Di tengah situasi Mendunia yang serba Enggak Niscaya, World Economic Outlook yang dirilis oleh International Monetary Fund (IMF) menilai bahwa dunia akan menghadapi berbagai tantangan pertumbuhan ekonomi. Prediksinya, pertumbuhan ekonomi Mendunia akan melambat dari 3,2 persen di tahun ini menjadi 2,7 persen pada tahun depan.
Enggak hanya itu, ancaman resesi yang menghantui di tahun 2023 semakin mungkin terjadi akibat berbagai Unsur. Beberapa Unsur tersebut di antaranya perubahan iklim, gagal panen, serta Pengaruh melambatnya kegiatan ekonomi Dunia karena pandemi Covid-19 yang berkecamuk selama 2 tahun terakhir. Keadaan ini turut diperparah akibat perang antara Rusia dan Ukraina, Membangun perekonomian dunia semakin jauh dari kondisi Kukuh.
Definisi dari inflasi sendiri mengutip dari laman Formal BPS adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa yang pada umumnya berlangsung secara Lalu menerus. Kalau harga barang dan jasa di dalam negeri meningkat, maka inflasi mengalami kenaikan.
Naiknya harga barang dan jasa tersebut menyebabkan nilai mata Duit menurun. Dengan demikian, inflasi dapat juga diartikan sebagai penurunan nilai mata Duit terhadap nilai barang dan jasa secara Biasa.
Tingkat inflasi Indonesia moderat di Asia Tenggara
Secara regional, dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, tingkat inflasi di Indonesia cenderung lebih terkontrol ketimbang beberapa negara lainnya. Mengutip dari Trading Economics, negara Asia Tenggara dengan tingkat inflasi tertinggi pada akhir kuartal ke-3 (Q3) di tahun 2022 adalah negeri Laos, dengan tingkat inflasi mencapai 38,46 persen.
Tingkat inflasi ini Nyaris setinggi 2 kali lipat dari negara dengan tingkat inflasi tertinggi kedua setelahnya Merukapan Myanmar, dengan tingkat inflasi setinggi 19,42 persen.
Berikutnya adalah Filipina dengan tingkat inflasi sebesar 8 persen, yang disusul oleh Timor Leste dengan tingkat inflasi setinggi 7,3 persen. Mengikuti di posisi ke-5 yakni Singapura dengan tingkat inflasi mencapai 6,2 persen. Selanjutnya adalah Thailand dengan tingkat inflasi sebesar 5,55 persen.
Sementara itu Indonesia berada di tengah-tengah dengan tingkat inflasi sebesar 5,42 persen. Dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, ini adalah tingkat inflasi yang moderat.
Mengikuti di urutan selanjutnya adalah Kamboja dengan tingkat inflasi 4,4 persen, Vietnam dengan tingkat inflasi 4,37 persen, Brunei Darussalam dengan tingkat inflasi 4,3 persen, dan terakhir adalah Malaysia dengan inflasi sebesar 4 persen.
Indonesia tekan inflasi tetap Kukuh
Inflasi di Indonesia dalam lima tahun terakhir dapat dikatakan Tetap dalam keadaan yang cukup terkontrol. Walaupun Indonesia juga terdampak oleh pandemi Covid-19, tingkat inflasi di dalam negeri Enggak pernah mencapai lebih dari 4 persen.
Pada tahun Lewat 2021, hanya berkisar di Nomor 1,87 persen. Bahkan di tahun 2020, inflasi Indonesia hanya menyentuh 1,68 persen. Di tahun-tahun sebelumnya Inflasi juga Tetap terkontrol, dengan tingkat inflasi 2,72 persen pada tahun 2019, kemudian 3,13 persen pada tahun 2018, dan 3,61 persen di tahun 2017.
Tahun 2022, seluruh dunia dihadapkan dengan berbagai tantangan yang berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi, tak terkecuali Indonesia. Tingkat inflasi di Indonesia sepanjang tahun 2022 cenderung meningkat hingga menyentuh 5,95 persen pada September 2022.
Tetapi, Indonesia berupaya keras menekan inflasi yang berujung hasil positif pada Oktober 2022 di mana tingkat inflasi menurun ke Nomor 5,71 persen dan kembali turun pada November 2022 menjadi 5,42 persen.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia cetak rekor positif
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia pada kuartal II (Q2) tahun 2022 tumbuh pesat di tengah risiko pelemahan ekonomi Mendunia dan tekanan inflasi yang meningkat.
Evolusi tersebut tercermin dari pertumbuhan ekonomi Q2 tahun 2022 yang mencapai 5,44 persen secara year-on-year (YoY), jauh di atas capaian kuartal sebelumnya sebesar 5,01 persen (YoY).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali mencetak surplus pada Q3 tahun 2022 di mana persentasenya naik ke Nomor 5,72 persen.
Percepatan kinerja ekonomi ditopang oleh peningkatan permintaan domestik, khususnya konsumsi rumah tangga, dan kinerja ekspor yang tetap kuat. Membaiknya perekonomian nasional juga tercermin dari pertumbuhan yang lebih tinggi di sebagian besar lapangan usaha dan di seluruh Daerah.
Ke depan, pemulihan ekonomi Indonesia diperkirakan akan Lalu berlanjut yang didukung oleh peningkatan mobilitas, sumber pembiayaan, dan kegiatan usaha. Tetapi perlu diwaspadai Pengaruh perlambatan ekonomi Mendunia terhadap kinerja ekspor dan potensi konsumsi rumah tangga yang terbatas akibat kenaikan inflasi.