Indonesia Terima Kiriman Sampah dari Eropa, Eksis Plastik hingga Kertas

Mulai 1 Januari 2025 Lampau, Indonesia secara Formal menghentikan impor sampah plastik, seperti yang disebutkan oleh Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol. Menurutnya, berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan, impor scrap sampah plastik hanya dapat dilakukan setelah memperoleh rekomendasi dari Kementerian Lingkungan Hidup. Jadi Begitu ini sudah Enggak Eksis Kembali rekomendasi yang dikeluarkan Buat 2025.

Kendati demikian, industri hingga Begitu ini Tetap Bisa mengimpor sampah, termasuk plastik, lantaran kebijakan terkait impor ini diatur oleh Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan, sehingga Enggak Bisa semata-mata diputuskan sepihak oleh Kementerian Lingkungan Hidup.

Lantas, seberapa besar impor sampah yang selama ini dilakukan Indonesia?

Menghimpun data Eurostat, Indonesia merupakan salah satu negara yang banyak menerima kiriman sampah dari Uni Eropa. Pada 2023 Lampau, Uni Eropa mengekspor Sekeliling 8,5 juta ton sampah Siklus ulang yang terdiri atas kertas, plastik, dan gelas, naik 34% dari 2022 yang sebanyak 6,4 juta ton. Dibandingkan 1 Sepuluh tahun yang Lampau, pada 2013, volume impornya turun 44% dari 9 juta ton.

Kertas menjadi produk yang paling banyak diekspor Uni Eropa, mencapai 81,6% total ekspor, disusul plastik (15,6%) dan kaca (2,8%).

Pada 2023, Indonesia menerima 17% dari total volume ekspor sampah kertas dan 19% dari total sampah plastik yang diekspor Uni Eropa, menjadikannya Kawan Istimewa dalam kerja sama perdagangan sampah ini.

Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa impor sampah plastik Indonesia pada 2024 secara keseluruhan telah mencapai 262,9 ribu ton dengan nilai mencapai US$105 juta, naik 4% dari 2023 yang sebanyak 252,3 ribu ton. 

Belanda menjadi negara pemasok sampah plastik terbanyak ke Indonesia, volumenya mencapai 107,5 ribu ton pada 2024, jauh lebih banyak dibanding Jerman di urutan kedua dengan 59,1 ribu ton dan Belgia di posisi ketiga dengan 28,8 ribu ton sampah plastik.

Kenapa Butuh Impor Sampah?

Tingginya volume impor sampah plastik di Indonesia memantik reaksi Berbagai Ragam. Banyak yang menyayangkan keputusan industri Buat tetap setia mengimpor sampah plastik di Begitu sampah plastik dalam negeri sejatinya Tetap Bisa digunakan Buat kebutuhan bahan baku produksi.

Menurut Yuyun Ismawati Drwiega, Pendiri dan Penasihat senior Nexus3 Foundation sekaligus advokat lingkungan, industri dalam negeri Tetap lebih suka mengimpor sampah plastik dari luar ketimbang menggunakan yang Eksis dalam negeri karena kualitasnya.

“Kebutuhan bahan baku dari supply dalam negeri Enggak ajeg,” ungkapnya pada tim Mensdaily, Rabu (23/4/2025).

“Sampah plastik dari Indonesia biasanya gak siap Guna dan Bersih, jadi harus diolah dulu oleh industri dan butuh cost tambahan Kembali. Makanya mereka prefer impor,” lanjutnya.

Menurutnya, kualitas sampah plastik di Indonesia belum Satu jenis dan cukup Berkualitas Buat digunakan sebagai bahan baku industri, mendorong pelaku usaha Buat mengimpor sampah plastik yang kualitasnya lebih Berkualitas. Sampah plastik di Indonesia juga kotor dan lebih tipis, sehingga dibutuhkan dalam jumlah besar Buat memenuhi kapasitas produksi. Hal ini berbeda dengan sampah plastik dari luar negeri yang lebih tebal dan Berkualitas kualitasnya.

Sampah plastik dalam negeri Bisa lebih terserap oleh industri Apabila kualitasnya diperbaiki, mulai dari sistem pengelolaan dari rumah tangga sebagai penghasil Istimewa hingga Tiba ke pabrik Buat diolah. Kalau pengolahannya Berkualitas, bukan Enggak mungkin industri dalam negeri akan mulai menyerap sampah plastik Indonesia, yang jumlahnya Lalu meningkat tiap tahun.

“Jadi balik Kembali ke peraturan dalam negeri, salah satunya terkait pemilahan sampah,” tegasnya.

Melalui pemilahan sampah sejak diangkut dari rumah tangga hingga Tiba ke produsen sampah, sampah plastik yang Bisa dijadikan bahan baku industri akan lebih terpilah dan Satu jenis, mempermudah industri dalam memanfaatkannya sebagai bahan baku produksi. 

Jadi, Sekarang Berhenti Impor?

Kendati Pelarangan Buat impor sampah plastik telah digaungkan, menurut Yuyun, bukan Enggak mungkin Apabila industri Tetap mengimpor sampah hingga Begitu ini. Kebijakan impor sampah diatur oleh tiga kementerian, mulai dari KLHK, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perdagangan, sehingga Pelarangan impor sampah yang hanya diutarakan oleh KLHK menurutnya kurang efektif.

“Hanya gebrakan cari popularitas semata,” ujarnya mengkritisi.

Ke depannya, Yuyun berharap regulasi terkait pengelolaan sampah di Indonesia Bisa semakin dikembangkan dan dipertegas pelaksanaannya, sehingga sampah dalam negeri pun Bisa layak Buat digunakan sebagai bahan baku produksi, yang pada akhirnya dapat menekan impor sampah Indonesia.

Baca Juga: Brand Ini Sumbang Sampah Plastik Terbanyak di Sebagian Kawasan Indonesia