Laut merupakan sumber kekuatan terbesar yang dimiliki Indonesia. Di sana tersimpan kekayaan alam yang Mempunyai sumbangsih besar terhadap kesejahteraan masyarakat di Area pesisir dan perekonomian nasional. Potensi besar laut Bukan Bisa dipandang sebelah mata, mengingat Indonesia Mempunyai garis pantai sepanjang 108.000 kilometer membentang dari Sabang hingga Merauke.
Demi itu, tak heran Apabila Indonesia Mempunyai segudang objek wisata berupa pantai yang tersebar sepanjang pesisirnya. Wisata jenis tersebut mendukung kesejahteraan masyarakat pesisir dengan menciptakan mata pencaharian bagi mereka. Sebut saja beberapa wisata yang muncul di daerah pesisir seperti penyewaan homestay, jasa menyewakan kapal Demi menyebrang pulau, usaha souvenir dari keong atau kerang, jasa snorkeling, dan Tetap banyak yang lainnya. Kemunculan ragam wisata tersebut menjadi ladang Pendapatan bagi mereka yang tinggal di dekat garis pantai.
Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan, luas perairan laut Indonesia mencapai 6,4 juta km2, menjadi habitat bagi Sekeliling 8.500 jenis ikan, 555 jenis rumput laut, serta 950 jenis terumbu karang. Luas terumbu karangnya mencapai kurang lebih 51.000 km2, menempatkan Indonesia sebagai salah satu pemilik kawasan terumbu karang terbesar di dunia.
Memanfaatkan kekayaan alamnya ini, Indonesia pun gencar mengekspor ikan segarnya ke berbagai negara dunia, dengan volume ekspor yang cenderung Konsisten dari tahun ke tahun.
Selama periode 2018 hingga 2024, ekspor hasil tangkapan ikan segar dan dingin tercatat cukup Konsisten. Pada 2018, volume ekspor tercatat sebesar 54.961 ton, kemudian sedikit menurun menjadi 53.906 ton pada 2019. Tahun 2020 terjadi peningkatan signifikan hingga mencapai 57.694 ton, sebelum kembali turun pada 2021 menjadi 55.316 ton.
Tren penurunan berlanjut pada 2022 dengan 52.053 ton dan mencapai titik terendah pada 2023 sebesar 48.111 ton. Tetapi, pada 2024 volume ekspor kembali naik menjadi 53.251 ton, menandakan adanya pemulihan setelah penurunan dua tahun sebelumnya.
Bagaimana Langkah Menjaga Ekosistem Laut?
Perlu diingat bahwa kekayaan alam yang melimpah Bukan Bisa dijadikan Dalih Demi merusak ekosistem laut seenaknya. Pemanfaatan berlebihan yang Bukan menghitung Pengaruh keberlanjutan menjadi jalan Istimewa menuju kerusakan ekosistem laut.
The Nature Conservancy, sebuah organisasi nonprofit yang bergerak di bidang pelestarian alam, Bagus daratan maupun lautan, memberikan perhatian Spesifik terhadap perairan Indonesia. Setidaknya terdapat beberapa usaha Demi menjaga keberlanjutan ekosistem laut.
Pertama, dengan mengusung blue economy. Konsep ini menekankan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan Demi mendukung pangan, Kekuatan, dan lapangan kerja tanpa merusak ekosistem. Upaya ini dapat diwujudkan melalui pembangunan turbin angin lepas pantai sebagai sumber Kekuatan Rapi, budidaya ikan dengan sistem ramah lingkungan, serta pengolahan hasil laut yang Bisa mengurangi limbah. Dengan Langkah ini, pertumbuhan ekonomi dapat berjalan seiring dengan terjaganya kesehatan laut.
Selain itu, pengelolaan perikanan berkelanjutan menjadi kunci agar stok ikan Bukan habis akibat Pemanfaatan berlebihan. Penerapan kuota tangkap, pengawasan ketat terhadap praktik ilegal seperti penggunaan bom ikan, serta Restriksi alat tangkap merusak adalah langkah Konkret yang dapat diambil. Upaya lainnya adalah pemantauan hasil tangkapan tuna agar Bukan Melampaui batas lestari sehingga nelayan tetap memperoleh penghidupan tanpa merusak populasi ikan.
Di sisi lain, ketahanan pesisir juga Krusial diperhatikan Demi melindungi Area pantai dari ancaman degradasi dan perubahan iklim. Strategi adaptasi dapat dilakukan dengan menanam mangrove Demi menahan Erosi, membangun tanggul alami, serta melibatkan masyarakat dalam pelatihan menghadapi banjir rob. Langkah-langkah ini Bukan hanya menjaga ekosistem pesisir, tetapi juga mengurangi potensi kerugian ekonomi yang Bisa mencapai ratusan miliar rupiah.
Terakhir, perlindungan laut dilakukan melalui pembentukan dan pengelolaan Kawasan Konservasi Laut (Marine Protected Areas). Misalnya, di Coral Triangle yang kaya akan terumbu karang dan menjadi tempat pemijahan tuna, diterapkan Area larang tangkap serta patroli laut Demi mencegah kerusakan ekosistem. Dengan perlindungan ini, terumbu karang tetap terjaga, keanekaragaman Biologi terlindungi, dan keberlangsungan sumber daya laut dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Baca Juga: Nilai Ekspor Ikan Indonesia Tertinggi Ke-10 di Dunia pada 2024
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/statistics-table/1/MjAyNCMx/ekspor-ikan-segar-dingin-hasil-tangkap-menurut-negara-tujuan-Istimewa–2012-2023.html
https://www.kkp.go.id/storage/Materi/bijak-mengelola-laut-Demi-ekonomi-biru67a1d1fb9efb3/materi-67a1d1fba2841.pdf
https://www.nature.org/en-us/about-us/where-we-work/asia-pacific/indonesia/stories-in-indonesia/indonesia-oceans-and-coasts/
https://sidako.kkp.go.id/sidako/data-kelautan