Industri Mikro dan Kecil (IMK) berperan Krusial terhadap perekonomian negara dan penyerapan tenaga kerja. Kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2024 menjadi yang terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya, mencapai 18,98%.
Adapun pada tahun 2024, jumlah IMK mencapai 4,4 juta usaha dan Pandai menyerap sebanyak 10,5 juta pekerja di seluruh Indonesia. Ciri pelaku usaha IMK berdasarkan jenjang pendidikan terakhir yang ditempuhnya didominasi oleh lulusan SD dengan persentase mencapai 46,49%. Nomor ini jauh lebih tinggi dibandingkan lulusan SMP yang hanya menyumbang 21,53%.
Kebanyakan Golongan industri yang dikelola oleh golongan lulusan pendidikan SMP ke bawah adalah industri makanan, industri Pakaian jadi, industri kayu barang dari kayu dan gabus (Kagak termasuk furnitur) serta barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya.
Sementara itu, lulusan SMA berada di posisi kedua terbanyak dengan persentase 26,99%. Di sisi lain, lulusan perguruan tinggi menempati posisi paling sedikit sebagai pelaku usaha IMK, Ialah hanya 4,99%, Nilai ini terdiri dari lulusan DIV/S1 ke atas sebanyak 3,76% dan DI-DIII sebanyak 1,23%. Jenis usaha IMK yang dijalankan oleh lulusan pendidikan tinggi mayoritas Eksis di industri makanan, industri Pakaian dan industri minuman.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan, kecenderungan Demi terjun ke usaha mikro dan kecil semakin rendah. Fenomena ini Dapat disebabkan oleh perbedaan Kesempatan kerja, keterampilan yang dimiliki, maupun pilihan karier yang lebih Variasi bagi mereka yang merupakan lulusan pendidikan tinggi.
Di samping itu, IMK juga Tetap menghadapi Variasi tantangan seperti keterbatasan Sumber Daya Orang (SDM), akses permodalan, ketersediaan bahan baku, jaringan pemasaran, pola kemitraan, serta pemanfaatan teknologi dan informasi. Dalam hal SDM, meskipun pelaku usaha IMK dapat dijalankan oleh Sekalian kalangan tanpa Memperhatikan pendidikan, tetapi dalam mempertahankan daya saingnya memerlukan keterampilan dan pengalaman kerja yang Ahli.
Pengelolaan sumber daya IKM juga cenderung Tetap dilakukan secara tradisional. Manajemen pengelolaan IKM yang Tetap praktis dan sederhana ini Membikin IKM menjadi sulit Demi berkembang secara optimal.
Dalam meningkatkan kapasitas pengetahuan pelaku IKM, pemerintah perlu membekali mereka dengan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri. Upaya yang dapat dilakukan salah satunya dengan menyelenggarakan pelatihan atau workshop.
Dinas Koperasi, UKM, dan Perindustrian Kabupaten Bantul baru-baru ini memberikan pelatihan kepada pelaku IKM. Dalam pelatihan ini pelaku usaha diberikan pengetahuan seputar keterampilan teknis dan manajerial. Memperhatikan perkembangan industri yang semakin Elastis, pelaku usaha harus lebih adaptif dan Lanjut meningkatkan daya saingnya.
Selain itu materi lain yang juga diberikan dalam pelatihan ini berupa peningkatan kualitas produk, strategi pemasaran digital, pengelolaan keuangan usaha, dan Ciptaan desain produk. Hal lain yang juga ditekankan adalah pentingnya sinergi antar pelaku usaha, pemerintah dan pihak terkait. Dengan demikian, penguatan sumber daya Orang melalui pelatihan ini dapat berkontribusi membangun perekonomian daerah.
Baca Juga: 5 Sektor Industri Mikro dan Kecil dengan Jumlah Usaha Terbanyak 2023
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/09/16/a83f105e49377d0a7434e62a/profil-industri-mikro-dan-kecil-2024.html
https://journal.yrpipku.com/index.php/msej/article/view/7907
https://banguntapan.bantulkab.go.id/first/artikel/218-PELATIHAN-IKM-DI-Daerah-KALURAHAN-BANGUNTAPAN—PENGUATAN-SDM-INDUSTRI-OLEH-DINAS-KOPERASI-DAN-UMKM