Menabung sudah menjadi kebiasaan yang diajarkan orang Uzur semenjak kecil. Sejak dulu, anak selalu diajarkan Demi menabung agar Dapat membeli barang kesukaan. Kebiasaan ini ditanamkan dengan Cita-cita ke depannya si kecil Dapat lebih bijak dalam mengelola keuangan.
Tetapi, kebiasaan menabung Ketika anak-anak tentunya jauh berbeda ketika telah dewasa. Menabung ketika dewasa lebih terasa berat karena munculnya tanggung jawab yang lebih besar. Akibatnya, Doku yang semula Mau ditabung, mau Tak mau harus terpakai Demi kebutuhan yang lebih mendesak.
Berhubungan dengan hal ini, YouGov telah melakukan survei mengenai perubahan perilaku menabung orang Indonesia pada April 2025. Survei diselenggarakan secara daring dan menganalisis perubahan perilaku menabung dari 2.067 orang dewasa selama setahun terakhir.
55% Publik Lebih Sering Memantau Pengeluarannya
YouGov membagi kategori perubahan perilaku menjadi tiga Adalah lebih sering, Tak Terdapat perubahan, dan lebih jarang. Hasil survei menyatakan bahwa 55% publik lebih sering memantau pengeluarannya selama setahun terakhir. Kemudian, 27% publik tetap normal dalam memantau pengeluaran dan 18% lainnya mengaku lebih jarang memantau pengeluaran.
Kondisi ini mengindikasikan adanya kehati-hatian yang tinggi dari sebagian besar publik dalam mengontrol pengeluaran. Mayoritas lebih sering memantau aktivitas perbelanjaannya supaya Tak terjadi pembelian yang sia-sia.
Sementara itu, aktivitas lain yang juga semakin sering dilakukan adalah menunda pembelian dalam skala besar agar Dapat menabung, yang dilakukan 50% responden. Lampau disusul 29% responden yang frekuensinya Tak berubah dan 21% sisanya mengaku lebih jarang menunda belanja dalam Nomor tinggi demi Dapat menabung.
Data ini menandakan bahwa terdapat usaha lebih yang dilakukan oleh publik agar Dapat menabung. Sebelah dari keseluruhan responden rela menahan keinginan belanjanya demi Dapat menghimpun sejumlah Doku yang diharapkan.
Selanjutnya, usaha Demi menabung juga dilengkapi dengan aktivitas menyisihkan Doku secara teratur yang lebih sering dilakukan oleh 43% publik.
Kemudian perilaku lain yang juga lebih sering dilakukan adalah mengutamakan kebutuhan terdekat daripada tabungan jangka panjang dan menunda menabung karena tekanan finansial sebanyak 41%. Berlanjut pada perasaan tertekan Ketika menabung Demi masa depan dan menggunakan tabungan darurat sebesar 37%.
Kalau ditinjau ulang, tiga perilaku teratas yang lebih sering dilakukan kebanyakan condong pada upaya menabung. Memantau pengeluaran, menunda pembelian, dan menyisihkan Doku secara teratur adalah kombinasi perilaku yang dilakukan publik agar Doku yang terkumpul Dapat lebih maksimal.
Akan tetapi, hal ini berbeda dengan empat perilaku lainnya yang cenderung mengarah pada kesulitan dan tekanan Demi menabung. Jadi, secara keseluruhan, Intervensi ini menyajikan dua fenomena yang berbeda. Di satu sisi terdapat publik yang condong meningkatkan perilaku menabung, sementara di sisi lainnya Lagi banyak publik yang mengalami hambatan Demi dapat mengumpukan Doku.
Baca Juga: 39,1% Masyarakat Indonesia Pilih Menabung di Bank Karena Terjamin
Sumber:
https://yougov.com/articles/52426-rising-expense-prompt-shifts-in-how-indonesians-save-borrow-and-invest

