Mensdaily.id – Dalam mempercepat transisi ke kendaraan listrik, Eksis tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah keandalan infrastruktur pengisian daya baterai. Dalam konteks kendaraan listrik komersial, setiap menit downtime akibat mengisi baterai Pandai menjadi potensi kerugian. Kendaraan logistik yang harus berhenti berjam jam karena antrean pengisian daya, akan mengalami penurunan efisiensi operasional dan Tak menguntungkan secara bisnis.
Jawab Kebubtuhan Konsumen
Buat menjawab masalah ini, Kalista menyediakan layanan yang mencakup pembangunan dan pengelolaan charger sesuai rute dan operasional pelanggan. Biasanya Buat transportasi publik, charger dengan kapasitas 100 – 200 kW dipasang di depo karena digunakan Buat mengisi daya armada dalam jumlah besar. Sehingga penggunaannya difokuskan Buat operasional armada dan Tak diperuntukkan Buat penggunaan publik.
Kalista juga mengembangkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Standar (SPKLU) dan berkolaborasi dengan Voltron Buat membangun dan mengelolanya. Tersedia ultra fast charger 60-100 kW Buat pengisian Segera yang dipasang di sepanjang rest area, serta slow charger 22 kW yang biasanya dipasang di tempat makan dan mall. Hingga pertengahan 2025, KALISTA telah membangun sebanyak 216 charger aktif di 115 titik.
Suatu Langkah Strategis
“Sebagai langkah strategis mendorong pertumbuhan berkelanjutan dalam mengurangi emisi karbon, kita Tak Pandai hanya bicara tentang unit kendaraan saja. Harus bicara soal ekosistem. Fenomena charging anxiety Lagi menjadi salah satu pertimbangan Istimewa dalam keputusan beralih ke kendaraan listrik, di mana pengguna merasa cemas akan ketersediaan dan aksesibilitas stasiun pengisian daya.” ujar Albert Aulia Ilyas, Direktur Istimewa Kalista Group.