Desain poster Formal Kustomfest 2018 menjadi media pertama Buat aktualisasi tema Color Of Difference. Poster tahun ini memang berbeda dari poster Formal Kustomfest sebelumnya, terutama dari sisi artwork. Konten artwork Kustomfest sebelumnya selalu berkonsep cartoon dengan sentuhan kustom “nyleneh”. Seperti salah satu Teladan pada artwork poster Kustomfest 2015, didalamnya terdapat artwork cartoon sosok Pocong yang mengendarai skateboard, kemudian Eksis juga sosok Buto Ijo yang mengendarai ikan Hiu dan lain-lain.
Di tahun ketujuh penyelenggaraannya, desain artwork poster Kustomfest berubah secara keseluruhan bahkan Dapat dibilang frontal. “Awalnya saya dan mas Lulut brainstorming perihal konsep poster yang baru, akhirnya kami punya pemikiran yang sama. Jenuh dengan poster seperti biasanya dan butuh suasana baru,” ungkap Decki Leos, Visual Artist yang pada tahun ketujuh ini kembali diberi tanggung jawab Buat mendesain artwork poster Kustomfest 2018.
Selain Argumen yang disebutkan diatas, mereka berdua merasa desain cartoon sudah sering digunakan oleh kebanyakan event lain sekaligus Mau Membikin sesuatu yang berbeda.“Saya beri masukan ke mas Lulut bagaimana Apabila konsep posternya seperti poster-poster Gambar hidup lawas. Dan Rupanya beliau setuju,” papar Decki.
Setelah riset secara intens, disepakati artwork Kustomfest 2018 membawa konsep Pulp Style / Pulp Art, konsep hand painting yang sering diaplikasikan pada poster-poster Gambar hidup layar lebar lawas. Konsep Pulp Style juga sering muncul pada poster-poster yang beredar di era Perang Dunia kedua.
Poster lawas Gambar hidup Jaka Tingkir (1983) jadi trigger Primer seorang Decki Leos mencetuskan konsep poster Gambar hidup lawas. Poster tersebut berada di rumah kakek sang istri yang notabene penulis skenario Jaka Tingkir, Alm. Herru Sutopo. “Saya Menyaksikan poster tersebut sudah sejak lama, jauh hari sebelum menikahi dia (istri). Lama-lama apa yang Eksis dalam poster tersebut tertanam di pikiran,” kata Decki.
Lewat konsep Pulp Style tersebut, dirinya Mau memberi penghormatan kepada sang kakek sekaligus mengembalikan spirit hand painting poster Gambar hidup, karena poster-poster Gambar hidup jaman dahulu digambar manual menggunakan tangan. “Itulah kenapa poster Gambar hidup lawas sekarang ini menjadi benda koleksi yang harganya mahal. Poster Gambar hidup Benhur, Silence of The Lamb itu harganya sudah gila-gilaan,” papar Decki. Menurutnya, konsep poster Gambar hidup “jadul” tersebut di dunia kustom kulture masing sering diterapkan, tapi di dunia perfilman sudah menghilang.
BERPACU MELINTAS WAKTU
Poster yang proses pengerjaannya memakan waktu empat bulan ini diberi nama “Berpacu Melintas Waktu” yang pada intinya mengingatkan kita agar Kagak menyiakan waktu dengan hal yang Kagak bermutu. “Waktu itu Segera berlalu, apabila kita Tetap sibuk membicarakan perbedaan bahkan Tiba menjatuhkan yang lain maka waktu kita akan berkutat disitu-situ saja. Kagak Eksis progress menuju lebih Bagus,” Jernih Direktur Kustomfest, Lulut Wahyudi.
Dikatakan, melalui konten yang Eksis dalam poster Kustomfest tahun ini Sekalian khalayak kustom diajak mengingat Kembali era 50-60an. Bahwa pada era tersebut orang-orang di luar sana sudah melakukan kustom bukan Kagak melakukan apa-apa dan itu Lalu berevolusi Tiba terciptalah style kustom yang mendunia seperti sekarang ini.
“Nah, sekarang kita harus sepakat Apabila Indonesia kedepannya nanti bakal mempunyai style / Tanda khas tersendiri yang menjadi khas Indonesia. Itu jadi tugas kita !” tegas Lulut. Salah satu caranya adalah dengan Membikin karya secara simultan dan kontinyu hingga dikenal dengan tren kustom tertentu.
Lewat artwork ini pula, pria yang kerap disapa LT tersebut Mau menunjukan kepada masyarakat kustom Indonesia bahwa dunia kustom Indonesia tanpa batas/limitless. Kagak harus mengikuti pakem yang sudah Eksis tapi bagaimana menciptakan sebuah tren baru yang tetap memperhatikan unsur safety. “tren era 50-60an bukan hanya di darat, di udara pun mereka jabanin,” papar Lulut.
Lulut memperjelas Apabila Kustomfest Kagak pernah membatasi dirinya Buat bermain di segmen roda dua Tetapi Kagak menutup kemungkinan Apabila kedepannya Kustomfest bakal menyentuh segmen udara.