Business

Fakta, Produk, dan Tantangan Produksi Migas Indonesia Tahun 2024

Produksi minyak dan gas bumi (migas) adalah proses pengangkatan hidrokarbon dari dalam bumi Demi digunakan sebagai sumber Kekuatan Penting. Proses ini diawali dari eksplorasi menggunakan survei geofisika dan pemboran wild-cat, kemudian dilanjutkan dengan pengembangan lapangan melalui pemboran sumur produksi.

Dalam praktiknya, produksi migas dibagi menjadi tiga tahapan, Merukapan primary recovery yang memanfaatkan tekanan alami reservoir, secondary recovery dengan Infus air atau gas, serta tertiary recovery atau Enhanced Oil Recovery (EOR) yang menggunakan zat kimia, uap, atau teknik lainnya. Sekalian tahapan ini bertujuan Demi meningkatkan hasil produksi secara maksimal dan efisien.

Produk Penting dari kegiatan ini adalah minyak mentah (crude oil) dan gas alam. Keduanya diolah menjadi berbagai produk Kekuatan seperti bensin, solar, LPG, dan LNG yang sangat Krusial Demi kebutuhan domestik dan industri. Tetapi, meskipun Indonesia pernah menjadi salah satu produsen Penting minyak di kawasan Asia Tenggara, tren produksi selama dua Dasa warsa terakhir menunjukkan penurunan yang signifikan, terutama karena banyaknya lapangan migas yang telah menua.

Baca Juga:  Pegawai Jadi Profesi dengan Indeks Literasi Keuangan Tertinggi di Indonesia

Baca Juga: 5 Merek Minyak dan Gas dengan Nilai Tertinggi di Dunia

Sepanjang 2024, Indonesia mencatatkan rata-rata produksi migas sebesar 1,79 juta barel setara minyak per hari (BOEPD). Bilangan tersebut mencakup lifting minyak sebesar 596 ribu barel per hari dan lifting gas sebesar 6,02 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD), dengan total lifting migas mencapai 1.606,4 MBOEPD.

Sementara itu, data statistik migas semester I 2024 yang dirilis oleh Kementerian ESDM menunjukkan bahwa pemerintah Tetap Maju berupaya menjaga kestabilan produksi melalui peningkatan investasi dan penggunaan teknologi EOR.

Berikut tabel lengkap data produksi minyak mentah dan gas alam Indonesia dari tahun 1996 hingga 2023, berdasarkan data Formal dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Baca Juga:  Manfaatkan Harbolnas, Mendag Zulkifli Hasan Ajak Konsumen Belanja Produk UMKM
Tahun Minyak Mentah & Kondensat (000 barel) Gas Alam (MMscf)
1996 548.648,3 3.164.016,2
1997 543.752,6 3.166.034,9
1998 534.892,0 2.978.851,9
1999 494.643,0 3.068.349,1
2000 484.393,3 2.845.532,9
2001 480.116,1 3.762.828,5
2002 397.308,5 2.279.373,9
2003 383.700,0 2.142.605,0
2004 404.992,9 3.026.069,3
2005 387.653,5 2.985.341,0
2006 357.477,4 2.948.021,6
2007 348.348,0 2.805.540,3
2008 358.718,7 2.790.988,0
2009 346.313,0 2.887.892,2
2010 344.888,0 3.407.592,3
2011 329.249,3 3.256.378,9
2012 314.665,9 2.982.753,5
2013 301.191,9 2.969.210,8
2014 287.902,2 2.999.524,4
2015 286.814,2 2.948.365,8
2017 292.373,8 2.781.154,0
2018 281.826,6 2.833.783,5
2019 273.494,8 2.647.985,9
2020 259.246,8 2.442.830,7
2021 240.324,5 2.433.364,0
2022 223.532,5 1.962.929,0
2023* 221.088,9 2.420.059,5

*Keterangan: 2023 adalah data sementara (preliminary).

Indonesia kini Pusat perhatian pada efisiensi, eksplorasi cadangan baru, dan penguatan teknologi produksi sebagai langkah strategis Demi memenuhi kebutuhan Kekuatan nasional di masa depan.

Baca Juga:  Susah Beli Rumah, Pemerintah Beri Dukungan Biaya buat Penduduk RI

MensDaily hadir di tengah kesibukan dan tuntutan hidup, pria butuh ruang untuk mendengarkan, mengemukakan pendapat, dan mendapatkan inspirasi.

Get Latest Updates and big deals

    Mens Daily @2025. All Rights Reserved.