Kementerian Kesehatan mengingatkan jemaah haji Indonesia untuk mewaspadai penularan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) selama menjalankan ibadah haji di Tanah Suci.
“Meski kasusnya masih sedikit dan terkendali, jemaah dan petugas haji harus tetap waspada,” kata Kepala Divisi Kesehatan PPIH Arab Saudi, dr. Mohammad Imran, dalam keterangan tertulisnya, Jumat.
Berdasarkan informasi dari si
tus resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kementerian Kesehatan Arab Saudi melaporkan sembilan kasus terkonfirmasi positif MERS-CoV dalam kurun waktu 1 Maret hingga 21 April 2025.
Delapan kasus terdeteksi di wilayah Riyadh dan satu di Hail, yang mengakibatkan dua kematian.
Dari kasus tersebut, tujuh kasus teridentifikasi di Riyadh, termasuk enam petugas kesehatan yang tertular infeksi nosokomial dari pasien terinfeksi yang sedang mereka tangani.
Imran menjelaskan bahwa MERS-CoV adalah penyakit pernapasan serius yang disebabkan oleh virus corona.
Ia menyatakan bahwa penyakit tersebut dapat menular melalui kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi, terutama unta, atau melalui droplet pernapasan dari orang ke orang.
Ia menambahkan bahwa gejala umum MERS-CoV meliputi demam, batuk, dan kesulitan bernapas, yang dapat berkembang menjadi komplikasi yang lebih parah.
Ia mencatat Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Mekkah dan Madinah siap memberikan layanan medis bagi jemaah yang menunjukkan gejala infeksi pernapasan.
“Hindari kontak langsung dengan unta, termasuk berfoto dengan unta atau minum susu unta di peternakan, dan hindari mengonsumsi produk unta yang tidak terjamin kebersihannya,” sarannya.
Jemaah juga diimbau untuk mengenakan masker di tempat keramaian, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta menjaga kebersihan tangan dengan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas.
Imran kemudian mengimbau jemaah untuk segera melapor kepada petugas kesehatan haji apabila mengalami gejala demam, batuk, sakit tenggorokan, atau kesulitan bernapas, agar dapat segera diperiksa dan diobati.