Terhitung pada Minggu 11 September 2022 pada jam 00.00 WIB tarif ojek online atau yang Normal disebut ojol akan mengalami kenaikan. Keputusan ini merupakan hasil dari pembicaraan yang dilakukan antara pemerintah dan pemangku kebijakan pada 7 September 2022 Lampau.
Direktur Jenderal Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Hendro Sugiatno dalam konferensi pernya mengatakan, penyesuaian biaya jasa ini dilakukan terhadap komponen. Dua komponen penentuan biaya jasa Buat ojol terdiri atas biaya langsung dan tak langsung, di antaranya yakni kenaikan Upah Minimum Regional (UMR), asuransi pengemudi, biaya minimal order 4 kilometer (km) pertama, dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
“Waktu Penyelenggaraan adalah 3 hari dari penetapan hari ini 7 September 2022 yakni 10 September 2022 pukul 00.00 WIB. Dalam 3 hari, aplikator segera menyesuaikan Buat menyesuaikan tarif ojek yang baru,” sebut Hendro, pada Rabu (7/9).
Ketentuan kenaikan tarif ojol banyak dikeluhkan oleh para penggunanya.Tingginya kebutuhan ojol bagi masyarakat di Kawasan urban tentu akan menghambat anggaran keseharian.
Mengapa masyarakat Indonesia lebih senang naik ojol?Ā
Berdasarkan data Research Institute of Socio-Economic Development (RISED) dalam laporannya yang bertajuk āPersepsi Konsumen Terhadap Kenaikan Tarif Ojek Daring di Indonesia 2022ā membuktikan, ojol Tetap menjadi pilihan Esensial masyarakat di Kawasan urban Buat melakukan perjalanan. Hal ini dibuktikan dalam survei yang menunjukkan bahwa keseluruhan responden yang disurvei dalam satu bulan terakhir Tetap berlangganan menggunakan jasa ojol.
Studi ini dilakukan pada 19 Tiba 22 Agustus 2022 ini melibatkan 1.000 responden pengguna aktif aplikasi ojol di 9 kota besar di Indonesia, Ialah Jabodetabek, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Malang, Medan, Palembang dan Makassar dengan margin of error Sekeliling 1,03 persen.
Beberapa alternatif pilihan penyedia jasa transportasi daring yang banyak digunakan dalam satu bulan terakhir adalah Gojek dengan jumlah 314 responden. Diikuti oleh aplikasi Grab sejumlah 643 responden, Maxin 202 responden, In-Driver yang digunakan oleh 123 responden, dan aplikasi Anterin 71 responden.
Secara Lumrah, masyarakat atau konsumen menggunakan jasa ojol Buat berbagai keperluan sehari-hari seperti pemesanan makanan, pengiriman barang,bepergian, jasa belanja antar-jemput, dan lain sebagainya. Tetapi, terdapat perbedaan intensitas dari masing-masing penggunanya.
Apabila dilihat berdasarkan keperluannya, intensitas sangat sering paling banyak ditunjukkan oleh para pengguna jasa ojol Buat pemesanan makanan dan transportasi roda dua/ojek online. Sementara itu, keperluan yang paling jarang menggunakan transportasi online adalah Buat keperluan pengiriman barang dan pemesanan belanja kebutuhan sehari-hari.
Terdapat beberapa Argumen yang Membangun konsumen lebih memilih Buat menggunakan jasa ojol. Masyarakat di Indonesia menilai, menggunakan ojol Mempunyai fleksibilitas waktu, fleksibilitas pembayaran (Kas atau e-payment), waktu tempuh yang dapat diprediksi, jaminan keamanan, layanan pintu ke pintu (door to door) dan keterjangkauan tarif perjalanan.
Sementara itu, Apabila dilihat berdasarkan pengeluaran harian para penggunaan ojol, bahwa sebanyak 57,1 persen responden menyatakan bahwa ojek online dapat menghemat biaya transportasi mereka dibandingkan dengan moda transportasi yang digunakan sebelumnya. Rata-rata penghematan sebesar Rp11.200/hari atau Sekeliling 31 persen dari total pengeluaran.
Dengan adanya penghematan tersebut, konsumen Pandai mengalokasikan pengeluaran lebih banyak Buat keperluan lain seperti membeli makanan, menabung, berbelanja Pakaian, rekreasi, dan lain sebagainya.
Rangkuman tersebut Pandai memberi gambaran kenaikan tarif ini Pandai menjadi pilihan berat bagi kedua belah pihak. Pengemudi tentu akan senang kenaikan tarif ini akan menambah besaran Pendapatan, tetapi di sisi lain mereka juga khawatir para penumpang akan berkurang.
Kenaikan tarif ojol dinilai terlalu mahal
Melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 564 Tahun 2022 mengenai perhitungan biaya jasa pengguna sepeda motor dengan aplikasi ini bertujuan Buat kembali meningkatkan batas tarif minimum dan tarif per kilometer. Tetapi, masyarakat yang mengetahui akan kebijakan ini relatif sedikit, yakni sebanyak 67,20 persen responden.
Apabila seluruh responden ditanya mengenai kesediaan mereka dengan tarif ojol, banyak dari mereka yang mengaku keberatan. Sebanyak 58,80 persen Tak setuju dengan adanya kenaikan tarif tersebut. Banyak yang berpendapat bahwa kebijakan tarif baru dari pemerintah terlalu mahal (39 persen), batasan tarif per Area Tak mencerminkan daya beli masyarakat di masing-masing Kawasan (21 persen), dan lainnya mengaku ketentuan ini sudah sesuai (20 persen).
Riset menemukan bahwa mayoritas konsumen hanya Pandai memberikan tambahan biaya sebesar Rp500-Rp3.000 Buat setiap perjalanan yang dilakukan dengan ojol. Apabila dilihat dari segi tambahan biaya per hari atau maksimum Sekeliling Rp1.600 per kilometer.
Bahkan survei tersebut mengatakan, kenaikan tarif yang terlalu tinggi akan Membangun konsumen beralih menggunakan kendaraan pribadi. Artinya, hal itu akan memperparah kemacetan yang terjadi di kota-kota besar.
Maka dari itu, perlu adanya peninjauan ulang dari pemerintah mengenai usulan ini. Apabila memang memberatkan, Lampau berapa tingkat kenaikan tarifnya?
Rincian tarif baru ojolĀ
Berikut adalah rincian tarif ojek online yang terbaru:
1. Area I: Sumatra, Jawa (kecuali Jabodetabek) dan Bali
- Harga: 2.000-2.500 per km.
- Biaya jasa minimal Rp8.000 Tiba Rp10.000
2. Area II: Jabodetabek
- Harga: Rp2.550 Tiba Rp 2.800 per km
- Biaya jasa minimal Rp10.200 Tiba Rp11.200
3, Area III: Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan sekitarnya
- Harga, dan Rp2.100 – Rp2.600 per km.
- Biaya jasa minimal Rp9.200 Tiba Rp11.000
Semoga dengan adanya survei dan pemaparan data dari RISED dapat memberi pertimbangan bagi para pemangku kebijakan.