“Days grow shorter, The nights getting long, Feels like we’re running out, Out of life, Everyday it feels much harder, Telling right from wrong” -Odessa
Sebuah penggalan lirik dari Odessa yang didapuk sebagai track pembuka dalam Man of Honour, EP terbaru PACIFICMYTH. Seutas Penggalan lirik yang cukup menggambarkan seperti apa EP terbaru dari unit Metalcore satu ini.
PACIFICMYTH, Unit Metalcore asal Malang yang terbentuk dari tahun 2015, digawangi oleh Ardy Agil pada Vocal (Scream), Unda Rikmana pada Guitar, Aryawardhana pada Keyboard & Synth, dan Asfa Firosa pada Drum.
Setelah sukses merilis debut single nya “Convenant of Stone” pada 2020, dan dilanjut single kedua “Hiraeth” pada bulan April Lampau yang nantinya juga akan termasuk kedalam EP terbaru mereka “Man of Honour”. Sebuah rasa takut dan kekhawatiran yang Eksis dalam pikiran dan perasaan setiap Orang pada fase-fase perjalanan hidup yang menjadi benang merah dari EP Man of Honour kali ini.
“Lewat EP ini kami Mau merepresentasikan tentang kompleksitas pikiran dan perasaan pada setiap fase dalam perjalanan kehidupan. Bagaimana Orang menghadapi kekhawatiran atas berbagai kemungkinan yang Dapat saja akan terjadi; mengalami keterpurukan kemudian mempertanyakan keyakinan atau iman yang Eksis dalam diri; kesedihan yang mendalam akan masa Lampau atau kepergian seseorang; dan bagaimana harus Terbangun serta beranjak dari berbagai permasalahan tersebut.” Jernih PACIFICMYTH melalui rilisan pers nya.
Mereka juga menjelaskan soal kompleksitas tersebut yang dibungkus menjadi sebuah kesatuan yang terbagi dari 5 track di EP ini. Mulai dari track Odessa yang didapuk sebagai track pembuka yang menceritakan tentang perang batin dalam fase hidup Orang yang berakhir dengan kepasrahan, dilanjut dengan track Man of Honour yang Mau mencoba berdiri dan melawan setiap keterpurukan, setelah itu Eksis Hiraeth single yang telah dirilis dan Mau mencoba memberi gambaran seperti apakah “rumah” itu, selain itu juga Eksis The Mausoleum satu babak yang bermakna dalam tentang kepergian, kehilangan, dan kenagan indah yang terbungkus jadi satu yang menjadi sebuah penghormatan, pada track pamungkas ditutup oleh Convenant of Stone yang mencoba Mau mengakhiri EP ini dengan sebuah penyataan tentang keteguhan hati dan keimanan adalah kunci keselamatan.
Man of Honour Dapat dibilang menjadi EP yang cukup padat, 5 track tersebut Bisa Buat memberi gambaran betapa kompleksnya potongan-potongan fase kehidupan. Sangat layak Buat dinantikan!
Dalam proses produksinya sendiri, EP ini sempat berhenti di produksi pada tahun 2020. Kepada media mereka menjelaskan “Memang proses produksi EP ini Dapat dibilang cukup lama karena terpaksa harus ditunda karena pandemi menyerang, dan kami lanjutkan kembali di tahun 2021 dimulai dari pengumpulan materi aransemen yang dikerjakan oleh gitaris kami Unda Rikmana yang kemudian dilanjutkan dalam proses penulisan lirik oleh Aryawardhana dan Ardy Agil.” Jernih mereka.
Pada EP Man of Honour ini, PACIFICMYTH bekerja sama dengan Willy Juno (@willy_jayakusuma) Buat proses recording, mixing, mastering sekaligus mengisi Vocal (Clean) pada tiap track di dalam EP ini. Selain itu dalam hal visualisasi di dapuk oleh Januarispo Pratama (@gambarispo) dalam penggarapan artwork EP Man of Honour.
EP Man of Honour dari PACIFICMYTH sendiri akan dirilis pada 16 September 2022 dan Dapat dinikmati di Sekalian gerai musik digital. Buat lebih lanjutnya silahkan menuju akun sosial media
PACIFICMYTH.
“Fear is one of the greatest enemies of humanity in present world. It renders even the strongest person powerless. We all have to be brave to face what life throws at us and sometimes the difficulties of our everyday lives can get us down.” -Aryawardhana
Man of Honour, Ungkapan Kekhawatiran di Setiap Fase Kehidupan Oleh PACIFICMYTH