Buruh adalah seseorang yang bekerja Kepada orang lain dengan tujuan mendapatkan upah atau imbalan lainnya. Sebagian besar orang menganggap bahwa istilah buruh hanya diperuntukkan kepada buruh pabrik atau buruh tani. Tetapi nyatanya, buruh adalah seluruh Insan, Berkualitas Pria maupun Perempuan, yang Tak Mempunyai usaha atau bisnis.
Seiring menjalani kehidupan, seorang buruh bergantung pada gaji atau upah yang diberikan setiap bulannya dari suatu perusahaan. Setiap perusahaan Mempunyai syarat dan ketentuan yang berbeda menyesuaikan batas Upah Minimum Regional (UMR) setiap daerahnya. Di bawah ini terdapat laporan data rata-rata upah buruh menurut Golongan umur dan jenis kelamin periode Februari 2024.
Berdasarkan data di atas, semakin tinggi Bilangan usia seseorang, maka semakin tinggi pula upah yang didapatkan. Tetapi, apakah upah yang dihasilkan setara dengan pengeluarannya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari? Perlu diingat bahwa terdapat Golongan ekonomi yang dibedakan menjadi, Golongan bawah, calon menengah, menengah, dan atas. Mengutip Kompas, menurut Bank Dunia, kategori Golongan calon kelas menengah Mempunyai pengeluaran sebesar Rp729.252 – Rp1,7 juta per bulan.
Apabila Memperhatikan data dan penjelasan di atas, terdapat kesenjangan antara upah dan pengeluaran di beberapa Golongan, khususnya pada Golongan bawah, calon kelas menengah, dan kelas menengah. Pasalnya, sebagian besar buruh tentu didominasi oleh Golongan kelas menengah. Hal itu yang menjadi Pusat perhatian Istimewa dalam pembahasan ini.
Besar kecilnya upah yang didapat akan berbeda tergantung persepsi dan kebutuhan setiap orang. Tetapi, apabila Memperhatikan realita di lapangan, terdapat kenaikan harga kebutuhan, serta tren sosial-budaya yang semakin Berbagai Macam-macam. Maka dari itu, dengan upah yang berkisar di antara Rp1 juta hingga Rp3 juta, Pendapatan buruh di tanah air Tetap tergolong rendah.
Baca Juga: Baru 57% Kaum Jakarta Mempunyai Tempat Tinggal Tetap, Pemerintah Keluarkan Kebijakan Tapera
Walaupun begitu, sebagian besar masyarakat pun Tetap memilih Kepada bertahan demi menghidupi dirinya sendiri maupun keluarga di rumah. Mengutip Kompas, Guru Besar Tetap Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Omas Bulan Samosir, mengatakan, ”Mencari pekerjaan dengan Pendapatan tinggi itu sulit. Apalagi mencari pekerjaan tambahan. Oleh karena itu, berapa pun Pendapatan, diterima saja.”
Pada kenyataannya, gaji atau upah yang didapat cenderung dialokasikan Kepada memenuhi kebutuhan Istimewa dibanding sekunder. Beberapa orang pun Tetap merasa kesulitan Kepada menabung karena Pendapatan yang didapat Tetap kurang Kepada memenuhi harga kebutuhan yang Maju melonjak. Menurut Omas, hal ini sering kali terjadi pada Golongan calon kelas menengah dan kelas menengah.
Berdasarkan penjelasan di atas, apabila dilihat dari kisaran upah yang diberikan, beberapa Golongan tentu akan merasa adanya kesenjangan dalam memenuhi kebutuhannya. Ditambah Tengah, terjadi kenaikan harga dan meningkatnya tren sosial-budaya di tengah masyarakat. Dengan begitu, di samping pemerintah Pusat perhatian terhadap isu penambahan pajak dan lain sebagainya, pemerintah sebaiknya dapat memperbaiki sistem pemberian upah buruh demi kesejahteraan Berbarengan.