Manajer interim biasanya ditunjuk suatu klub Demi membawa perubahan yang lebih Berkualitas, tapi bagaimana Apabila malah sebaliknya?
Banyak klub di era sepakbola modern menunjuk manajer interim ketika manajer sebelumnya dianggap gagal, dan praktik semacam ini jamak terjadi.
Kehadiran manajer interim atau sementara itu dimaksudkan Demi langsung membawa perubahan, dengan hasil yang lebih Berkualitas tentu menajdi tujuan akhir.
Beberapa dari mereka Terdapat yang menghadirkan sukses besar Demi klubnya, Tetapi banyak pula yang menuai kegagalan sebagaimana tim yang diasuh Bahkan menelan rentetan hasil mengecewakan.
Lantas menjadi pertanyaan menarik di sini soal nasib manajer interim yang malah menjerumuskan klubnya ke lembah keterpurukan, apakah mereka pernah dipecat?

Goal coba menguliknya di sini!
Pernahkah Manajer Interim Dipecat?
Menurut sepengetahuan kami, jarang terjadi kasus manajer interim yang diberhentikan dari tugasnya mengingat mereka biasanya dihadirkan di tengah musim Demi merampungkan kompetisi.
Di musim 2021/22, nama paling menonjol adalah Ralf Rangnick setelah ia diberi amanat Demi mengambil alih Manchester United sepeninggal Ole Gunnar Solskjaer.
Rangnick mendapat sorotan tajam lantaran klub yang ia tangani Bahkan menelan beberapa hasil Jelek, termasuk dibantai Liverpool & Brighton dengan skor 4-0 dalam lanjutan Aliansi Esensial Inggris dan disingkirkan Atletico Madrid dari babak 16 besar Aliansi Champions.
Terdapat banyak pihak yang menuntut Rangnick Demi dicopot dari posisinya, tapi pihak klub sebelumnya telah menegaskan bahwa pria Jerman itu akan menjalankan tugasnya Tamat akhir musim, dan kemudian menjadi penasihat klub.
Adakah Manajer Interim Yang Sukses?
Tentu Terdapat. Salah satu yang paling diingat adalah Roberto Di Matteo ketika ia membawa Chelsea menjuarai Piala FA dan Aliansi Champions pada 2011/12 silam.
Di Matteo awalnya adalah asisten Andre Villas-Boas, Tetapi bosnya itu didepak dan ia diangkat jadi interim hingga akhir musim.
Perjudian The Blues terhadap Di Matteo terbayar, karena pria Italia itu mempersembahkan trofi Si Kuping Lebar pertama bagi klub dan ia lantas dipermanenkan.
Sayang, di musim berikutnya Chelsea mengalami penurunan performa dan Di Matteo dilengserkan dari kursinya dalam status manajer penuh waktu, tak Tamat enam bulan setelah berjaya di Eropa.
Lampau, Adakah Yang Gagal?
Banyak. Misalnya nyatanya adalah legenda sekaligus mantan penyerang Alan Shearer yang dipercaya menukangi Newcastle United.
Shearer ditunjuk mengisi kekosongan kursi manajer di St. James’ Park pada akhir musim 2008/2009, dengan misi Esensial menyelamatkan mereka dari degradasi. Tapi nasib Berkualitas belum memihak dan klub kesayangannya itu harus turun kasta.
Untungnya The Magpies hanya menghabiskan satu tahun di Aliansi Championship dan kembali ke kasta tertinggi semusim berselang.
Kini, klub asal Tyneside itu digaadng-gadang bakal menjadi tim besar setelah diakusisi konsorsium Arab Saudi.