“Unilateralisme dan proteksionisme tengah meningkat di seluruh dunia, menimbulkan ancaman serius terhadap tatanan ekonomi dan perdagangan internasional,” kata Li kepada Presiden Indonesia Prabowo Subianto pada hari Minggu, menurut kantor berita pemerintah Xinhua.
“Dalam menghadapi risiko ini, persatuan dan kerja sama adalah satu-satunya jalan yang layak untuk maju.”
Beijing dan Jakarta adalah sekutu ekonomi utama, dengan perusahaan-perusahaan Tiongkok yang menggelontorkan modal untuk mengekstraksi sumber daya alam Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, khususnya di sektor nikel.
Namun, klaim kedua negara yang disengketakan atas jalur perairan strategis Laut Cina Selatan dan wilayah di dekatnya telah membebani hubungan mereka dalam beberapa tahun terakhir.
Li mengatakan Beijing ingin lebih memajukan kerja sama dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara tersebut.
“Tiongkok siap bekerja sama dengan Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya untuk… menegakkan multilateralisme dan perdagangan bebas, serta memajukan dunia multipolar dan globalisasi yang inklusif,” kata Li.
Prabowo juga memuji persahabatan Indonesia yang “dekat dan baik” dengan Tiongkok.
“Indonesia siap menciptakan kawasan yang aman dan makmur. Indonesia siap memperkuat kerja sama dengan Tiongkok agar kita dapat menciptakan kawasan yang damai, yang aman bagi semua,” kata pemimpin Indonesia tersebut.
Prabowo dan Li mengawasi penandatanganan sejumlah perjanjian, yang menjanjikan kerja sama yang lebih erat di berbagai bidang termasuk pembangunan ekonomi dan keuangan.
Istana kepresidenan kemudian mengumumkan bahwa delapan perjanjian lainnya telah ditandatangani di berbagai sektor yang meliputi pariwisata, kesehatan, investasi, dan media.
Perdana Menteri Tiongkok akan bertolak ke Malaysia untuk menghadiri pertemuan puncak ASEAN antara anggota blok 10 negara, Tiongkok dan negara-negara penghasil minyak.
Prabowo telah mengunjungi Beijing tahun lalu, dan Presiden Tiongkok Xi Jinping mengatakan kepadanya bahwa ia mengharapkan “babak baru” dalam hubungan bilateral.
Kedua negara sebelumnya pernah berselisih pendapat mengenai klaim yang disengketakan di Laut Cina Selatan — yang hampir seluruhnya diklaim Tiongkok.
Beijing telah bertahun-tahun berupaya memperluas kehadirannya di perairan yang disengketakan, menepis putusan internasional yang menyatakan bahwa klaimnya tidak memiliki dasar hukum.
Kapal-kapal Tiongkok terkadang memasuki wilayah yang diklaim Indonesia di Laut Natuna Utara di tepi selatan Laut Cina Selatan, yang memicu protes dari Jakarta.
Pada bulan Oktober, Indonesia mengatakan telah mengusir kapal penjaga pantai Tiongkok dari perairan yang disengketakan di Laut Cina Selatan pada tiga kesempatan terpisah.
Mensdaily.id - Tablo, salah satu Member grup hip-hop legendaris Korea, Epik High, mengungkap pengalaman kelamnya…
Di era digital, teknologi semakin memudahkan banyak aspek dalam kehidupan, termasuk Demi bepergian dan…
JOSEP LAGO/AFP Real Madrid minggir dulu karena tak selevel, Barcelona melanjutkan rekor mengerikan dengan tak…
MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/Mensdaily.id Ole Romeny (kanan) sedang menguasai bola dalam laga lanjutan babak penyisihan…
IBL All-Star 2025 telah mencapai puncaknya. Pertandingan Foreign Stars vs Indonesia Stars menjadi laga pamungkas…
Fans Manchester United wajib Mengerti bahwa biaya yang harus dikeluarkan oleh klub Kepada memecat Erik…
This website uses cookies.