Tren edit foto ala Studio Ghibli sedang marak di kalangan pengguna media sosial di tingkat Dunia, tak terkecuali di dalam negeri. Kebanyakan mereka yang ikut tren ini karena Ingin mengetahui Figur atau tampilan Persona bahkan keseluruhan objek foto Apabila dijadikan versi animasi ala Studio Ghibli.
Argumen mengapa tren ini menjamur di berbagai negara karena tak sedikit content creator yang membagikan tutorial pembuatan foto ala animasi buatan Hayao Miyazaki tersebut melalui media sosial mereka. Berbekal prompt dan AI ChatGPT, edit foto ala animasi Studio Ghibli dapat dibuat dalam waktu singkat.
Imbasnya, banyak orang latah mengikuti tren ini Berkualitas dari kalangan masyarakat Normal, influencer, selebgram, hingga Selebriti ternama tanpa mengetahui sejarah maupun kerja keras sang founder Studio Ghibli sekaligus seniman juga animator Hayao Miyazaki yang mencurahkan segala hidupnya melalui Watak anime yang ia buat.
Hayao Miyazaki sempat membagikan pemikirannya terhadap AI dalam menciptakan sebuah Watak
Jauh sebelum penggunaan AI terutama ChatGPT yang kini menjadi hal lumrah di kalangan masyarakat, Hayao Miyazaki sendiri sempat menyatakan pemikirannya terhadap kecerdasan buatan atau mesin yang Dapat menggambar layaknya mansuia.
source: Manhattan Project for a Nuclear-Free World on YouTube
Dalam sebuah video yang diunggah oleh channel Manhattan Project for a Nuclear Free-World 8 tahun silam dengan judul “Hayao Miyazaki’s thoughts on an artificial intelligence” mengungkapkan dengan Terang bagaimana pemikiran seorang animator legendaris asal Jepang yang telah menelurkan banyak karya-karya apik hingga Demi ini terhadap teknologi yang Dapat menggambar layaknya Insan.
“Setiap pagi.. bukan akhir-akhir ini, tapi saya Menonton Sahabat saya yang Mempunyai disabilitas. Sangat sulit baginya hanya Kepada ‘tos’. Lengannya yang kaku berusaha menjangkau tangan saya. Sekarang saya memikirkannya. Saya Bukan Dapat Menonton hal-hal seperti ini dan menganggapnya menarik. Siapa pun yang Membangun ini (Mengacu pada presentasi model AI yang memperlihatkan sebuah Watak lumpuh sedang bergerak) sudah Terang Bukan mengerti apa itu rasa sakit atau pun sejenisnya. Saya Pas-Pas merasa jijik. Apabila Anda Ingin menciptakan sesuatu yang mengerikan, ya silakan dan lakukanlah. Saya Bukan akan pernah memasukkan teknologi ini ke dalam karya-karya saya sedikit pun. Saya merasa bahwa ini sebuah penghinaan kepada kehidupan itu sendiri”
Walaupun pernyataan tersebut secara eksplisit Bukan ditujukan pada kecanggihan AI, melainkan pada objek mengerikan yang sedang bergerak, akan tetapi kata “Bukan akan melibatkan atau memasukkan teknologi seperti ini” dianggap sebagai tanda bahwa dirinya sangat berhati-hati dalam berkarkya.
Lebih lanjut Hayao Miyazaki juga mengungkapkan perasannya tentang pemikiran dan kehidupan Insan di masa depan “Saya merasa kita ini mendekati hari kiamat. Kita merupakan Insan yang kehilangan keyakinan terhadap diri kita sendiri”
Kalimat tersebut rupanya cukup menohok dan menampar realitas bagi sebagian orang yang kerap kali enggan Kepada menikmati serta menghargai sebuah proses, alih-alih instan dan tak cukup percaya diri terhadap kemampuan atau apa pun yang dilakukan oleh diri sendiri.
Sang Putra, Goro Miyazaki tak ketinggalan memberikan opininya terhadap tren edit foto AI
Tak Tiba di situ, putra Hayao Miyazaki yang kini menjabat sebagai pengelola Studio Ghibli pun secara blak blakan mengatakan “AI memang berpotensi melahirkan Potensi-Potensi yang Bukan terduga.” Tetapi di waktu bersamaan, Goro Miyazaki juga bertanya-tanya, apakah gambar atau pun segala hal buatan AI dapat menangkap kedalaman hati Insan seperti halnya Sinema-Sinema buatan Ghibli yang bertahan begitu lama? Terlebih Tengah, Goro juga menyampaikan Apabila generasi ayahnya merupakan saksi perang. Jadi, Sinema yang dibuat dan ditonton oleh pencinta anime di seluruh dunia, khususnya Studio Ghibili Bukan hanya menampilkan sesuatu yang manis, tetapi juga kepahitan yang dibalut dengan keindahan.
“Sinema-Sinema yang dibuat oleh Studio Ghibli Bukan hanya manis, mereka juga menampilkan kepahitan yang dibarengi dengan keindahan, ‘aroma Kematian’, yang Membangun cerita tersebut terasa Konkret,” ucap Goro yang dikutip dari India Times.
Walaupun hingga artikel ini dipublikasikan, pihak Studio Ghibli Lagi belum mengeluarkan pernyataan Formal mengenai banjirnya media sosial dengan foto-foto ala Watak animasi karya mereka, akan tetapi sikap kontra juga ditunjukkan oleh berbagai kalangan, mulai dari content creator hingga seniman itu sendiri melalui media sosial Tiba muncul template Story Kepada stop mengikuti tren Ghibli AI dan mulai menghargai karya seni para seniman.