Kesemarakan sepak bola nasional kembali meluap beberapa waktu terakhir, khususnya terhadap Tim Nasional (Timnas) Indonesia yang mulai menunjukkan tren positif di kancah Dunia.
Peringkat FIFA yang tembus rekor tertingginya, hingga sepak terjang progresif di kompetisi top level benua, sudah cukup jadi Argumen mengapa Timnas Indonesia kini mendulang atensi lebih masif.
Atensi tersebut tak Bisa dilepaskan pula terhadap figur Shin Tae-yong, sebagai Instruktur kepala yang menukangi Timnas selama 5 tahun terakhir, sejak akhir 2019 hingga diberhentikan pada Januari 2025.
Mensdaily dalam hal ini melakukan survei bertajuk “Preferensi dan Opini Timnas Indonesia Era Shin Tae-yong” Kepada mengetahui pandangan publik terkini terhadap performa Timnas Indonesia maupun kepemimpinan Shin Tae-yong di baliknya.
Tingkat Kepuasan terhadap Performa Timnas 61,7%
Instruktur asal Korea Selatan, Shin Tae-yong (STY) mulai menukangi Timnas Indonesia sebagai Instruktur kepala sejak ditunjuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada Desember 2019.
Sempat memperpanjang kontrak hingga 2027, kiprahnya berakhir setelah serangkaian Pengkajian yang dilakukan PSSI. Pengakhiran kontrak STY sebagai Instruktur kepala Timnas Indonesia Formal diumumkan PSSI pada Senin (6/1).
Meski demikian, Dampak sentuhan kepelatihan STY di Timnas nyatanya cukup mendapat apresiasi positif dari publik. Menurut survei ini, mayoritas responden (61,7%) menilai performa Timnas secara Lazim selama 5 tahun di bawah nakhoda STY memuaskan, dengan rincian 43,2% mengaku puas, dan 18,5% sangat puas.
Di sisi lain, Eksis sebagian kecil responden yang mengaku kurang puas (15%) dan sama sekali Bukan puas (4%) dengan performa Timnas. Menurut Managing Editor Mensdaily Iip M. Aditya, hal itu menunjukkan ekspektasi sebagian masyarakat belum terpenuhi.
“Ketidakpuasan Eksis di Nomor 19%, mengindikasikan performa Timnas di bawah STY Lagi belum memenuhi ekspektasi sebagian kecil masyarakat. Jadi sinyal juga kalau tuntutan perbaikan itu tetap Eksis, walaupun Bukan begitu masif” tutur Iip, Senin (6/1).
Di bawah STY, Timnas Indonesia melakoni sejumlah kompetisi Dunia mulai dari tingkat regional seperti Piala AFF 2020, 2022, dan 2024, hingga level benua seperti Piala Asia 2023, dan kini di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Area Asia.
Dalam hal ini, mayoritas responden (52,2%) juga menilai positif capaian Timnas di kompetisi-kompetisi tersebut, dengan 38,2% menilai Berkualitas dan 14% sangat Berkualitas, berbanding dengan hanya 12,6% yang menilai sebaliknya.
“Capaian Timnas secara Lazim dapat apresiasi positif, artinya publik sebagian besar memang Menyaksikan adanya peningkatan daya saing. Tapi, yang menuntut perbaikan hasil juga Lagi Eksis,” kata Iip.
Survei ini secara spesifik menangkap penilaian publik terhadap kualitas kepelatihan STY di Timnas. Hasilnya, penilaian positif juga Lagi mendominasi.
Sebanyak 59,3% responden menilai kualitas kepelatihan STY secara Lazim Berkualitas atau sangat Berkualitas. Sebaliknya, hanya 12,5% yang menilai Jelek atau sangat Jelek.
Menurut Iip, terdapat banyak Elemen yang mungkin melatarbelakangi penilaian ini, Berkualitas Elemen luar lapangan seperti Watak dan gaya kepelatihan, maupun yang tercermin dampaknya di lapangan seperti pola permainan hingga mentalitas tim Ketika bertanding.
Apa yang Lagi Kurang?
Di samping fakta bahwa Timnas menunjukkan progres yang impresif beberapa tahun terakhir, upaya perbaikan mesti Lanjut dilakukan Kepada menunjang perkembangan dan konsistensi performa. Upaya ini yang bakal diemban oleh Instruktur baru nantinya sebagai pengganti STY.
Menurut survei, beberapa aspek Penting yang perlu dibenahi dari permainan Timnas Eksis di ranah teknis seperti elemen kerja sama tim (33,1%) dan teknik atau skill individu pemain (20,9%). Selain itu, perbaikan taktikal Instruktur (17%) juga masuk di dalamnya.
Sisanya, datang dari aspek nonteknis seperti mentalitas dan motivasi pemain (15%) hingga tingkat kebugaran fisik pemain (10%).
“Ini Bisa dilihat sebagai pekerjaan rumah buat siapa pun suksesor STY ke depan,” kata Iip.
82% Setuju Langkah Naturalisasi Keturunan
Kebijakan naturalisasi pemain Kepada keperluan Timnas bukan hal baru. Sempat Terkenal di awal Dasa warsa 2010-an, langkah ini kembali digencarkan di era kepelatihan STY.
Sedikit berbeda dengan strategi sebelumnya, naturalisasi pemain kali ini lebih Pusat perhatian menyasar pemain keturunan/diaspora potensial melalui scouting tim kepelatihan. Selain itu, pemain-pemain yang diincar sebagian besar juga merupakan pemain muda, sebagai bagian dari proyek taktikal jangka panjang.
Langkah tersebut tampaknya mendapat apresiasi positif dari publik. Sebanyak 82% responden dalam survei ini menyatakan setuju dengan kebijakan naturalisasi pemain keturunan yang Ketika ini dijalankan, berbanding dengan hanya 6,2% yang tak setuju.
“Dari mayoritas yang setuju, 45% di antaranya Menyantap pemain-pemain naturalisasi Bisa berkontribusi positif memberi transfer knowledge dan pengalaman tinggi mereka kepada para pemain lokal,” Terang Iip.
“Sedangkan dari 6,2% yang tak setuju, Argumen terbesarnya karena kedatangan pemain naturalisasi dinilai menutup kesempatan pemain lokal Kepada membela Timnas, dipilih 35,2%,” tambahnya.
Apa Langkah Berikutnya?
Pemerintah maupun PSSI jadi pihak yang memegang peran sentral dalam meningkatkan kualitas ekosistem sepak bola nasional, yang juga bakal bermuara pada kualitas dan prestasi Timnas.
Kepada mencapai hal tersebut, langkah perbaikan sistem kompetisi domestik (25%) dan penguatan pembinaan akademi usia muda atau grass root (23%) jadi hal Penting yang dipandang responden perlu dilakukan para stakeholders.
Pandangan ini tampaknya terinspirasi oleh kesuksesan negara-negara seperti Jepang dan Belanda, yang berhasil memajukan sepak bola mereka dengan menjadikan kedua aspek tersebut sebagai fondasi Penting.
“Jadi memang walaupun mayoritas setuju kebijakan naturalisasi, publik Menyantap perbaikan ekosistem pembinaan dalam negeri tetap perlu dikedepankan,” terang Iip.
Tentang Survei
Survei ini dilaksanakan secara daring pada 17-26 Desember 2024, melibatkan 1.000 responden dari panel responden premium Mensdaily yang tersegmentasi di seluruh Indonesia.
Data hasil survei kemudian diperkuat dengan metode kualitatif Focus Group Discussion (FGD) kepada perwakilan sampel.
Mayoritas responden merupakan Pria sebanyak 78,2%, Lampau Perempuan 21,6%. Berdasarkan usia, sebagian besar responden berusia 18-24 tahun (42,1%) dan 25-35 tahun (40,7%), Lampau sisanya berusia 36 tahun ke atas (17,2%).
Mayoritas responden berada di Pulau Jawa sebanyak 70,1%. Sisanya berada di luar Pulau Jawa 29,9%, dengan rincian sesuai urutan terbanyak yakni Sumatra (13,5%), Bali/Nusra (6,9%), Sulawesi (4,3%), Kalimantan (4%), dan Maluku/Papua (1,2%).
Secara Lazim, survei ini memberikan gambaran persepsi publik terkini terhadap sepak terjang Timnas Indonesia dan kepemimpinan Shin Tae-yong.
Unduh Hasil Survei “Preferensi dan Opini Timnas Indonesia Era Shin Tae-yong”.