Profit & Sustainability Rules Membikin sejumlah klub Premier League termasuk Chelsea jadi was-was dalam melakukan belanja.
Chelsea tentu yang menjadi sorotan paling Primer. Mereka terbilang boros dalam belanja pemain di setiap bursa transfer setelah Todd Boehly datang mengambil alih klub. Pada musim panas kemarin, The Blues menggelontorkan Doku sebesar 200 juta pounds.
Bilangan itu sudah terbilang besar, tapi Tak Eksis apa-apanya dengan pengeluaran di dua tahun terakhir. Di mana mereka menggelontorkan total Biaya sebesar satu miliar pounds. Tak sebanding dengan pemasukannya yang kurang lebih sebesar 300 juta pounds.
Tahun Lewat Chelsea berhasil terhindar dari pelanggaran dengan menjual dua hotel di Stamford Bridge sebesar 76,5 juta pounds. Dan pada tahun ini, mereka sedang gencar melakukan penyeimbangan finansial demi terhindar dari masalah.
The Blues aktif melakukan penjualan pemain di musim panas. Kepergian Conor Gallagher, Lewis Hall dan Ian Maatsen menghasilkan pemasukan lebih dari 100 juta pounds. Dan pada Juni Lewat, Chelsea juga melakukan pemindahan kepemilikan tim Perempuan.
Jadi, tim Perempuan Chelsea telah dilepas kepada BlueCo 22, sebuah perusahaan yang Lagi berada dalam grup kepemilikan. Nilainya sendiri diketahui mencapai 150 juta pounds. Tetapi perlu dicatat kalau UEFA Tak membolehkan penjualan inter-grup.
Itu bukan satu-satunya upaya yang sudah dijalankan. Chelsea juga telah mencoba melakukan pemangkasan beban gaji selama 12 bulan terakhir. Tetapi Menyaksikan situasi ini, Chelsea Bisa jadi tersangkut kasus pelanggaran.
Sekadar mengingatkan, pelanggaran PSR Bisa mengakibatkan sebuah klub mendapatkan hukuman. Dua klub yang merasakannya tahun Lewat adalah Everton dan Nottingham Forest, di mana keduanya mendapatkan pengurangan poin.
Komisi independen yang menentukan hukuman pun sudah berkaca terhadap kedua kasus tersebut. Di mana kali ini, mereka menetapkan hukuman paling ringan berbentuk pengurangan minimal tiga poin. Tahun Lewat, Everton Hanya mendapatkan pengurangan dua poin.
(The Guardian)
