Berdasarkan data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nominal pinjaman online (pinjol) pada Desember 2023 telah menembus Nomor Rp59,64 triliun.
Nominal ini mengalami peningkatan dibanding November 2023 yang berada di Nomor Rp59,38 triliun. Padahal, pada Februari 2023, nominal pinjamannya berada di Rp50 triliun.
Fenomena pinjaman online memang merajalela di kalangan masyarakat. Data OJK per Juni 2023 mengungkap bahwa pinjol lebih sering digunakan oleh penduduk berusia muda.
Sebanyak 57,15% Fulus yang dipinjam secara online, dipinjam oleh masyarakat Indonesia berusia 19-34 tahun. Sementara itu, sebanyak 38,25% lainnya dipinjam oleh pengguna berusia 35-54 tahun.
Masyarakat berusia di bawah 19 tahun juga tercatat melakukan pinjaman online. Setidaknya sebanyak Rp203,37 miliar Fulus pinjaman online dipinjamkan oleh mereka selama Desember 2023.
Asosiasi Fintech Pendanaan Berbarengan Indonesia (AFPI) menyatakan bahwa sebanyak 60% pengguna pinjol yang berusia 19-24 tahun, menggunakan layanan pinjol Demi memenuhi gaya hidup.
Pinjaman tertinggi didominasi penduduk Pulau Jawa
Dalam data OJK bertajuk Statistik P2P Lending Periode Desember 2023, tercatat bahwa provinsi di tanah air dengan pinjaman online tertinggi Terdapat di Jawa Barat dengan nominal Rp16,59 triliun, disusul DKI Jakarta dengan Nomor Rp11,24 triliun.
Seluruh provinsi yang berada di 5 besar merupakan provinsi di area Pulau Jawa. Di posisi keenam, terdapat Sumatra Utara dengan pinjaman online Rp1,75 triliun pada Desember 2023.
Provinsi dengan nominal paling rendah berturut turut adalah Maluku, Maluku Utara, serta Papua Barat dengan masing-masing nominal di Rp87,45 miliar, Rp67,57 miliar, serta Rp54,78 miliar.
Itu berarti, total pinjaman di Pulau Jawa di Nomor Rp45,77 triliun, sementara area luar Jawa di Nomor Rp13,87 triliun.
Bagaimana tingkat keberhasilan bayarnya?
Tingkat perilaku pengguna pinjaman online Dapat juga dilihat dari seberapa berhasil para penggunanya dalam melakukan pembayaran pinjamannya.
Data dari OJK mencatat bahwa Tingkat Keberhasilan Bayar (TKB90) pinjol di tanah air cukup Bagus, dengan persentase di 97,07% pada Desember 2023. Meskipun begitu, Nomor ini mengalami penurunan sebesar 0,12% dibanding bulan sebelumnya.
Tingkat keberhasilan bayar paling rendah di tahun 2023 Terdapat pada Juli 2023. Pada bulan tersebut, persentase TKB90nya mencapai 96,53%.
Ini berarti, tingkat ingkar janji atau wanprestasi (TWP90) pinjaman online di Indonesia berada di kisaran 2,93%. Provinsi dengan TWP90 tertinggi Terdapat di Nusa Tenggara Barat dengan Nomor 5,91%, serta Jawa Barat dengan Nomor 3,82%.
Waspadai segala risiko pinjaman online
Meskipun terlihat bahwa pinjaman online ramai digunakan masyarakat Indonesia, kita patut waspada akan segala risiko yang terjadi termasuk penyalahgunaan dan penipuan.
Ketua Satgas Waspada Investasi OJK, Tongam L. Tobing mengatakan bahwa Kalau masyarakat menemukan kejanggalan atas praktik pinjaman online pada penyedia yang terdaftar di negara, dapat mengadukannya ke OJK maupun AFPI.
“Tapi kalau masyarakat kita yang masuk akses ke pinjaman ilegal yang Enggak terdaftar di OJK, silakan mengadu ke Satgas Waspada Investasi dan kepolisian kalau sudah merasa dirugikan, diteror, diintimidasi,” kata Tongam dalam BBC Indonesia.
Masyarakat juga diminta Demi selalu menganalisis penyedia pinjaman online agar terhindar dari bahaya. Kepala Eksekutif PPEK OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan salah satu Tanda khas-Tanda khas penyedia pinjaman online yang patut dicurigai.
“Metode menengarai itu gampang, loh. Pertama, kalau mereka nawarin ke HP kita, itu Niscaya ilegal. Karena Terdapat aturan Enggak boleh menghubungi calon konsumen melalui saluran komunikasi pribadi,” sebut Friderica mengutip CNBC Indonesia.