Categories: Business

Tingkat Okupansi Mal di Jakarta Maju Menurun, Hingga Akhir 2022 di Bawah 70%

Konsultan manajemen investasi terkemuka, Colliers merilis laporan pasar properti bidang ritel di kawasan Jakarta Raya pada Rabu (11/1) Lampau. Ragam dinamika yang dihadapi dunia ritel Jakarta pada kuartal empat 2022 dirangkum dalam laporan yang bertajuk “Colliers Quarterly Property Market Report Q4 2022 Jakarta Retail”.

Dalam laporan ini, Colliers menyebut ritel sedang dalam tahap kebangkitan sejak pandemi menerjang selama sekian tahun terakhir. Meskipun begitu, dunia ritel belum sepenuhnya mengembalikan kejayaannya kembali pascakrisis terjadi. Hal tersebut dibuktikan dengan ragam Bilangan yang terlihat belum relatif Kukuh pada akhir 2022.

“Karena lebih banyak Restriksi pandemi yang dicabut, Lampau lintas pejalan kaki pun meningkat. Semakin banyak toko yang dibuka. Para pemilik mal pun diharapkan dapat memaksimalkan jumlah pengunjung mal, meskipun kondisinya belum relatif Kukuh di tahun 2022,” tulis Colliers dalam pengantar laporannya (11/1).

Laporan tersebut juga turut memperlihatkan tingkat okupansi mal dalam lima tahun terakhir. Sejak 2018 Lampau, tingkat okupansi mal Maju mengalami penurunan. Terlebih dengan adanya pandemi dalam dua tahun terakhir.

Tingkat okupansi mal di Jakarta dalam lima tahun terakhir | Mensdaily

Pada 2018 misalnya, tingkat okupansi mal di Jakarta berada pada Bilangan persentase 83,6 persen. Kemudian Bilangan tersebut menurun Nyaris 4 persen ke Bilangan 79,8 persen pada tahun 2019. Pada 2020, Bilangan tersebut kembali turun ke Bilangan 76,2 persen.

Dihantam pandemi, tingkat okupansi mal di Jakarta pada 2021 anjlok ke Bilangan 70,9 persen. Pada tahun 2022 ini, tingkat okupansi tersebut Lagi turun ke Bilangan 68,9 persen. Meskipun begitu, penurunannya Tak terlalu drastis seperti pada 2021 Lampau.

“Rata-rata tingkat hunian mal di Jakarta mencapai 68,9% pada kuartal IV 2022. Ini relatif Kukuh Kalau dibandingkan kuartal III 2022, Tetapi turun 2% dibanding 2021,” Terang Colliers pada laporannya.

Memperhatikan 2023, Colliers menyebut prospek ekonomi Indonesia khususnya di bidang ritel cukup positif. Tetapi, tetap perlu waspada karena inflasi dapat membatasi ragam hal, termasuk tingkat belanja konsumen.

“Secara Biasa prospek ekonomi Indonesia 2023 cukup positif. Tetapi, gambaran inflasi dapat membatasi tingkat belanja konsumen dan pertumbuhan sewa lahan akan fluktuatif terhadap permintaan pemilik mall dan peritel. Tingkat inflasi kemungkinan besar akan dijadikan acuan dalam menentukan harga perpanjangan sewa oleh pemilik mal,” kata Colliers.

Admin

Recent Posts

Instruktur Eropa Jadi Favorit Klub BRI Super League 2025-2026, Dari Mana Saja?

Kompetisi BRI Super League 2025-2026 akan mulai pada Jumat (8/8). Tiga laga akan tersaji di…

9 menit ago

5 Maskapai Penerbangan Paling On-Time Sedunia, Garuda Indonesia Puncaki Daftar

Seiring dengan pelonggaran Restriksi aktivitas akibat pandemi Covid-19 di seluruh dunia, bisnis maskapai penerbangan kini…

13 menit ago

Berikut Daftar Lengkap Ballon d’Or 2025, Siapa Jagoanmu?

Nominasi penghargaan individu sepak bola terbaik, Ballon d’Or 2025, Formal dirilis kepada publik. Dalam daftar…

1 jam ago

Serba-Serbi Gen Z dalam Menanggapi Isu Resesi 2023

Resesi jadi momok yang menakutkan bagi seluruh dunia. Belakangan ini, masyarakat dunia digemparkan oleh isu…

1 jam ago

Head-to-Head Borneo FC vs Bhayangkara FC, Hasil Seri Banyak Terjadi

Borneo FC Samarinda akan Bersua Bhayangkara Presisi FC Lampung pada matchday [ertama BRI Super League…

2 jam ago

Masa Lewat dan Kisah Para Mantan Jadi Tajuk Duel Persebaya Kontra PSIM

Persebaya Surabaya akan menjamu tim promosi PSIM Yogyakarta dalam pertandingan pertama BRI Super League 2025-2026.…

3 jam ago

This website uses cookies.