Sinar Mas Group, melalui anak perusahaannya PT Dian Swastatika Sentosa (DSS), telah menginvestasikan dana sebesar 32,8 miliar rupiah (US$2,2 juta) di platform streaming Indonesia Vidio.
Pendanaan ini bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan Vidio, meningkatkan konten lokal, mempercepat pengembangan teknologi, dan meningkatkan strategi monetisasi.
Investasi tersebut merupakan bagian dari penawaran umum terbatas (rights issue) yang dilakukan oleh PT Vidio Dot Com, anak perusahaan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), yang berada di bawah PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK).
Strategi konten lokal mendorong dominasi Vidio di lanskap streaming kompetitif Indonesia
Keberhasilan Vidio menjadi platform streaming terkemuka di Indonesia menunjukkan bagaimana konten lokal menjadi keunggulan kompetitif yang penting melawan raksasa global.
Platform ini menarik sekitar 60 juta pemirsa setiap bulannya dengan berfokus pada program lokal dan konten olahraga premium yang sesuai dengan pemirsa Indonesia.
Strategi ini sejalan dengan riset pasar yang lebih luas yang menunjukkan pemirsa Indonesia sangat menyukai narasi lokal, dengan tayangan yang diproduksi secara lokal secara konsisten menghasilkan peringkat yang lebih tinggi daripada konten asing.
Pemimpin industri seperti David Fernando Audy, CEO penyiaran TV gratis terbesar di Indonesia, telah menekankan bahwa kemampuan konten lokal memberi perusahaan Indonesia keunggulan signifikan meskipun pesaing asing memiliki keunggulan teknologi.
Komitmen Vidio untuk memproduksi 100 judul serial orisinal pada tahun 2025 mencerminkan pemahaman mendalam tentang dinamika pasar ini, yang memungkinkan mereka untuk mengungguli layanan streaming internasional di pasar dalam negeri.
Tantangan monetisasi tetap ada meski pasar Indonesia yang sensitif terhadap harga terus mengalami pertumbuhan
Investasi sebesar Rp32,8 miliar oleh Sinar Mas Group ini menjawab salah satu tantangan mendasar yang dihadapi platform OTT Asia: meraih keuntungan di pasar yang terbiasa dengan konten gratis.
Data menunjukkan hanya 31,5% pengguna streaming Indonesia yang berlangganan layanan berbayar, jauh lebih rendah dari rata-rata global dan menyoroti preferensi kawasan ini terhadap model yang didukung iklan.
Perilaku konsumen ini mencerminkan tren yang lebih luas di pasar Asia-Pasifik, di mana konten OTT menarik sekitar 33% pemirsa TV namun hanya menyumbang kurang dari 3% pendapatan iklan TV.
Sensitivitas harga masih sangat tinggi, sehingga konsumen dengan cepat beralih ke alternatif—termasuk pembajakan—jika konten dianggap terlalu mahal atau iklan terlalu sering ditayangkan.
Pendekatan freemium Vidio, yang menawarkan konten yang didukung iklan gratis dan langganan premium yang terjangkau, tampaknya dirancang secara strategis untuk mengatasi tantangan monetisasi ini sambil membangun pangsa pasar.
Kemitraan strategis membentuk kembali ekosistem hiburan digital Indonesia
Investasi dari Sinar Mas Group ini merupakan contoh bagaimana kemitraan lintas industri menjadi penting dalam lanskap hiburan digital untuk menciptakan ekosistem yang terintegrasi.
Sejak tahun 2022, kolaborasi antara Sinar Mas dan ekosistem digital EMTK telah memungkinkan integrasi layanan Vidio dengan internet fiber MyRepublic dan layanan data seluler XLSMART, mengatasi hambatan konektivitas yang sering kali membatasi adopsi layanan streaming.
Kemitraan strategis serupa telah terbukti efektif untuk platform lain di Indonesia, seperti kolaborasi Catchplay dengan Telkom Indonesia yang menghasilkan pra-instalasi pada dekoder dan memfasilitasi opsi pembayaran seluler melalui tagihan telepon.
Integrasi ini sangat berharga di Indonesia, di mana keterbatasan infrastruktur pembayaran masih ada—hanya sekitar 5-6% penduduk Indonesia yang memiliki kartu kredit, sehingga saluran pembayaran alternatif menjadi penting untuk layanan berlangganan.
Pola konglomerat yang berinvestasi dalam platform konten digital mencerminkan pengakuan yang lebih luas bahwa integrasi vertikal di seluruh sistem konektivitas, konten, dan pembayaran menciptakan keunggulan kompetitif yang signifikan di pasar digital yang sedang berkembang.