Jalan Inovatif Indonesia Menuju Pembangunan Berkelanjutan

Negara Asia Tenggara tersebut telah mengumpulkan hampir $12 miliar dalam bentuk obligasi tematik, termasuk obligasi biru dan instrumen investasi Islam selama tujuh tahun terakhir.

Upaya ini telah didukung oleh mitra pembangunan, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Puut Hari Satyaka, adalah Deputi Menteri Pembiayaan dan Investasi Pembangunan di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Indonesia. Ia berbicara kepada UN News menjelang konferensi utama PBB tentang pembiayaan pembangunan yang dimulai di Sevilla pada tanggal 30 Juni.

UN News: Berapa banyak uang yang dibutuhkan di Indonesia untuk mencapai SDGs dan berapa perkiraan kesenjangan pendanaan Anda?

Puut Hari Satyaka: Adanya kesenjangan pendanaan SDGs masih menjadi tantangan yang signifikan, terutama bagi negara-negara berkembang. Indonesia tidak terkecuali. Kesenjangan pendanaan untuk sepenuhnya mencapai semua 17 tujuan dan targetnya masih signifikan. Dengan perkiraan $4,2 triliun yang dibutuhkan Indonesia untuk mencapai SDGs, masih ada kesenjangan pendanaan sebesar $1,7 triliun yang belum terselesaikan.

Berita PBB: Bagaimana kesenjangan itu dapat diatasi?

Putut Hari Satyaka: Kita memerlukan pendekatan yang terpadu dan transformatif, yang melampaui “bisnis seperti biasa”. Bagi kami, ini berarti dua hal.

Pertama, kita harus meningkatkan penggunaan keuangan publik agar lebih efisien, tangguh, dan transparan. Ini termasuk meningkatkan keselarasan anggaran dengan target SDG, memperkuat efisiensi pengeluaran, dan memastikan bahwa sumber daya diprioritaskan dan digunakan secara efektif untuk sektor-sektor yang menghasilkan efek transformatif yang meluas bagi pembangunan berkelanjutan.

Kedua, kita harus kreatif dan inovatif – artinya kita perlu meningkatkan metode pembiayaan inovatif yang ada dan mengeksplorasi yang baru. Beberapa instrumen dan pendekatan yang paling menonjol adalah pembiayaan campuran, obligasi tematik, dan pembiayaan berbasis agama.

Indonesia telah membuat kemajuan besar dalam hal ini. Kita telah menciptakan ekosistem dari berbagai instrumen inovatif, menarik beragam pemangku kepentingan dan entitas, mendukung peraturan yang diperlukan, dan mengembangkan lingkungan yang memungkinkan untuk memelihara pasar.

 

James Hartanto

Recent Posts

Hasil dan Statistik Pertandingan Prancis vs Kroasia, Skor 5-4, Kalahkan Kroasia Lewat Penalti, Prancis Lolos Ke Semifinal UEFA Nations League A

Hasil dan statistik pertandingan antara adalah Kroasia kalah skor 5-4 lewat adu penalti, Mbappe Dkk nelenggang…

36 menit ago

Kelas Menengah Mendominasi Pengguna Pinjol di Indonesia

Indonesia mencatatkan pertumbuhan yang signifikan dalam penggunaan layanan pinjaman online (pinjol), terbesar berasal dari rumah…

55 menit ago

Statistik Hasil Pertandingan Spanyol vs Belanda, Skor 5-4, Adu Penalti dan Spanyol Masuk Empat Besar UEFA Nations League A

Berikut statistik pertandingan antara Spanyol Rival Belanda dengan hasil Spanyol pukul Belanda dalam adu penalti…

2 jam ago

Simak Anggaran PON dari Tahun ke Tahun

Pekan Olahraga Nasional (PON) merupakan ajang olahraga nasional terbesar yang melibatkan seluruh provinsi di Indonesia.…

2 jam ago

Jadwal Pertandingan Semifinal UEFA Nations League A

Sebanyak empat tim memastikan tiket semifinal UEFA Nations League A. Mereka adalah Spanyol, Prancis, Jerman,…

3 jam ago

Daftar Nama Pemain Indonesia vs Bahrain yang Berkompetisi di Luar Negeri

Sepeninggal Mees Hilgers yang cedera, Indonesia hanya punya 28 pemain Buat menghadapi Bahrain Selasa (25/3)…

4 jam ago

This website uses cookies.