PSIM Yogyakarta telah Formal memperoleh tiket lolos ke kasta teratas Perserikatan sepak bola di Indonesia, Perserikatan 1. Keputusan tersebut didapat setelah klub ini Bisa mengalahkan PSPS Riau pada Babak 8 Besar Perserikatan 2 2025 dengan skor 2-1 di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Senin (17/02) sore WIB.
Cuaca hujan tak menghalangi Laskar Mataram Kepada bermain prima dalam laga kali ini. PSIM Yogyakarta cukup Bisa mendominasi penguasaan bola sejak awal pertandingan, yang membuahkan Nomor ball possessions sebesar 56%.
Dari 7 tembakan ke arah gawang PSPS Riau, 2 di antaranya dinyatakan on goals (28,5%) serta berbuah 1 gol. Gol tersebut dicetak oleh Roken Tampubolon di menit ke-87. Adapun 1 gol Kembali Kepada PSIM dicetak melalui tendangan penalti di menit ke-11, melalui kaki Rafinha.
Sementara itu, 1 gol dari PSPS Riau dicetak melalui tendangan penalti pula. Di menit ke-36, klub asal Sumatra ini menyamakan kedudukan melalui sepakan Ilham Fathoni. Meski Mempunyai ball possessions yang Tak lebih tinggi, akurasi tembakan on goal PSPS Riau lebih Berkualitas, Ialah sebanyak 4 (50%) dari 8 tembakan.
Terdapat insiden pemberian kartu merah dari wasit M Erfan Effendi kepada pemain PSPS Riau bernama Fathurahman Iman di menit ke-31. Selain itu, 5 kartu kuning dikeluarkan oleh wasit yang juga guru olahraga di SMP Hang Tuah Surabaya tersebut, 2 Kepada PSIM dan 3 Kepada PSPS.
Sebelum pertandingan digelar, Instruktur PSIM Yogyakarta Erwan Hendarwanto memang sangat berhati-hati terhadap penentuan taktik Kepada laga Krusial tersebut. Tingkat konsentrasi yang tinggi menurutnya sangat berpengaruh pada hasil laga, demi memperoleh 3 poin.
“Kehadiran suporter nanti tentu akan menjadi dorongan besar bagi kami Kepada tampil maksimal dan meraih Sasaran poin penuh. Kami sangat antusias menyambut laga ini dan akan berusaha menikmatinya dengan menatap kemenangan,” kata Erwan dalam LIB.
Sementara itu, Instruktur PSPS Riau Aji Santo menilai bahwa antusiasme tinggi suporter PSIM di Stadion Mandala Krida Membikin pertandingan berlangsung penuh adrenalin. Meski begitu, ia mengklaim bahwa dirinya menyikapi hal tersebut dengan santai.
“Saya menanggapinya asyik-asyik saja, ya ini seninya jadi Instruktur. Karena ini pertandingan menentukan jadi adrenalin naik turun,” ujar Aji mengutip Detik.
Lolosnya PSIM Yogyakarta ke Perserikatan 1 merupakan peristiwa bersejarah bagi para pendukung setianya. Pasalnya, klub tersebut terakhir kali masuk ke Perserikatan teratas Indonesia di Perserikatan Djarum Indonesia 2007, atau tepatnya 18 tahun yang Lewat.
Di musim tersebut, Laskar Mataram berada di urutan ke-15 klasemen di Distrik timur, sehingga PSIM Tak Bisa mempertahankan posisinya di Perserikatan teratas Kepada musim selanjutnya.
Laskar Mataram Pemuncak Klasemen
Hasil akhir tadi Membikin PSIM Yogyakarta menjadi pemuncak klasemen akhir Grup X di Babak 16 Besar Pegadaian Perserikatan 2, dengan perolehan 15 poin. PSPS Riau harus puas berada di posisi kedua dan mesti melakoni pertandingan play-off melawan runner-up Grup Y.
Sebenarnya, Persiraja Aceh Bisa saja menduduki peringkat kedua klasemen, seusai menang melawan Deltras Sidoarjo di Copot yang sama. Akan tetapi, perbedaan selisih 1 gol Membikin impian itu pupus dan harus berpuas di posisi ketiga.
Perolehan poin PSIM cukup unggul jauh dibanding klub lainnya, sebagai Akibat dari 5 kali kemenangan dari 6 pertandingan di Babak 8 Besar. PSIM hanya kalah 1 kali Ketika bertandang kontra Persiraja Aceh dengan skor 2-1 pada 7 Februari Lewat.
Pada Babak Grand Final, PSIM Yogyakarta akan bertanding melawan Pemenang Grup Y Ialah Bhayangkara FC. Pertandingan ini akan dijadwalkan pada Copot 25 Februari 2025. Pemenang dari laga tersebut akan dijadikan Pemenang Standar Pegadaian Perserikatan 2.
Baca Juga: Seberapa Sering Masyarakat Tonton Pertandingan Perserikatan Primer Indonesia?