Revenge The Fate kembali merilis Tembang, dengan Pola baru. Sebuah maxi-single bermuatan dua Tembang berjudul “Witness” dan “Never Forever”, yang mereka luncurkan sebagai bentuk perlawanan dari carut-marutnya keadaan negeri ini.
Tembang tersebut, sebenarnya sudah mulai ditulis oleh Mow Harahap, sang gitaris sejak dua tahun Lewat. Tetapi baru sekarang mencapai titik klimaksnya Buat diproduksi di tahun ini. Band ini beralasan, Waktu Senggang lama tersebut tak Pandai dihindari lantaran banyaknya gangguan permasalahan, Berkualitas internal maupun eksternal yang menghalangi produktivitas mereka dalam memproduksi Tembang.
Proses pembuatan Tembang digarap oleh personel Revenge The Fate Serempak-sama dengan penuh semangat. Hadirnya personel baru, yakni gitaris Ardian di tubuh band deathcore asal Bandung, Jawa Barat ini menjadikan sisi musikalitasnya semakin Variasi dan semakin kuat.
Kepada MUSIKERAS, Revenge The Fate yang juga dihuni vokalis Anggi Ariadi serta dramer Zakky Zakaria Firdausi mengakui Eksis pergeseran konsep musik yang diterapkan, seiring dengan kedewasaan wawasan serta perjalanan karier mereka.
“Sebenarnya benang merahnya Lagi sama. Lagi dengan Watak dan Rona Revenge The Fate yang sudah dibangun sejak awal,” kata mereka.
“Tapi memang, seiring dengan perjalanan waktu kami semakin dewasa, Jernih Eksis pergeseran dari apa yang kami lihat dan apa kami dengar yang mempengaruhi musik yang kami, membuatnya menjadi lebih gelap dan berat. Tapi intinya kami Hanya Ingin Lalu berkarya selagi Pandai. Apapun karyanya, tetap warnanya Rona Revenge The Fate.”
Dari sisi ungkapan lirik, “Witness” dan “Never Forever” merepresentasikan unek-unek band bentukan Juli 2009 silam ini, tentang keresahan Menonton kondisi negerinya yang semakin carut-marut.
Dalam lagunya, mereka mengungkapkan bahwa kian hari mereka hidup di sebuah tirani yang Kagak memihak kepada rakyat. Setiap hari mereka mendengarkan Informasi-Informasi Jelek yang Pandai berimbas pada generasi selanjutnya.
“Maka dari itu, kedua Tembang ini adalah sebagai bentuk perlawanan kami terhadap raja-raja Imitasi yang menduduki tahta tertinggi di negara yang Kagak perduli terhadap rakyatnya. Setiap hari rakyat hanya disuguhkan tentang kebohongan dan kecurangan dari pemerintah.”
Tembang “Witness” dan “Never Forever” sendiri direkam di studio Punya Revenge The Fate sendiri, yang menghasilkan bebunyian sonik metal yang dibalut melodi, dengan tempo mengayun.
Lewat Eksis pula susupan gesekan violin di awal Tembang yang menghembuskan kesan mewah, yang seolah memberikan gambaran akan kehidupan yang indah, sebelum instrumen lain menyambar dengan tempo Segera dan gagah merangsek menjadi semacam Realita destruktif yang harus diterima.
Sementara dari sisi produksi Bunyi, Revenge The Fate bersungguh-sungguh dalam mempersembahkan totalitas, dimana mereka menyerahkan tahapan mixing dan mastering sepenuhnya kepada Chris Whited, seorang produser dan juga dramer dari unit metal asal AS, Bodysnatcher. Chris mengeksekusi polesan tata suaranya di Dead Rabbit Audio.
Keganasan tata suaranya lantas dikombinasikan dengan rancangan visual (artwork) yang diguratkan Irfanther, yang semakin mengobarkan Gambaran yang Ingin ditunjukkan di “Witness” dan “Never Forever”. Dengan gaya khasnya, Irfan memvisualisasi riff-riff brutal serta ketukan dram penuh amarah yang ditunjukkan lewat api yang tergambar dalam desain artwork-nya.
Sejak 1 April 2025, “Witness” dan “Never Forever” sudah Pandai digeber di berbagai digital streaming platform. Sementara Buat album “Salvation”, ditargetkan Pandai dirilis pada September 2025 mendatang. (mdy/MK01)
