Djarum Group, melalui divisi manufaktur elektroniknya Polytron, meluncurkan dua kendaraan listrik rakitan dalam negeri pada hari Selasa, menjadi konglomerat Indonesia pertama yang melakukannya.
Perusahaan ini meluncurkan mobil listrik Polytron G3 dan Polytron G3+ yang memiliki jarak tempuh hingga 402 kilometer, bekerja sama dengan produsen mobil China Skyworth Auto. Model Polytron merupakan adaptasi dari mobil EV6 Skyworth Auto dan ditenagai oleh baterai lithium ferro phosphate (LFP) yang memiliki kapasitas hingga 51.916 kilowatt-jam.
Prices range from 299 million rupiah ($18,166) to 459 million rupiah each, with options for either a fixed battery or a replaceable one that is rented on a monthly basis.
The launch of a domestically owned, locally assembled EV follows a wave of foreign brands that have entered the market since 2023, when Indonesia incentivized electric car importation under a condition that manufacturers establish local production facilities.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memuji perkembangan tersebut sebagai bukti kemampuan manufaktur nasional. “Apalagi dengan tingkat kandungan lokal sebesar 40%,” katanya.
Namun, ia menambahkan bahwa masih ada tantangan besar dalam membuka potensi penuh pasar otomotif Indonesia. “Rasio kepemilikan mobil di Indonesia masih relatif rendah, yang berarti ada potensi besar bagi pertumbuhan industri otomotif di masa mendatang,” kata Kartasasmita.
CEO Polytron Hariono mengatakan perusahaan akan memanfaatkan jaringan 60 dealer elektronik dan pusat layanannya untuk memasarkan kendaraan listriknya. “Tahun ini, kami berencana membuka delapan showroom di Jawa, dan masih banyak lagi di masa mendatang,” katanya.
Polytron menargetkan penjualan hingga 1.500 mobil listrik tahun ini, dengan rencana untuk mengekspor ke negara-negara ASEAN, terutama yang menggunakan kendaraan setir kanan.
Untuk memfasilitasi produksi lokal armadanya, Polytron dan Skyworth Auto memanfaatkan fasilitas perakitan di Purwakarta, Jawa Barat, milik Handal Indonesia Motor. Pabrik tersebut juga ditujukan untuk memproduksi model kendaraan listrik bagi merek otomotif Tiongkok, termasuk BAIC, Chery, Geely, dan NETA.
Selain itu, Polytron berencana untuk mengembangkan fasilitas manufaktur sendiri di Subang, Jawa Barat.
Indonesia mencatat penjualan lebih dari 865.000 mobil pada tahun 2024, turun dari lebih dari 1 juta unit yang terjual pada tahun sebelumnya.
While EV sales remain modest at just over 44,000 units, the figure represents an increase of nearly 160% from around 17,000 units in 2023.
Automotive sales in the first quarter of this year continued to decline, totaling only around 205,000 units.
In contrast, EV sales saw a significant surge, with more than 16,000 units sold during the three months. Chinese EV manufacturer BYD dominated the segment with more than 3,000 units sold under its own name and its Denza brand.
Polytron memasuki pasar kendaraan listrik pada tahun 2022 dengan peluncuran skuter listrik. Pada tahun 2024, perusahaan tersebut mencapai kesepakatan agar skuternya dapat digunakan oleh mitra pengemudi aplikasi pemesanan kendaraan Gojek melalui kemitraan strategis.
Fasilitas produksi skuter listrik Polytron di Kudus memiliki kapasitas tahunan sebesar 12.000 unit. Perusahaan tersebut bermaksud untuk mulai mengekspor skuter listriknya tahun ini ke Thailand, Vietnam, dan Maladewa.
Grup Djarum terkenal dengan rokok kreteknya, tetapi juga memegang saham pengendali di Bank Central Asia, bank swasta terbesar di Indonesia, platform e-commerce Blibli yang terdaftar di bursa saham, dan klub sepak bola Italia Como 1907.
Pemilik utamanya, dua bersaudara Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono, dikenal luas sebagai orang terkaya di Indonesia, dengan kekayaan sekitar $50 miliar pada akhir tahun lalu, menurut majalah Forbes.