Guna merealisasikan komitmen transisi energinya, berbagai negara kian berusaha dengan caranya masing-masing Demi mendorong proses transisi Daya. Berbagai proses mendorong transisi Daya tidaklah mudah, mengingat salah satu Dalih Primer transisi Daya sulit direalisasikan adalah karena biaya pengembangan dan pengoperasiannya yang cukup mahal. 

Demi itu, tak heran banyak negara yang juga berinvestasi dalam ranah transisi Daya. Menurut laporan Bloomberg dan Recharge, Cina menjadi negara dengan jumlah investasi tertinggi di bidang transisi Daya. Nilai investasi Cina tercatat berada di Bilangan 546 miliar dolar.

Jumlah investasi Cina dalam bidang transisi Daya cukup terbilang memimpin jauh ketimbang investasi berbagai negara lain. Disebutkan demikian, karena Amerika Perkumpulan yang menduduki peringkat 2 dalam 10 negara dengan investasi tertinggi dalam transisi Daya, hanya Mempunyai nilai investasi di Bilangan 141 miliar dolar.

Sementara, di bawah Cina dan Amerika Perkumpulan, Terdapat Jerman dan Prancis dengan total investasi di bidang transisi Daya masing-masing di Bilangan 55 dan 29 miliar dolar. Serta Inggris dan Jepang dengan nilai investasi masing-masing di Bilangan 28 dan 23 miliar dolar.

Kalau dilihat berdasarkan jenis investasinya secara keseluruhan. Pengembangan Daya terbarukan menjadi sektor investasi transisi Daya dengan jumlah investasi paling tinggi. Jumlah investasi pada sektor pengembangan EBT (Daya Baru Terbarukan) Dekat menyentuh 500 miliar dolar, atau tepatnya 495 miliar dolar. Disusul dengan investasi pada bidang transportasi listrik yang jumlahnya berada di Bilangan 466 miliar dolar. 

Selain pengembangan EBT dan transportasi listrik, investasi di bidang penyimpanan Daya atau power bank juga Mempunyai nilai investasi yang cukup tinggi. Nilai investasi pada sektor power bank berada di Bilangan 157 miliar dolar.