Business

IFAD Danai 700 Juta Dolar AS Buat Proyek Indonesia, Berikut Programnya

Indonesia dihadapkan dengan berbagai masalah di bidang pertanian. Harga jual produk yang seringkali Kagak sesuai dengan pengeluaran biaya produksi menjadikan petani di desa semakin berada di garis kemiskinan. Akibatnya, jumlah minat terhadap profesi tersebut dan produksi hasil pertanian di Indonesia Lalu menurun sehingga Kagak Pandai memenuhi kebutuhan masyarakat dalam negeri.

Kagak terpenuhinya kebutuhan bahan pokok di dalam negeri menyebabkan Indonesia bergantung pada pasokan impor. Enam dari sembilan barang kebutuhan pokok masyarakat bahkan harus dicukupi dari negara lain.

Kepala Pusat Riset Kesejahteraan Sosial, Desa, dan Konektivitas (PRKSDK) BRIN, Alie Humaedi mengungkapkan, sektor pertanian Indonesia tengah menghadapi tiga masalah Esensial. Pertama, lahan pertanian yang semakin terbatas disebabkan oleh banyaknya alih fungsi lahan. Kedua, masalah ketenagakerjaan, Adalah 80% profesi petani didominasi oleh orang Sepuh, sementara pelibatan kaum muda dan masyarakat adat Tetap kurang.   Ketiga, masalah mata rantai produksi yang kerap menjerat para petani. Produksi pertanian sering terganggu akibat sistem mata rantai yang merugikan petani.

Buat mengatasi permasalahan tersebut, IFAD dan Pemerintah Indonesia selama lebih dari 35 tahun telah menginvestasikan lebih dari US$1 miliar kepada masyarakat pedesaan Buat memperkuat pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan ramah lingkungan. Dari total investasi tersebut, IFAD telah menggelontorkan sebanyak US$700 juta Buat 21 proyek di Indonesia.

Investasi tersebut berfokus Buat membantu produsen kecil dan Grup marjinal agar menjadi lebih Handal, terintegrasi ke dalam rantai pasokan, serta mendapatkan akses terhadap layanan, teknologi, dan keuangan. Proyek IFAD telah menjangkau ke daerah-daerah paling terpencil dan rentan, yang biasanya juga Mempunyai tingkat kemiskinan tertinggi.

Baca Juga:  Perkembangan Ekonomi Negara OKI Tahun 2024

IFAD merupakan lembaga keuangan Dunia dan badan Spesifik Perserikatan Bangsa-Bangsa yang didedikasikan Buat memberantas kemiskinan dan kelaparan di daerah pedesaan di negara-negara berkembang. Beberapa proyek Indonesia yang berhasil mendapat Anggaran pinjaman dari IFAD ialah:

1. The Development of Integrated Farming Systems in Upland Areas

Ilustrasi sistem pertanian modern/pertanian.sultengprov.go.id

Program Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi yang disetujui sejak 2019 dan akan dijalankan hingga 2024 mendatang. Program ini membutuhkan Anggaran hingga US$151,66 juta. Anggaran tersebut diperoleh dari berbagai pembiayaan, meliputi suntikan Anggaran IFAD sebesar US$50 juta, pembiayaan Berbarengan (Dunia) dari Bank Pembangunan Islam sebanyak US$70,5 juta, pembiayaan pemerintah US$17,1 juta, dan penerima manfaat US$14,03 juta.

Program Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi (UPLANDS) bertujuan Buat mengurangi kemiskinan dan meningkatkan ketahanan pangan di daerah dataran tinggi melalui pembangunan dan peningkatan infrastruktur lahan dan air, sistem pertanian modern, serta penanganan pasca panen.

UPLANDS mencakup 14 daerah di Indonesia, yakni Subang, Cirebon, Banjarnegara, Sumenep, Lebak, Garut, Tasikmalaya, Purbalingga, Magelang, Malang, Lombok Timur, Sumbawa, Minahasa, dan Gorontalo. Sasaran khsususnya ialah para petani kecil dan generasi muda. UPLANDS akan bekerja secara langsung dengan rumah tangga pedesaan, Grup tani dan Grup Perempuan.

Baca Juga:  Daftar 5 Maskapai Penerbangan Terkaya di Dunia, Siapa Juaranya?

2. Integrated Village Economic Transformation Project (TEKAD)

Ilustrasi pemberdayaan desa/Freepik

Program sektor pengembangan daerah rural ini menjadi program dengan Anggaran terbesar. Tercatat sebanyak US$672,03 Anggaran dibutuhkan dengan anggaran terbesar berasal dari pemerintah, yakni US$560,59 juta, sedangkan IFAD hanya membiayai US$34,35 juta dan penerima manfaat domestik menyumbang US$27,08 juta.

Program TEKAD yang dilaksanakan 2019 hingga 2025 berfokus pada Kawasan-Kawasan rural di luar Pulau Jawa, yakni Maluku Utara, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Tujuannya ialah Buat memberdayakan masyarakat desa dengan memanfaatkan potensi UU Desa dan Anggaran Desa di Indonesia bagian timur. 

Inti program ini adalah mendorong rumah tangga pedesaan Buat mengembangkan kehidupan berkelanjutan, dengan memanfaatkan penguatan tata kelola di tingkat desa dan kabupaten agar tercipta desa Berdikari dan sejahtera.

3. Youth Entrepreneurship and Employment Support Services Programme (YESS)

Ilustrasi wirausahawan muda/Freepik

Program YESS merupakan program yang menciptakan Kesempatan bagi pemuda pedesaan Buat membangun mata pencarian melalui sektor kewirausahaan sehingga kontribusi mereka terhadap transformasi pedesaan yang berkelanjutan semakin meningkat. Program yang dilaksanakan dalam jangka waktu 2018 hingga 2025 ini membutuhkan Anggaran Sekeliling US$72,71 juta. Dari total tersebut, IFAD membantu lebih dari separuhnya, yakni US$57,3 juta, kemudian pemerintah menyokong sebesar US$12,09 juta dan penerima manfaat US$3,21.

Baca Juga:  Update 4 Maret 2025 Kepada Pembelian Emas Batangan dan Perhiasan – Mensdaily.id

Program YESS lebih difokuskan pada daerah Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. Program ini nantinya akan memberikan Insentif terhadap pemuda di Kawasan tersebut yang melakukan wirausaha.

  1. Rural Empowerment and Agriculture Development Scaling-up Initiative (READSI)
Ilustrasi petani Perempuan│Wirestock/Freepik

Tujuan Esensial READSI ialah membangun dan memperluas proyek Pemberdayaan Pedesaan dan Pembangunan Pertanian yang sukses. Program ini berfokus pada perbaikan penghidupan masyarakat miskin pedesaan dengan lebih meningkatkan aset dan pendapatan rumah tangga petani kecil, mengurangi kekurangan gizi kronis pada anak-anak, meningkatkan akses terhadap pasar dan layanan, serta mengurangi kerawanan pangan. Proyek berjangka 2017 hingga 2024 ini akan memberikan manfaat langsung kepada setidaknya 342.000 petani kecil dan 50% di antaranya adalah Perempuan.

READSI membutuhkan total Anggaran Sekeliling US$55,33 juta yang juga dibantu oleh berbagai pihak. IFAD menyuntik Anggaran pinjaman US$40,89, sektor swasta asing US$2,21 juta, pemerintah US$9,61 juta, dan penerima manfaat US$2,62 juta. Kawasan yang menjadi Penyelenggaraan program ialah Sulawesi, Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

MensDaily hadir di tengah kesibukan dan tuntutan hidup, pria butuh ruang untuk mendengarkan, mengemukakan pendapat, dan mendapatkan inspirasi.

Get Latest Updates and big deals

    Mens Daily @2025. All Rights Reserved.