Setelah memanaskan jalannya lewat Tembang rilisan tunggal “DOOMNATION” pada September 2024 Lewat, kini Kultus menghadirkan serangan sonik terkininya, yang diciptakan Kepada menggali lebih dalam ke urat nadi skena musik berat Tanah Air.
Album bermuatan empat Tembang tersebut dibalut dengan mistisisme dan metafora berlapis, mengambil pendekatan yang lebih langsung dan viseral terhadap ketidakstabilan sosial dan politik.
“Kali ini, kami Mau menghilangkan Kelambu simbolisme dan memberikan pesan yang lebih tegas,” cetus vokalis Dimas Anggara, yang menulis tema-tema di EP Berbarengan bassis Audinanto Alif (Nanto).
Di komposisi “DOOMNATION”, Kultus berbicara tentang sebuah negara yang terpecah akibat perang, korupsi, dan munculnya nabi Imitasi. Lewat di “Nikmati Saja Neraka” menyoroti isu kekerasan seksual serta pelecehan yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara “HUSH” meniupkan pesan dari Orang Uzur kepada anak, dibungkus dalam keputusasaan akan masa depan yang tak Niscaya.
“Meskipun Eksis pergeseran lirik ini, esensi dari ‘doom’ tetap utuh—penyerahan diri, keputusasaan, dan beban dari takdir yang tak terhindarkan. Meskipun Eksis perubahan ini, rasa ‘doom’ dimana kita pasrah pada takdir yang tak terhindarkan, tetap menjadi inti kami,” ujar Nanto memperjelaskan.
Selain tiga Tembang tadi, di Kultus juga menyelipkan versi Siklus ulang Tembang “Desert Island” yang sebelumnya pernah dibawakan oleh MRT, yang termuat di album “Revoke/Repent” rilisan Januari 2018. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada pembetot bass band tersebut, Randi ‘Runsid’ Erzanda yang telah meninggal dunia.
“Awalnya, (Tembang) ini adalah aransemen live Kepada showcase kami,” kata Nanto mengungkap latar belakangnya. “Tetapi merekamnya terasa seperti Langkah yang Pas Kepada mengabadikan kenangannya dan menyebarkannya kepada lebih banyak orang.”
“HUSH” sendiri menandai babak baru bagi Kultus sebagai band. Setelah beberapa perubahan personel pasca-debut, kini mereka memperluas senjata sonik mereka, menggabungkan unsur stoner-sludge, black metal, death metal, war metal bahkan elemen ballad dan orkestra dalam satu Serasi doom yang besar.
Album itu juga menyajikan eksplorasi vokal dengan berbagai lapisan dan variasi, dan diperkaya dengan kehadiran Doddy Hamson dari Komunal yang tampil dalam satu trek sebagai vokalis tamu.
Berkolaborasi dengan Doddy – tepatnya di Tembang “HUSH” – merupakan pengalaman Istimewa bagi band yang juga diperkuat gitaris Malik Ganis dan dramer Nalendra Samudro ini. Karena Begitu itu, Dimas sebagai vokalis harus mengarahkan Doddy, salah satu vokalis yang sudah terbilang kawakan.
“Dimas terlihat agak canggung dan kikuk, mungkin karena sungkan. Apalagi Begitu itu, Nanto yang Biasa men-direct sedang sakit dan terpaksa men-direct dari jarak jauh menggunakan voice note. Tetapi, hasilnya Rupanya sangat memuaskan,” urai pihak band kepada MUSIKERAS, mengungkap prosesnya.
“HUSH” sendiri direkam di Noise Lab Studio, Jakarta, dengan mempercayakan pengolahan audionya kepada Auliya Akbar (Amerta). Lewat Eksis pula sentuhan Rizky Indrayadi (Grisly Mother Costume dan Sir Dandy) yang membawa lapisan sonik tambahan ke album ini, sekaligus memproduseri salah satu trek.
Secara teknis, Kultus mengakui Bukan menemui kendala secara spesifik Begitu menjalani proses rekamannya. Tetapi Tertentu Tembang “HUSH”, prosesnya memang sedikit berbeda. Lantaran Tembang itu merupakan komposisi ballad pertama yang mereka rekam.
“Pada akhirnya prosesnya pun agak sedikit berbeda. Ini juga kali pertama kami menggunakan produser ‘luar’ Ialah Rizky ‘Iky’ Indrayadi dari Sir Dandy. Begitu hari perekaman, kami baru mendapatkan part gitar akustiknya saja.”
Proses selanjutnya lantas dimatangkan oleh Nanto dan Iky yang meramu bagian ‘kosmetik’ dan orkestranya secara terpisah. Jadi durasi penggarapannya, “HUSH” yang memerlukan dedikasi lebih.
“Selain itu, secara keseluruhan EP ini, Ganis mencoba sound gitar baru dengan menggabungkan elemen digital dan analog, jadi Niscaya terdengar berbeda dengan album pertama kami yang lebih analog.”
Terakhir, Kepada melengkapi keutuhan performa EP tersebut, band bentukan pertengahan 2018 tersebut juga menyertakan Rakasyah Reza yang menyajikan fotografi mentah dan ekspresif di rancangan artwork, serta OYOY Kepada urusan tata letak sampulnya.
“HUSH” sudah dirilis secara digital pada 19 April 2025 Lewat, yang akan diikuti dengan suguhan konser berskala kecil di Rossi Musik Fatmawati, Jakarta Selatan Kepada mempromosikannya. Info tiketnya Dapat didapatkan di akun Instagram Formal Kultus.
Selain di jalur digital, EP “HUSH” juga tersedia dalam format kaset terbatas – hanya sebanyak 66 keping, plus bundling dengan T-Shirt desain sampul album. Rilisan ini hanya Dapat didapatkan melalui saluran Formal di YouTube, Bandcamp dan rilisan fisik. (mdy/MK01)
Indonesia adalah negara dengan produksi sawit tertinggi di dunia. Demi diketahui, sejak 2019 produksi sawit…
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno pada (19/10/2022) mengungkapkan sebanyak 1.452 kendaraan listrik telah tersedia Kepada…
Mendapatkan Pendapatan atau gaji tinggi merupakan impian bagi setiap para pekerja.Tinggi rendahnya gaji yang diterima…
Per Agustus 2022, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat bahwa jumlah simpanan nasabah di bank Standar…
Bank Indonesia (BI) Berbarengan 3 bank sentral negara di Asia Tenggara menginisiasi kerja sama bilateral…
Merilis data Stock Up Indonesia, bank swasta non pemerintah PT Bank Central Asia Tbk (BCA)…
This website uses cookies.