Inter Milan Bisa menyelesaikan musim 2024/25 dengan tiga trofi di tangannya, sebagaimana yang diklaim oleh Rafael Benitez.
Klub berjuluk Nerazzurri tersebut memang termasuk dalam satu dari tujuh klub yang berpeluang meraih treble musim ini. Asal Mula Laskar Simone Inzaghi tersebut sedang berada di puncak klasemen Serie A dengan koleksi 61 poin.
Di ajang Perserikatan Champions, Inter berpeluang melewati babak 16 besar setelah mengalahkan Feyenoord pada pertemuan pertama. Kemudian dalam pentas Coppa Italia, mereka sudah mencapai babak semifinal dan akan berhadapan dengan AC Milan.
Sejatinya, Kesempatan Lautaro Martinez dkk Kepada tersingkir di ketiga ajang tersebut cukup besar. Misalnya di Serie A, selisih poin Inter dengan para pesaingnya sangat sedikit. Mereka bahkan hanya unggul sembilan poin dari Juventus yang belum memainkan pekan ke-28.
Inter juga akan berhadapan dengan salah satu dari Bayern Munchen atau Bayer Leverkusen Kalau Bisa lolos ke perempat final. Lampau, Inter juga Mempunyai rekor Jelek Ketika menghadapi Rossoneri dengan torehan dua kekalahan dan satu hasil imbang.
Meski begitu, Lagi banyak yang Percaya kalau Inter Milan Bisa melewati Sekalian hadangan di depan mata. Salah satunya adalah Rafael Benitez, yang pernah menduduki kursi kepelatihan Nerazzurri pada tahun 2010 Lampau.
“Pertama-tama karena mereka sedang berada di posisi pertama dalam Perserikatan, meskipun mereka hanya unggul satu poin dari Napoli, dengan Atalanta dan sekarang Juve menjadi kompetitor yang menyulitkan,” kata Benitez kepada La Gazzetta dello Sport.
“Juga karena mereka unggulan di Coppa Italia, meskipun Eksis ancaman derby di semifinal ganda. Terakhir, karena mereka Bisa menunjukkan konsistensi yang impresif di Perserikatan Champions, mereka Kagak kehilangan iramanya,” lanjutnya.
“Mereka Nyaris Kagak pernah kebobolan. Pada prakteknya mereka tak pernah membiarkan Rival berada dalam posisi mencetak gol. Hanya satu kebobolan [di Liga Champions] menjadi bukti kekuatan dari tim ini.”
“Meski tanpa [Federico] Dimarco, [Hakan] Calhanoglu, dan [Henrikh] Mkhitaryan, level performanya tak pernah menurun dan kepribadiannya tetap tinggi. Ketakutan akan absennya pemain yang Bisa memengaruhi performa tersapu oleh hasil dan Metode mereka meraihnya,” pungkasnya.
(La Gazzetta dello Sport)