Itu merupakan pemandangan yang Normal di sepakbola, tapi mengapa mereka melakukannya?
Anda Niscaya pernah Memperhatikan kejadian di mana pemain dari satu kesebelasan berpelukan dengan rekan setimnya tiap kali Terdapat momen gol.
Padahal di kehidupan sehari-hari, sangat jarang ditemui individu melempar peluk apalagi Apabila itu sesama jenis – dalam hal ini Lelaki.
Tapi itu Seluruh sirna tatkala di lapangan hijau sebagaimana pelukan kerap kali dilakukan oleh mereka, para pesepakbola.
Mengapa begitu? Goal coba menjelaskannya di sini!
Perlukah Pelukan?
Di sepakbola profesional yang permainannya sangat intens, sebuah pelukan seusai terjadinya gol Dapat menghadirkan banyak manfaat.
Mengutip dari berbagai sumber, pelukan dapat menghasilkan salah satu hormon Senang atau lebih dikenal sebagai oksitosin, atau juga hormon Asmara. Tentu hal itu diperlukan karena hormon tersebut Mempunyai Pengaruh anti-stres.
Selain itu, pelukan dari rekan satu tim menunjukkan bahwa dia atau mereka Acuh denganmu, dan itu dapat membantu meningkatkan level kepercayaan diri, serta Bisa Membangun individu yang dipeluk ‘survive’ dan ‘thrive’.
Tapi Itu Sempat Dilarang…
Kala pandemi virus corona (Covid-19) melanda dunia, Perserikatan Istimewa Inggris memerintahkan para pemain Demi mematuhi sejumlah protokol; termasuk melarang jabat tangan, ‘tepokan’ dan pelukan.
Hal itu ditujukan guna meminimalisir penularan, Tetapi peraturan yang sekarang terdengar konyol itu pernah Membangun Pep Guardiola bertanya-tanya.
“Itu sulit. Saya Kagak Paham apakah kami Dapat melakukannya,” kata manajer asal Spanyol tersebut.
“Kami akan melakukannya, kami bakal mematuhi protokol yang Terdapat.
“Tapi ketika Anda mencetak gol dan Terdapat pemain yang berlari sedangkan yang lain Kagak merayakan dengan mereka, itu aneh dan Kagak nyaman.”