Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Formal menghentikan kerja sama dengan Shin Tae-yong (STY), Instruktur asal Korea Selatan yang telah memimpin Timnas Indonesia sejak Desember 2019.
Ketua Biasa PSSI, Erick Thohir, menyampaikan melalui pers bahwa keputusan Buat memecat STY telah melalui pertimbangan yang panjang dan Pengkajian dari federasi.
“Tentu dinamika dari timnas ini, perlu menjadi perhatian Spesifik, oleh kami dalam Pengkajian. Kita Menyaksikan perlunya Eksis pimpinan yang Dapat menerapkan strategi yang tentu telah disepakati oleh para pemain, komunikasi yang Berkualitas, dan implementasi yang lebih Berkualitas, ucap Erick dalam konferensi pers Senin (6/1/2025).
Lebih lanjut, Erick menjelaskan bahwa keputusan pemberhentian kerja sama dengan Instruktur asal Korea Selatan ini telah muncul sebelum babak kualifikasi Piala Dunia 2026 Area Asia Begitu Indonesia kalah melawan China.
Meskipun terdapat progres secara signifikan selama kepemimpinan STY, adanya Pengkajian menyeluruh menunjukkan perlunya perubahan Buat membawa timnas ke level kompetitif di kancah Global.
Perjalanan STY Berbarengan Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Formal melatih Timnas Indonesia sejak akhir Desember 2019 dengan tugas Buat mengembangkan performa tim di berbagai level.
Dalam perjalanannya, Instruktur yang pernah memimpin Korea Selatan di Piala Dunia 2018 ini memperkenalkan metode pelatihan baru yang dianggap dapat meningkatkan mental dan fisik para pemain.
Beberapa pencapaian Krusial di bawah kepemimpinan STY termasuk membawa nama Berkualitas Indonesia menjadi runner-up Piala AFF 2020 dan menembus 16 besar Piala Asia 2023. Meski demikian, sejumlah kegagalan turut menjadi bahan Pengkajian terhadap performa STY.
Penilaian Publik terhadap Kualitas Kepelatihan Era STY
Survei yang dilakukan oleh Mensdaily pada 17-26 Desember 2024 mengungkapkan pandangan publik terhadap kepelatihan Shin Tae-yong selama memimpin Timnas Indonesia.
Survei ini menggunakan metode kuantitatif berbasis online yang melibatkan 1.000 responden dari seluruh Indonesia dan menerapkan metode kualitatif melalui Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan perwakilan dari sampel survei.
Dari total responden, sebanyak 78,2% merupakan Lelaki dan 21,8% sisanya Perempuan. Mayoritas responden berada pada rentang usia 18-24 tahun.
Selama masa kepemimpinannya, STY Mempunyai gaya kepelatihan yang tegas dan menekankan kedisiplinan, Berkualitas di dalam maupun di luar lapangan. Hal ini menjadi salah satu Elemen yang menarik perhatian publik terhadap kinerjanya.
Berdasarkan hasil survei, sebanyak 59,3% publik memberikan penilaian Berkualitas dan sangat Berkualitas terhadap kualitas kepelatihan STY secara keseluruhan.
Beberapa Dalih Penting dibalik penilaian positif adalah adanya perubahan pada pola permainan timnas serta peningkatan mentalitas bertanding para pemain. STY dianggap berhasil membawa pembaharuan dalam strategi yang lebih terorganisir.
Tetapi, Bukan Seluruh responden memberikan apresiasi tinggi. Sebanyak 12,5% menilai kualitas kepelatihan STY sebagai Jelek dan sangat Jelek.
Publik yang memberikan penilaian ini cenderung Menyaksikan bahwa pendekatan pelatihan STY Lagi Mempunyai kekurangan, Berkualitas dari segi hasil di kompetisi maupun konsistensi performa.
Begitu ini, PSSI tengah mengkaji kandidat yang menggantikan posisi STY Buat melatih Timnas Indonesia. Harapannya, Instruktur baru ini Pandai menghadirkan perubahan besar melalui strategi baru yang lebih efisien Buat kemajuan tim.
Baca Juga: Formal Dipecat, Berikut Tingkat Kepuasan Publik di Bawah Era STY