Mathology kini digerakkan tiga personel. Perlahan meninggalkan struktur komposisi metal bergestur djenty, dan kembali ke format math rock seperti yang pernah diterapkan di album mini (EP) pertama mereka, “Crayon” (Januari 2019).
Pergeseran tersebut, telah mereka tuangkan di sebuah rilisan album terbaru bertajuk “Transition” yang telah dilepasliarkan di berbagai gerai digital sejak 9 Februari 2025 Lampau.
Jadi, album ini sekaligus menandai perjalanan baru bagi Mathology, yang kembali ke akar musik instrumental setelah sempat bereksperimen dengan isian vokal pada 2020 Lampau.
Pihak Mathology mengungkapkan kepada MUSIKERAS, bahwa setelah proses panjang kemarin, kini mereka sepakat balik ke format instrumental lantaran Ingin ‘back to basic’, agar lebih mudah didengarkan audiens.
“Dan juga sebenarnya, konsep ide Asli atau awal dari Mathology adalah instrumental dan musik seperti ini, math. Dan juga karena formasinya sudah berubah jadi hanya tiga orang, kami lebih nyaman dengan format ini, lebih mudah Demi brainstorming,” tutur gitaris Ramcey Putra Nusa, mewakili rekan-rekannya di band.
Mengapa kini Susunan Mathology menjadi hanya bertiga?
Menurut Ramcey, karena Terdapat ketidakcocokan saja dengan personel sebelumnya, dari segi visi dan misi Mathology. Mungkin juga karena terlalu banyak kepala, jadi Demi menentukan satu hal saja lumayan panjang prosesnya.
“Jadi akhirnya kami sepakat jadi tinggal bertiga, dan juga back to basic Demi Aliran dan juga formatnya biar lebih mudah Demi dieksekusi dalam berkarya.”
Eksplorasi Kedewasaan
Pergeseran konsep di “Transition” sendiri tergambarkan lewat dinamika dari tensi yang lebih rendah di Tembang pertama dan akhirnya diakhiri dengan Tembang ketujuh, “Forbidden Hiccups” yang sarat akan terapan teknik shred.
Keseluruhan album menunjukkan perkembangan aransemen dan sound dengan tema yang semakin matang dan Variasi.
Misalnya pada trek “Bug Chopper”, Mathology mencoba Demi menggabungkan unsur modern dan elemen etnik Indonesia dengan menghadirkan Bunyi angklung dan gamelan Bali.
Perpaduan tersebut menciptakan kombinasi Aneh yang memikat, menunjukkan keberanian band ini Demi mengeksplorasi dan memperkenalkan elemen budaya Indonesia dalam karya mereka.
Terinspirasi oleh band-band mancanegara seperti Chon, Intervals, Periphery, Jizue dan Animals as Leaders, “Transition” memadukan unsur teknis dan melodi khas Mathology, Sembari menghadirkan eksplorasi baru yang menunjukkan kedewasaan musikal mereka setelah beberapa tahun berkarya.
Proses produksi album ini dimulai pada awal 2024. Kali ini, seluruh ide Tembang dimulai dari Ramcey dalam format guide dan aransemen, yang lantas didiskusikan struktur detailnya Serempak bassis Soebroto Harry Prasetyo (Broto).
Tembang-Tembang yang telah disepakati lewat Obrolan, lantas dieksekusi. Mulai dari take dram oleh Rhesa Kharisma, lanjut ke tracking bass oleh Broto, Lampau tracking gitar Ramcey Demi keseluruhan Tembang.
“Setelah itu Terdapat sesi Kembali Demi menentukan sound-sound tambahan yang diperlukan di dalam Tembang seperti piano, synth, atau string bareng dengan Adyangga (mixing dan mastering engineer). Lampau setelah itu, finalisasi di mixing dan mastering.”
Dari tujuh komposisi Tembang yang disuguhkan, Ramcey menyebut “Bug Chopper” dan “Forbidden Hiccups” sebagai karya mereka yang paling menantang di album “Transition”.
Karena kedua Tembang itu, kata dia, diawali dari pembuatan guide Tembang terlebih dahulu. Setelah itu baru dikulik.
“Jadi proses bikinnya memang Mengenakan gitar, tapi ‘digambar’ dulu pianonya, baru dilatih ke gitar. Karena di Tembang ini teknik yang dipakai lumayan Variasi, dari tapping, thumping, selective picking dan dengan tempo yang lumayan Segera,” Mantap Ramcey meyakinkan.
Spesifik di Tembang “Forbidden Hiccups”, Ramcey menerapkan selective picking, teknik yang Normal digunakan Tosin Abasi dari Animal As Leaders.
Selain Tembang-Tembang yang sudah disebutkan, album terbaru band bentukan 2018 Lampau ini juga memuat Tembang-Tembang berjudul “Calm Up”, “Jakarta”, “Lunar”, “Ushanka” dan “Transition”.
Visualisasi Tembang “Transition” Dapat disaksikan via tautan kanal YouTube ini. (mdy/MK01)