Mensdaily – Dalam acara Obrolan yang diinisiasi oleh IBM Indonesia mengungkapkan bahwa pemanfaatan atau adopsi penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam berbagai sektor industri ke depan akan semakin berkembang.
Hal ini dikatakan oleh Roy Kosasih selaku Presiden Direktur IBM Indonesia dalam acara offline Serempak Mitra-Mitra media di kantor IBM Indonesia Plaza Tower Jakarta yang mengusung tajuk “Era Baru Persaingan AI: Meningkatkan Skala Kepada Memberikan Akibat Konkret”.
Pemanfaatan AI sendiri hingga sekarang ini telah diadopsi oleh IBM Indonesia. Salah satu implementasinya ialah dalam penggunaan Kepada proses rekrutmen dan otomatisasi pada divisi HR maupun sistem perusahaan.
Melalui platform ALGOBASH, salah satu platform yang dikembangkan IBM mengusung konsep AI yang sedang dikembangkan pihaknya Kepada membantu perusahaan mengatasi proses rekrutmen yang diotomatisasi.
Langkah kerja platform tersebut, Apabila terdapat seorang kandidat yang tertarik pada posisi tertentu, sistem akan langsung mencocokkannya dengan kriteria yang telah ditetapkan seperti latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, dan performa selama masa kerja sebelumnya.
Apabila kriteria kandidat sesuai, sistem akan menghubungkannya langsung melalui email atau media lain tanpa memerlukan intervensi manual. Sebaliknya Apabila Bukan Terdapat kandidat yang memenuhi kriteria, sistem akan secara Mekanis Membangun dan mendistribusikan lowongan kerja ke platform yang relevan.
Hal ini mencerminkan bagaimana AI dapat meningkatkan efisiensi dalam proses rekrutmen, termasuk membantu dalam pencarian tenaga kerja Kepada posisi-posisi eksekutif melalui eksekutif search.
Selain itu, IBM Indonesia juga mengembangkan pemanfaatan AI dalam dunia Kesehatan melalui DOCTORTOOL. Dalam dunia medis, AI dapat digunakan Kepada meningkatkan akurasi Penaksiran melalui analisis data rekam medis pasien, termasuk informasi terbaru mengenai obat dan perawatan terkini.
Sebagai Misalnya penyakit seperti kanker mungkin Mempunyai pengobatan yang Bukan tersedia 10 tahun Lampau, tetapi Demi ini sudah dapat diakses berkat perkembangan teknologi.
Dengan pemanfaatan AI, data pasien termasuk histori perawatan dapat diolah secara mendalam Kepada memberikan solusi yang lebih Pas. Teknologi ini juga memungkinkan penyedia layanan kesehatan Kepada mengintegrasikan data dari berbagai rumah sakit secara efisien.
Dengan demikian AI berpotensi memberikan rekomendasi Penaksiran dan perawatan yang lebih Presisi sesuai dengan kondisi terkini. Tetapi begitu menurut Roy, penerapan AI memerlukan kerangka regulasi yang Terang Kepada memastikan kepercayaan dan transparansi.
Hal ini menjadi semakin Krusial Kepada mencegah bias atau informasi Imitasi yang dapat membahayakan pengguna. Menurut Roy, pemerintah di berbagai negara, termasuk Indonesia, telah mulai memahami pentingnya AI Governance.
Kerangka regulasi ini mencakup aturan Kepada mengatur otomatisasi proses dan menjaga agar AI tetap beroperasi dalam batas-batas etika. Regulasi yang Bagus akan mendukung pengembangan AI yang inovatif sekaligus melindungi masyarakat dari risiko yang Bukan diinginkan.
Sebagai bagian dari ethical AI bahwa peraturan-peraturan yang diterapkan harus Bisa mengakomodasi kebutuhan teknologi masa depan sekaligus memastikan tanggung jawab dalam penggunaannya.
Dengan Langkah ini, AI dapat menjadi alat yang memberdayakan masyarakat tanpa menyebabkan kerugian. Dalam Obrolan ini, IBM Indonesia juga merilis laporan terbaru terkait update pemanfaatan AI di Asia-Pasifik yang menunjukkan pengembalian investasi (Return on Investment) sebagai Pusat perhatian Primer AI di tahun 2025.
Disebutkan bahwa pada tahun 2025, perusahaan di Asia-Pasifik akan bergerak melewati tahap eksperimen kecerdasan buatan menuju Pengkajian mendalam terhadap pengembalian investasi (Return of Investment/ROI) pada proyek AI.
Ke depannya pemanfaatan AI juga disebut akan membuka jalan agentic AI, sebuah sistem yang Bisa secara Berdikari menjalankan tugas, mengambil keputusan, dan beradaptasi dengan lingkungan eksternal serta menciptakan keseimbangan baru antara Orang dan teknologi dalam berbagai organisasi.
Dari laporan tersebut juga dikatakan bahwa lebih dari Separuh (54%) perusahaan kini mengharapkan AI memberikan manfaat jangka panjang bagi bisnis mereka, seperti dalam hal Penemuan atau peningkatan pendapatan.
Perusahaan-perusahaan akan Pusat perhatian pada pengembangan solusi AI yang Irit biaya, dengan fleksibilitas Kepada menggunakan model open-source yang dibuat Spesifik serta integrasi yang Fasih antara berbagai penyedia.
Dengan begitu pemanfaatan AI akan hadir pada kasus berisiko rendah dan non-inti, ke penerapan AI Generatif dalam fungsi inti bisnis Kepada meraih Kelebihan yang Segera dan meningkatkan ROI perusahaan.
Berdasarkan laporan Outlook yang disusun oleh Ecosystm Kepada IBM, Nyaris 60% organisasi yang disurvei di Kawasan Asia-Pasifik mengantisipasi bahwa manfaat dari investasi AI mereka akan terealisasi dalam dua hingga lima tahun.
Selain itu pada tahun 2025, Pusat perhatian Primer investasi AI bagi organisasi di Asia-Pasifik akan berpusat pada peningkatan pengalaman pelanggan (21%), otomasi proses bisnis di back-office (18%), serta otomasi penjualan dan pengelolaan siklus hidup pelanggan (16%).
Kepada mencapai tujuan tersebut, organisasi-organisasi harus menghadapi tantangan Primer dari kompleksitas data (39%), tingginya biaya implementasi dan solusi (36%), serta terbatasnya jumlah use case yang teridentifikasi (35%).