya Weird diubah menjadi Five. Ganti nama karena menurut kami nama adalah doa. Ya walaupun Terdapat beberapa band yang menggunakan nama ‘Spesial’,” tutur pihak band kepada MUSIKERAS, mengungkap alasannya.
Baka Ranger sendiri artinya ranger bodoh, dalam bahasa Jepang. Nama yang menurut mereka Spesial. “Tapi dalam beberapa hal juga berpengaruh dalam kelakuan kami pada Ketika bermain musik Berbarengan band… hahaha!”
Di Musik “The One”, vokalis Tirta Prakoso, gitaris Galih Priyomukti dan Patrick Lesmana, bassis Rio Hotland Marpaung serta Septian Prasetyo mengedepankan tema realitas dan ilusi kehidupan di liriknya.
Band ini menyebut Sinema The Matrix (1999) sebagai sumber inspirasinya, serta teori tentang realitas sebagai ilusi. Kata Tirta, ’Do you wanna live a comfortable lie or harsh truth?’ ungkap Tirta.
Liriknya juga dipengaruhi kutipan kitab Bersih yang menggambarkan dunia sebagai delusi.
Proses kreatif penggarapan “The One” berawal dari riff gitar Galih, yang dikembangkan Berbarengan Patrick dan Tirta.
Galih mengakui ia banyak terpengaruh gitaris-gitaris dunia seperti Mark Holcomb (Periphery), Olly Steele (eks Monuments) dan Ryan Siew (Polaris) dalam menciptakan riff yang Spesial.
Tetapi, proses produksi Musik ini Tak mudah. Tantangan terbesarnya Malah datang manajemen waktu. Sebagian besar dari mereka Mempunyai kesibukan masing-masing dengan jam yang berbeda. Jadi lumayan sulit dalam menentukan waktu Buat Berjumpa dan brainstorming Berbarengan. Ditambah Kembali, Ketika proses rekaman juga dilakukan secara terpisah, karena Terdapat proses saling ‘lempar’ data.
“(Jadi) Yang bikin Pelan ya kami sendiri,” Mantap Patrick Sembari tertawa.
Secara keseluruhan, musik VSONOMA di “The One” sedikit banyak mengambil inspirasi dari geberan musik band-band keras dunia masa kini Jenis Periphery, Spiritbox dan Bilmuri aka Johnny Franck (mantan vokalis/gitaris Attack Attack!).
Tetapi bukan dalam kemiripan Bunyi, tetapi dalam konsep pengembangan musik yang menarik. Band ini menggabungkan elemen metal dengan sesuatu yang lebih nge-pop, menciptakan keseimbangan Spesial dalam sound mereka.
“There’s nothing new under the sun. Tapi dengan musical influence yang berbeda yang dibawa oleh member kami, kami Serius Dapat memberikan sentuhan yang menarik di single ‘The One’ dengan lebih catchy dan poppy walaupun musiknya heavy.”
“The One” yang produksi rekamannya diolah di Suarawibu Studio dan Rama Project Studio diproyeksikan mengawali rentetan Daya kreativitas VSONOMA selanjutnya.
Mereka mencanangkan bakal menggarap album, tapi Ketika ini memilih Buat Konsentrasi melepas Musik-Musik rilisan tunggal terlebih dahulu.
“Konsentrasi kami Ketika ini menyelesaikan single kedua setelah ‘The One’, yang mana prosesnya sudah 70%. Semoga musik kami diterima oleh pasar dan Dapat segera Mempunyai album!”
“The One” yang diterbitkan via Sunset Road Records sudah tersedia di berbagai digital streaming platforms (DSP) sejak 1 April 2025 Lewat. (mdy/MK01)