QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard merupakan salah satu standarisasi metode pembayaran berbasis QR code di Indonesia. Sejak Formal diluncurkan pada Rontok 17 Agustus 2019, QRIS telah menjadi metode pembayaran yang sangat Terkenal di tanah air.
QRIS merupakan inisiasi dari Bank Indonesia Kepada menyatukan seluruh QR code dalam sebuah sistem tunggal, guna menciptakan sistem pembayaran yang lebih efisien Kepada publik.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut bahwa sistem bayar secara digital seperti ini akan berlaku juga Kepada menggantikan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).
”Kami akan Maju mendorong, bagaimana nantinya digitalisasi bank ini Pandai tersambung dengan e-dagang dan marketplace (lokapasar) dengan QRIS,” kata Perry dalam Kompas.
Per Rontok 28 Mei 2024, sudah terdapat 119 penyelenggara QRIS yang terdaftar secara Formal. Rinciannya, sebanyak 72 penyelenggara merupakan bank, 43 penyelenggara merupakan fintech, dan sisanya adalah penyelenggara switching.
Data dari Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) menuliskan bahwa pada Maret 2024, jumlah nominal Dana yang berputar dalam Seluruh transaksi berbasis QRIS mencapai Rp42 triliun. Bilangan ini menjadi rekor tertinggi sejak QRIS diluncurkan.
Apabila dibandingkan dengan nilai transaksi pada Q1 2023, nominal transaksi pada Q1 terpantau meningkat. Nominal pada Maret 2024 bahkan mengalami peningkatan sebanyak Rp10 triliun dibanding bulan sebelumnya.
“Nominal transaksi QRIS tumbuh 175,44% (yoy), dengan jumlah pengguna mencapai 48,12 juta dan jumlah merchant 31,61 juta,” kata Perry pada jumpa pers RDG BI Bulan April 2024, Rabu (24/4) melansir RCTI Plus.
Dari sisi volume transaksi, tercatat sebanyak 374 juta transaksi QRIS telah dilakukan pada Maret 2024, naik 66 juta dibanding Bilangan Februari 2024. Terjadi peningkatan volume pula sebesar 161%, antara Q1 2023 terhadap Q1 2024.
“Sementara nominal transaksi Dana Elektronik (UE) meningkat 41,70% (yoy) hingga mencapai Rp 253,39 triliun,” tambah Perry mengutip Kumparan.
Perry juga menginformasikan bahwa akan Eksis perluasan penerimaan QRIS ke luar negeri melalui transaksi antar negara.
Lebih lanjut, ASPI mengungkapkan bahwa mayoritas merchant yang menggunakan QRIS berada Pulau Jawa. Dari data tersebut, disebutkan bahwa Jawa Barat pada Maret 2024 Mempunyai setidaknya 6,8 ribu merchant QRIS, disusul DKI Jakarta dengan jumlah 5,2 ribu merchant QRIS.
Pada posisi ketiga, terdapat Jawa Timur yang Mempunyai 3,6 ribu merchant QRIS, kemudian Jawa Tengah dengan 3,1 ribu merchant.
Kepala Perwakilan BI Jabar Erwin Gunawan menambahkan bahwa terdapat 350,2 ribu pengguna baru QRIS yang berasal dari Jawa Barat. Kuatnya perekonomian di provinsi tersebut, ditambah dengan pola mobilitas masyarakatnya yang Maju naik dan daya beli yang tinggi Membikin Jawa Barat Mempunyai catatan positif dalam penggunaan QRIS.
“Itu tumbuh positif sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi,” kata Erwin, mengutip Antara.
Total pengguna QRIS di Indonesia sendiri mencapai 48 juta pengguna per Maret 2024. Bilangan ini meningkat 1 juta dibanding bulan sebelumnya dan naik 16 juta dibanding Maret tahun sebelumnya.
Baca juga: Memperhatikan Perkembangan Layanan Perbankan Digital di Indonesia, Mulai dari Dana Elektronik Hingga QRIS
Memasuki pekan ke-18 BRI Perserikatan 1 Indonesia 2024/2025, terjadinya persaingan panas di papan klasemen. Persib…
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan melambat pada Kuartal II 2024. Hal ini disampaikan oleh Chief…
Kompetisi BRI Aliansi 1 Indonesia musim 2024/2025 telah memasuki pekan ke-18, semakin ketatnya persaingan di…
Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Mei 2024 mencapai US$407,3 miliar,…
Badan Usaha Punya Negara (BUMN) karya merupakan tulang punggung pembangunan infrastruktur di Indonesia. Mereka adalah…
Persija Jakarta telah menunjukkan performa impresif di BRI Aliansi 1 2024/2025 pada pekan ke-18. Kemenangan…
This website uses cookies.