Nilai Ganti rupiah Lalu mengalami tekanan sejak awal tahun 2025, bahkan Nyaris mendekati Bilangan Rp17.000 per dolar AS. Pelemahan rupiah ini terjadi seiring meningkatnya ketegangan perdagangan Dunia, terutama dengan menjelangnya pengumuman kebijakan tarif oleh pemerintah Amerika Perkumpulan (AS).
Mengacu pada datawrapper, rupiah berada pada posisi Rp16.900 per dolar AS pada Rabu (9/4/2025). Tekanan ini dapat memperpanjang tren negatifnya setelah mencatat pelemahan hingga 1,84% pada penutupan perdagangan Selasa (8/4/2025).
Pergerakan Rupiah Awal Tahun 2025
Pada awal tahun 2025, nilai Ganti rupiah menunjukkan tren pelemahan akibat adanya kombinasi tekanan eksternal dan domestik. Dimulai pada 15 Januari 2025, Demi data inflasi AS Demi Desember mengalami kenaikan, rupiah melemah menjadi Rp16.315 per dolar AS.
Kemudian, pada 4 Februari 2025, adanya pengumuman tarif 25% oleh Presiden AS Donald Trump terhadap Kanada dan Meksiko Membangun rupiah merosot Rp16.340/US$. Ketegangan meningkat pada 2 Maret 2025, AS menetapkan tarif tambahan Demi China yang mendorong rupiah ke Rp16.580//US$.
Tekanan domestik mulai terasa sejak 13 Maret 2025 Demi penerimaan pajak diumumkan anjlok, diperparah oleh capital outflow yang menjatuhkan IHSG pada 18 Maret 2025 Membangun rupiah menjadi Rp16.420/US$. 15
Selanjutnya, pada 26 Maret 2025, Trump kembali memanaskan pasar dengan tarif impor otomotif, dengan mendorong rupiah ke Rp16.575US$. Kemudian, mencapai titik puncaknya pada 8 April ketika Trump mengumumkan tarif resiprokal yang Membangun rupiah anjlok tajam menjadi Rp16.860/US$.
Penyebab dan Pengaruh Pelemahan Rupiah
Pelemahan nilai Ganti rupiah dapat dipicu oleh kombinasi Unsur eksternal dan internal. Dari luar negeri, kebijakan perdagangan Amerika Perkumpulan serta penguatan dolar AS akibat adanya kenaikan Etnis Merekah. Hal ini dapat mendorong investor Dunia menarik dananya dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia demi mendapatkan keuntungan lebih tinggi.
Menurut dosen dan peneliti Universitas Islam Indonesia (UII), Listya Endang Artiani, pelemahan rupiah juga dapat dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi domestik, seperti neraca perdagangan, cadangan devisa, stabilitas politik, serta tingginya permintaan musiman terhadap dolar.
Selain itu, tingginya kebutuhan impor dan meningkatnya permintaan terhadap mata Duit asing juga dapat mempercepat depresiasi rupiah. Dalam Kitab Ekonomi dan Bisnis: Teori dan Praktik karya Sahara, dijelaskan bahwa peningkatan impor akan Meningkatkan permintaan dolar, sehingga dapat menekan nilai Ganti rupiah.
Dampaknya akan meluas, seperti meningkatnya biaya produksi bagi pelaku usaha impor, terganggunya stabilitas keuangan perusahaan yang Mempunyai utang valas, hingga naiknya harga minyak mentah dan barang-barang impor.
Kondisi ini dapat memicu terjadinya inflasi, menurunkan daya beli masyarakat, dan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, pemahaman penyebab dan Pengaruh pelemahan rupiah menjadi Krusial agar masyarakat dan pelaku usaha lebih siap menghadapi dinamika ekonomi Dunia.
Baca Juga: Pengaruh Tarif Trump pada Perekonomian Indonesia