Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga meluncurkan Konferensi Kepelatihan Nasional 2025 di Stadion Internasional Jakarta untuk meningkatkan jumlah pelatih sepak bola berkualitas di Indonesia.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, berterima kasih kepada pemerintah atas dukungannya terhadap target ini dan mencatat bahwa jumlah pelatih telah meningkat sebesar 49 persen sejak 2023, dari 10 ribu menjadi lebih dari 15 ribu. Namun, ia menekankan bahwa angka ini masih belum cukup untuk meningkatkan kualitas kepelatihan nasional.
“Jumlahnya memang bagus, tetapi masih kurang. Sepak bola bukan hanya untuk klub-klub tertentu,” ujarnya kepada media di sela-sela konferensi di Jakarta.
Ia menekankan pentingnya mendukung dan melindungi klub-klub sepak bola amatir sebagai bagian dari upaya pembinaan bakat sepak bola sejak usia muda, sebuah pendekatan yang ia yakini penting untuk mengembangkan sepak bola Indonesia.
Untuk tujuan ini, ia menyoroti bahwa PSSI telah meluncurkan Liga 4, liga kasta keempat yang melibatkan klub-klub amatir yang berkompetisi dari tingkat kabupaten/kota hingga kompetisi provinsi dan nasional. Tri Brata Rafflesia muncul sebagai juara nasional pada musim perdana 2024–2025.
“Jika setidaknya ada 25 klub di setiap 514 kabupaten/kota di Indonesia, totalnya sekitar 12 ribu klub. Dengan demikian, kita membutuhkan sekitar 36 ribu pelatih, dengan asumsi setiap klub membutuhkan tiga pelatih,” ujar Thohir.
Mantan presiden Inter Milan tersebut juga mencatat bahwa PSSI telah berupaya mempercepat proses perizinan pelatih dengan memanfaatkan teknologi digital dan mengurangi biaya kepelatihan di tingkat provinsi.
Ia mengatakan federasi juga telah merekrut 200 pelatih bersertifikasi tinggi untuk berpartisipasi dalam program nasional.
“Para pelatih ini harus menularkan ilmunya untuk membuka jalan bagi pelatih-pelatih baru,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mendesak asosiasi-asosiasi provinsi PSSI untuk bekerja dengan integritas dan menghindari nepotisme dalam perekrutan pelatih dan pemain.