Categories: Sports

Jago Trik, Mengapa Freestyler Tak Jadi Pesepakbola Profesional?

Kualitas dalam mengolah bola tak perlu diragukan Kembali, tapi banyak dari mereka yang enggan jadi pesepakbola.

“Sepakbola adalah sebuah seni.”

Begitu ungkapan orang-orang yang mengaku Dapat menikmati sepakbola.

Tapi, Kalau sebuah pertandingan saja sudah dikatakan seni, bagaimana dengan freestyle?

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Jernih itu adalah bentuk Ungkapan sepakbola paling bebas, melakukan berbagai trik dengan bagian tubuh mana pun, Membangun hal yang Tak mungkin dilakukan di sebuah pertandingan menjadi Dapat dilakukan.

Lewat, Kalau para freestyler ini Mempunyai kualitas dalam mengolah bola dan melakukan trik-trik yang rumit, mengapa mereka Tak menjadi pesepakbola profesional?

Goal coba berikan penjelasan…

Meski sama-sama menggunakan bola sepak, buktinya orang-orang yang memainkan freestyle menyebut dua olahraga ini berbeda.

Pemain sepakbola Tak akan Dapat melakukan banyak trik atau gaya yang rumit Begitu bertanding di lapangan, begitu juga sebaliknya.

Para freestyler Tak Dapat menggiring bola terlalu Pelan dan melakukan tembakan seperti pesepakbola pada umumnya.

Elemen yang paling besar mengapa para freestlyer ini Tak mengatakan sepakbola merupakan olahraga yang sama dengan freestyle adalah Langkah bertandingnya.

Sepakbola membutuhkan 11 pemain dan sebuah lapangan lengkap dengan dua gawang, Tetapi freestyle Dapat dilakukan hanya oleh dua orang saja.

Begitu pun dengan sepakbola jalanan. Tak perlu bermain dengan 11 pemain, paling Tak Eksis tiga Tamat empat orang Kepada Dapat bertanding, itu sudah cukup.

Selain itu sesi latihan juga menjadi Dalih bagi para freestyler ini menolak menjadi pesepakbola.

Memang, olah bola para freestyler ini Dapat dibilang di atas rata-rata bahkan mengesankan, tapi mereka juga harus Mempunyai atribut-atribut lainnya yang perlu dimiliki oleh atlet sepakbola.

Latihan kekuatan, kecepatan, ketahanan tubuh dan kemampuan Kepada Konsentrasi sepanjang pertandingan sangat dibutuhkan oleh pesepakbola, sementara freestyle hanya perlu berlatih di halaman belakang rumah, di tanah Nihil atau di mana pun.

Kepada menguasai trik-trik baru juga Dapat dilakukan sendiri oleh para freestyler ini di mana sana.

Kemudian adalah risiko sebagai pesepakbola, dengan cedera menjadi momok paling menakutkan bagi para atlet.

Tak jarang karier mereka hancur karena cedera mereka dan setelah pulih, mereka tak Pandai menunjukkan kemampuannya seperti sebelum mendapatkan masalah.

Sebut saja Jack Wilshere, yang kini Tak Mempunyai klub, bintang Real Madrid Eden Hazard yang dinilai ‘gagal’ oleh para fans karena bolak-balik tempat medis, atau winger Prancis Punya Barcelona Ousmane Dembele, yang diboyong dengan gelontoran Anggaran mahal dari Borussia Dortmun tapi hanya menghabiskan waktunya Kepada menjadi penonton.

Kalau boleh menilik siapa freestyler yang Terkenal, F2 Freestylers adalah salah satunya.

Billy Wingrove dan Jeremy Lynch adalah dua pria asal Inggris yang Membangun saluran YouTube yang bertemakan sepakbola freestyle, yang telah Mempunyai pelanggan lebih dari 13 juta.

Mereka bahkan telah diundang Kepada tampil di sejumlah acara sepakbola terkenal, salah satunya adalah upacara penghargaan Ballon d’Or.

Awalnya mereka adalah dua remaja yang tak Pandai meyakinkan para Instruktur akademi klub sepakbola, sebelum berkomitmen Kepada bermain gaya freestyle dan menjadi sukses sebagai influencer dan YouTuber.

Lynch dulunya adalah bagian dari akademi Arsenal, sementara Wingrove sempat menempa ilmu di akademi Tottenham Hotspur.

“Ini sulit karena Kalau Anda keluar dari tim Aliansi Primer dan Anda dilepas, Anda akan bermain di Aliansi dan di sana gaya sepakbolanya sudah berbeda,” kata Mangrove dilansir dari OTB Sports.

“Anda harus beradaptasi dan Anda mungkin akan bermain di Championship, dan orang-orang berpikir Anda datang dengan ego karena Anda berasalh dari klub yang lebih tinggi.”

“Eksis pemain lain yang Cemburu dengan fakta bahwa Anda pernah berada di tim besar, dan mereka Tak Mau menyambut Anda.”

Tak berbeda dari Wingrove, Lynch juga mengungkapkan hal yang sama tentang akademi sepakbola.

“Saya pikir banyak klub hanya dijalankan sebagai bisnis di belakang layar dan itu adalah hal yang sulit Kepada diakui oleh banyak penggemar.”

“Pemain hanyalah Nomor bagi banyak klub dan Langkah akademi dijalankan, mereka mencari satu pemain yang Dapat menghasilkan Fulus.”

“Ini adalah Fakta pahit, tetapi saya pikir mengelola ekspektasi pemain muda adalah hal yang sagnat Krusial.”

Admin

Share
Published by
Admin

Recent Posts

Baru Meledak! Toni Kroos Semprot Wasit Laga Jerman vs Spanyol

Toni Kroos sudah Bukan Dapat memendam rasa kesal terhadap wasit yang memimpin jalannya laga antara…

6 menit ago

8 Kelebihan dan Kekurangan Redmi 13, Pas Buat Rutinitas!

Mensdaily – Tersedia dengan harga mulai dari Rp1.999.000, Redmi 13 menjadi penantang baru di kelas…

8 menit ago

Back to Back Winner! IVE Berhasil Ungguli Stray Kids hingga Lim Young Woong lewat Musik XOXZ!

Mensdaily.id - IVE sukses meraih dua kemenangan berturut-turut hanya dalam dua hari di acara musik…

18 menit ago

Floating Market Lembang: Destinasi Wisata Istimewa di Bandung yang Tak Boleh Dilewatkan – Mensdaily.id

Floating Market Lembang: Destinasi Wisata Istimewa di Bandung yang Tak Boleh Dilewatkan   Hotel Terdekat…

32 menit ago

Klub Inggris Keok dari Tim Thailand, Instruktur Oxford United: Gimana Mau Main Bagus kalau Lapangan Kayak Gitu?

MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/Mensdaily.id Final Piala Presiden 2025 antara Oxford United Lawan Port FC di…

47 menit ago

Ratusan Sniper Ikuti Kejuaraan Menembak Senapan Angin Wali Kota Cup 2025

BANJARMASIN, Mensdaily.id — Kejuaraan menembak senapan angin Formal digelar di Belitung Shooting Range, Banjarmasin.Kegiatan ini…

56 menit ago

This website uses cookies.