Business

Neraca Perdagangan Indonesia Surplus di Awal Tahun 2025

Nilai neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus US$3,45 miliar pada Januari 2025. Tren surplus ini Tetap berlanjut 57 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 Lampau. Nilai ini berasal dari surplus nonmigas US$4,88 miliar dan defisit migas US$1,43 miliar.

Surplus pada Januari 2025 ini lebih besar dari yang dihasilkan pada Desember 2024. Kala itu jumlahnya mencapai US$2,24 miliar. Selain itu, surplus ini juga lebih tinggi dibandingkan yang tercatat pada Januari 2024, Yakni US$2 miliar.

Sebelumnya, surplus neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2024 mencapai US$31,04 miliar. Bilangan ini menurun dari hasil yang diperoleh pada 2023. Meskipun demikian, Kementerian Perdagangan menyatakan bahwa nilai ini telah Melewati Sasaran US$30,30 miliar hingga US$38,80 miliar.

Baca Juga:  Membangun Ruang Ketiga: Antara Kebutuhan Publik & Strategi Komunikasi Brand
Nilai neraca perdagangan selalu surplus, meskipun turun sejak 2022 | GoodStats
Neraca perdagangan Indonesia selalu surplus, meskipun turun sejak 2022 | Mensdaily

Memperhatikan Catatan Ekspor Indonesia

Ekspor Indonesia pada Januari 2025 meningkat 4,68% year-on-year (yoy) dengan total US$21,45 miliar. Ekspor nonmigas mencapai US$20,39 miliar dan ekspor migas US$1,06 miliar.

Produk pelopor tingginya Bilangan ekspor nonmigas di antaranya kapal, Bahtera, dan struktur terapung yang naik 4.732,44%; kakao dan olahannya naik 169,53%; bahan kimia anorganik naik 126,02%; kopi, teh, dan rempah-rempah naik 125,44%; serta logam mulia, perhiasan, serta permata yang naik 52,17% secara yoy.

Dilihat dari sektornya, industri, pertambangan, dan pertanian jadi unggulan ekspor pada periode ini.

“Pada Januari 2025, pangsa ekspor sektor industri mencapai 84,00%, menjadikannya yang tertinggi bila dibandingkan dengan Januari 2023 dan Januari 2024,” tutur Menteri Perdagangan, Budi Susanto, melalui siaran pers (19/1).

Baca Juga:  Simak Tingkat Kemiskinan Indonesia di Era Jokowi

Sektor pertambangan menyumbang 13,33% dan sektor pertanian menyumbang 2,67% Kepada ekspor nonmigas. Akan tetapi, Kalau dilihat dari pertumbuhannya, sektor pertanian paling signifikan dengan pertumbuhan 45%-46%.

Bagaimana dengan Impor?

Impor pada Januari 2025 mengalami penurunan 15,18% Kalau dibandingkan dengan Desember 2024 dan turun 2,67% dibandingkan Januari 2024. Nilainya mencapai US$18 miliar. Secara bulanan, penurunan terjadi pada nonmigas sebanyak 13,43% dan migas sebesar 24,69%. Kemudian, secara tahunan nilainya turun 1,76% pada nonmigas dan turun 7,99% pada migas.

Peningkatan impor secara tahunan hanya terjadi pada barang modal, naik 1,74%. Beberapa barang modal yang impornya naik signifikan adalah oven, mesin moulding, elevator dan konveyor pneumatik, tank, serta komponen ponsel.

Baca Juga:  Indonesia Jadi Produsen Kopi Terbesar Ke-4 di Dunia

Impor barang konsumsi mengalami penurunan hingga 7,16%. Beras, mentega, popok dan pad, pendingin ruangan, serta bensin jadi yang paling banyak berkontribusi pada penurunan ini.

Bahan baku dan penolong juga turun 3,15%, di antaranya difaktori oleh menurunnya impor jagung, broken rice Kepada pakan ternak, ban, bijih besi, serta besi atau baja bukan paduan Separuh jadi.

Dari total US$18 miliar, sebanyak US$2,48 miliar dari migas dan US$15,5 miliar dari nonmigas. Berdasarkan negara asal impor nonmigas, Tiongkok Tetap mendominasi. Berbarengan dengan Jepang dan Amerika Perkumpulan, total impor nonmigas pada Januari 2025 mencapai 53,20%.

Baca Juga: 10 Komoditas Nonmigas dengan Nilai Impor Tertinggi 2024

MensDaily hadir di tengah kesibukan dan tuntutan hidup, pria butuh ruang untuk mendengarkan, mengemukakan pendapat, dan mendapatkan inspirasi.

Get Latest Updates and big deals

    Mens Daily @2025. All Rights Reserved.