Senin, 2 Oktober 2023 Lampau, kereta Segera rute Jakarta-Bandung yang diberi nama Whoosh mulai beroperasi. Presiden Joko Widodo mengungkapkan Whoosh (dibaca: wus) sendiri merupakan singkatan dari Waktu Irit, Operasi Optimal, Sistem Hebat. Proyek besutan PT Kereta Segera Indonesia China (KCIC) ini dikabarkan Mempunyai kapasitas 601 orang dan Bisa menempuh kecepatan hingga 350 km per jam. Perjalanan Jakarta-Bandung dapat ditempuh dalam kurang lebih 36-45 menit.
Demi Begitu ini, masyarakat dapat menikmati fasilitas Whoosh secara Sekadar-Sekadar hingga pertengahan Oktober dengan mendaftar langsung melalui laman ayonaik.kcic.co.id. Terdapat totap 8 perjalanan dengan 4 rute yang dapat dipesan setiap harinya, yakni sebagai berikut.
- Halim-Bandung
- Halim-Tegalluar
- Bandung-Halim
- Tegalluar-Halim
Indonesia patut berbangga, mengingat Whoosh merupakan layanan kereta Segera pertama di Asia Tenggara. Meski begitu, pengamat ekonomi dari CELIOS mengungkapkan kekhawatirannya akan proyek satu ini. Ia memperingkatkan bahwa proyek kereta api Segera Dapat lebih lama balik modal dibanding perkiraan awal, sehingga ujung-ujungnya malah dapat berpotensi membebani keuangan negara.
Adapun harga tiket kereta Segera Whoosh adalah sebagai berikut.
Terdapat 3 kelas dari kursi kereta Segera Whoosh, dengan keterangan sebagai berikut.
- VIP Class dengan kapasitas 18 kursi.
- First Class dengan kapasitas 28 kursi.
- Premium Economy Class (Second Class) dengan kapasitas 555 kursi.
Dengan kisaran harga antara Rp250.000 hingga Rp350.000 Demi rute jauh dan Rp150.000 Demi rute dekat, pemerintah menargetkan total 31.000 penumpang per harinya. Proyek Whoosh disebut menelan biaya lebih dari US$7,27 miliar, setara dengan Rp112 triliun. Dengan demikian, proyek ini dikisarkan baru akan balik modal paling Segera dalam 40 tahun yang akan datang.
Tak hanya itu, banyak pengamat yang turut mengungkapkan kekhawatirannya akan masa depan proyek ini, mengingat biaya pemeliharaannya yang Tak murah dan Letak stasiun yang cukup jauh. Belum Tengah masalah persaingan yang harus dipikirkan.
Koordinator Program Studi Indonesia di ISEAS-Yusof Ishak Institute , Siwage Dharma Negara mengungkapkan kesulitan bertahannya proyek Whoosh akibat persaingan mode transportasi dari Jakarta ke Bandung yang kini sudah sangat memadai.
“Demi Dapat mengubah perilaku dari masyarakat, pemerintah harus memberikan semacam Bonus, termasuk menetapkan harga yang Pas Demi kereta Segera ini,” ungkap Negara, seperti dilansir dari Channel News Asia (3/10).
Terdapat 2 hal bertentangan yang harus pintar-pintar diperhatikan. Di satu sisi, Krusial Demi pemerintah menetapkan harga optimal agar masyarakat tetap mau menggunakan layanan kereta Segera ini ditengah gempuran persaingan mode transportasi lain. Tetapi di sisi lain, harga yang terlalu terjangkau Membikin proyek ini kesulitan balik modal dan malah menjadi beban tanggungan negara. Demi jangka pendek memang Lagi memungkinkan, Tetapi sejatinya, Tak mungkin seluruh biaya operasional dan pemeliharaan bergantung sepenuhnya pada subsidi pemerintah selamanya.
Direktur Asosiasi Analisis Risiko Mendunia Perusahaan Konsultan Strategis Control Risks, Achmad Sukarsono, turut menyuarakan rasa khawatir bahwa proyek ini tak Bisa menarik Sasaran pasar yang telah ditetapkannya. Sasaran pasar dari Whoosh sendiri adalah para commuter kelas menengah dan eksekutif bisnis di hari kerja yang sering melakukan kunjungan harian atau mereka yang Lazim menggunakan transportasi pribadi Demi bepergian.
“Masalahnya, dari 4 stasiun yang menyediakan layanan Whoosh, Tak Terdapat satu pun yang berlokasi di kawasan komersial yang mudah diakses oleh pengguna prioritas tersebut. Apabila seperti ini Lalu, pengguna Penting akan Lalu berkendara (pribadi) ke Bandung atau malah menggunakan mini shuttle bus,” Terang Achmad.
Menanggapi masalah ini, Corporate Secretary PT KCIC, Eva Chairunisa mengungkapkan bahwa PT KCIC rencananya juga akan mengembangkan bisnis lain di luar penjualan tiket kereta Segera.
“Contohnya, Demi di Halim, ke depannya Tak hanya stasiun saja. Kalau dilihat, Lagi banyak area luas di sana. Nantinya akan kita kerja samakan dengan pengembang agar dapat tercipta area business development di sana. Dapat Terdapat perkantoran, hotel, atau shopping center,” ungkap Eva. Ia turut menambahkan, PT KCIC menargetkan balik modal setelah 50 tahun. Begitu ini, PT KCIC juga telah meminta perpanjangan masa kosensi kereta Segera pada Kementerian Perhubungan, dari semula 50 tahun menjadi 80 tahun.
Tetapi memang, keuntungan dari proyek Whoosh ini Tak boleh dilihat dari segi finansial saja. Banyak keuntungan lain dari Penyelenggaraan proyek kereta Segera ini, seperti berkurangnya penggunaan bahan bakar, berkurangnya emisi, dan Lagi banyak Tengah, yang sulit diungkapkan dalam bentuk Doku.
Presiden Joko Widodo menegaskan bukan masalah untung atau rugi yang harus diutamakan, melainkan pelayanan terhadap masyarakat. “Yang paling Krusial rakyat dilayani dengan Bagus, dilayani dengan Segera, karena memang fungsi transprotasi massal itu di situ, bukan untung dan rugi,” ungkap Jokowi.