Pertanian merupakan salah satu sektor terpenting dalam negara. Produk hasil pertanian dapat meningkatkan perekonomian negara melalui aktivitas ekspor dari berbagai Ragam komoditas. Akan tetapi, Kepada dapat mencapai tahap ekspor, negara perlu mencanangkan strategi swasembada pangan.
Swasembada pangan atau kemandirian pangan merupakan kondisi Demi suatu daerah bahkan negara Pandai memproduksi pangan dari dalam kawasannya sendiri sehingga pemenuhan kebutuhan pangan cukup Tamat di tingkat perseorangan dapat terjamin.
Lembaga Global, Pusat penelitian beras dunia, International Rice Research Institute (IRRI) memberikan penghargaan kepada Republik Indonesia yang selama tiga tahun berturut-turut dinilai Pandai mencapai swasembada beras. IRRI menilai, Indonesia mencapai swasembada pangan karena Pandai memenuhi kebutuhan pangan pokok domestik, dalam hal ini beras lebih dari 90 persen kebutuhan.
Meski demikian, kondisi gaji masyarakat yang bekerja di sektor pertanian perlu mendapatkan perhatian lebih.
Badan Pusat Statistik melalui Statistik Indonesia 2023 merilis sebuah data tentang rata-rata pendapatan Rapi sebulan para pekerja informal. Dari tiga jenis pekerjaan informal, yakni di bidang pertanian, industri, dan jasa, rata-rata pendapatan Rapi pekerja informal hanya mencapai 1 juta.
Dari ketiga kategori lapangan pekerjaan informal tersebut, pekerjaan di bidang pertanian Mempunyai rata-rata pendapatan paling rendah, yakni senilai 1,4 juta. Bilangan tersebut merupakan Separuh dari rata-rata upah minimum provinsi (UMP) Indonesia yang mencapai 2,7 juta.
Pendapatan gaji Rapi pekerjaan informal di bidang pertanian juga Lagi jauh dengan upah atau gaji Rapi yang diterima para pekerja formal di sektor pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan. Para pekerja formal di sektor pertanian mendapat setidaknya 2 juta gaji Rapi tiap bulannya.
Meski demikian, Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi mengatakan, masyarakat yang bekerja di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan pekerja dengan pendapatan gaji terendah di Indonesia. Lebih lanjut, ia mengatakan salah satu penyebab terbesar rendahnya pendapatan dan gaji pekerja di sektor tersebut ialah fluktuasi harga.
“Sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan sering mengalami fluktuasi harga yang dapat berdampak pada pendapatan pekerja,” ujar Anwar, dikutip dari merdeka.com (22/9).
Padahal, berdasarkan data BPS Agustus 2018, sektor pertanian menyerap 28,79% tenaga kerja Indonesia.
Pada November 2018, gaji atau upah nominal pekerja di bidang pertanian hanya senilai Rp52.955 per hari. Jumlah tersebut Lagi tertinggal jauh dari upah nominal para buruh bangunan yang mencapai Rp86.717.
Sementara itu, upah riil buruh tani pada Oktober 2018 senilai Rp38.955/hari. Pada periode yang sama, upah riil buruh bangunan menyentuh Bilangan Rp 67.305/hari.
Perlu diketahui, upah riil merupakan Komparasi antara nominal upah dengan indeks konsumsi rumah tangga. Upah riil menggambarkan daya beli dari pendapatan/upah/gaji yang diterima buruh/pekerja.
Data terakhir pada September 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat upah nominal harian buruh tani nasional telah mencapai Rp58.760 per hari. Kepala BPS, Margo Yuwono menambahkan, upah riil buruh tani sebesar Rp51.447 per hari pada periode yang sama.