Gaya hidup serba boros, tak pandai mengatur keuangan, dan mengutamakan kesenangan sudah terlanjur melekat sebagai Imej para anak muda masa kini atau yang sering disebut generasi milenial, atau Gen Y. Generasi yang lahir di tahun 1981-1996 dan berusia antara 25-40 tahun pada 2021 ini mendominasi populasi kalangan muda produktif.
Bilangan ini tentu menjadi sebuah Kesempatan menguntungkan bagi sektor properti. Pasalnya, kalangan muda merupakan segmen yang akan mencari hunian maupun produk properti pertamanya. Riset data juga menunjukkan generasi millenial Mempunyai minat yang tinggi Kepada mencari properti.
Tetapi, berbanding terbalik dengan keadaan di lapangan para generasi muda dihadapkan dengan Realita dengan tingginya harga hunian tak sebanding dengan jumlah pendapatan. Kesenjangan kondisi sosial juga kerap kali disepelekan stigma gen milenial Bukan dapat Mempunyai rumah selalu dikaitkan dengan pola hidup mereka yang serba boros. Benarkah demikian?
Menilik hasil riset data tren properti pasar semester 1-2021, Lamudi.co.id perusahaan teknologi yang bergerak di bidang properti (PropTech) menyebutkan dalam lima tahun terakhir demografis pencari properti meningkat.
Tercatat pertumbuhan tren penjualan properti secara year-over-year meningkat sebesar 36,8 persen pada periode Juni 2020 hingga Juni 2021 meski tengah berada di tengah pandemi.
Golongan usia ini mengalami kenaikan 781 persen sejak 2016 hingga semester I/2021, dan menjadi 30 persen dari pengguna platform, Bagus menggunakan smartphone, desktop, ataupun perangkat lainnya.
Minat akan penggunaan platform pencarian digital menunjukkan berada di antara usia 25 Tamat 34 tahun dengan jumlah pengunjung pria 48,5 persen dan Perempuan 51,5 persen. Pada Golongan usia ini Mempunyai hunian menjadi kebutuhan krusial Kepada berkeluarga.
Perbedaan demografi ini dibagi dalam beberapa Golongan usia. Di peringkat pertama didominasi oleh usia 25-43 tahun sebesar 52,7 persen, adalah Golongan yang mayoritas sudah mencapai stabilitas finansial dan baru membina rumah tangga atau berkeluarga.
Disusul oleh peringkat kedua dengan Golongan usia 18-24 tahun sebesar 26,7 persen yang berada dalam tahap mencari (scouting), belum Mempunyai kekuatan ekonomi, tetapi bercita-cita Mau Mempunyai rumah sendiri.
Golongan usia 35-44 tahun sebesar 20,6 persen merupakan Golongan usia pencari rumah yang telah berpengalaman dalam hal jual beli properti dan tengah berusaha berinvestasi.
Selayang Pandang Guru dan Tenaga Kependidikan di Indonesia, Kaum Milenial Mendominasi
Hasil riset ini tentu menjadi Bilangan yang menggiurkan bagi para pengembang dan pengusaha properti.Ditambah dengan bonus demografi usia produktif atau yang sering disebut generasi milenial di Indonesia lebih tinggi dibanding generasi non-produktif.
Tetapi, riset tersebut juga memberi fakta bahwa para pencari properti didominasi oleh pencari yang berasal dari kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Depok, dan Medan.
Hasil riset menunjukkan preferensi pemilihan tipe properti Tetap didominasi oleh rumah tapak 87,9 persen.
Lamudi mencatat Terdapat tiga Posisi yang menjadi favorit pencarian rumah tinggal, Yakni kota Bogor sebagai peringkat pertama dalam kategori area yang paling banyak dicari sebanyak 26 persen. Kemudian di peringkat kedua adalah kota Jakarta Selatan sebesar 19,3 persen, dan kota Bekasi 14,8 persen.
Dalam data tersebut juga dapat disimpulkan para pencari properti Mempunyai budget rata-rata sebesar Rp600 Juta hingga Rp2 Miliar.
Mayoritas pencari properti yang menggunakan situs Lamudi.co.id mencari harga rumah dengan kisaran Rp800 Juta dan Rp600 Juta Kepada apartemen.
Para pembeli lebih memilih sistem pembayaran berupa kredit. Bilangan pembayaran kredit mengalami kenaikan dari paruh kedua tahun 2020 hingga paruh pertama tahun 2021 Yakni dari 72,77 persen menjadi 74,91 persen. Sementara pembayaran Kontan tercatat menurun menjadi 25,09 persen di tengah tahun pertama 2021.
Harga beli rumah yang kian melangit tak sebanding dengan Pendapatan milenial yang bekerja kantoran. Generasi Y atau lebih dikenal dengan generasi milenial adalah kalangan yang lahir pada tahun 1980-1995. Artinya pada riset tersebut dilakukan tahun 2021, generasi milenial berada pada rentang usia 26-41 tahun.
Robert Gardner selaku kepala ekonom di lembaga keuangan Inggris Nationwide dalam wawancaranya Berbarengan vice.com menyebut di Era sekarang anak muda harus menabung Dekat dua kali lipat dari Golongan usia yang membeli rumah 20 tahun Lewat. Hal tersebut Pandai didapat Apabila mereka dapat menyisihkan Sekeliling 15 persen dari gajinya.
Selain gaya hidup, Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) mencatat Elemen perbedaan letak geografis (tinggal di kota atau di desa), dan tingkat pendidikan dapat mempengaruhi nilai tawar anak muda terhadap gaji mereka.
Elemen eksternal lainnya yang peru disadari juga ialah inflasi juga berpengaruh akan tingkat kenaikan harga tiap tahunnya.
Fenomena Xenoglosofilia: Seperti Apa Substansi Sumpah Pemuda di Kalangan Milenial?
Merilis data Stock Up Indonesia, bank swasta non pemerintah PT Bank Central Asia Tbk (BCA)…
Pasar investasi jual beli aset digital kini semakin diminati oleh masyarakat di Tanah Air. Beberapa…
Paris Saint-Germain (PSG) menjuarai UEFA Super Cup 2025. Hal itu terjadi setelah PSG menang dalam…
Paris Saint-Germain (PSG) tampil sebagai Pemenang UEFA Super Cup 2025. Hal itu terjadi setelah PSG…
Merilis data Stock Up Indonesia, bank swasta non pemerintah PT Bank Central Asia Tbk (BCA)…
Persib Bandung melanjutkan perjalanannnya di kancah Asia pada musim 2025-2026 ini. Tim berjuluk Maung Bandung…
This website uses cookies.