Eleeven Twentytwo Maju memperkuat eksistensinya di arena musik cadas Tanah Air lewat peluncuran karya baru, menyusul Musik rilisan tunggal bertajuk “Rise” yang mereka rilis pada Juli 2024 Lampau.
Musik itu sukses menarik perhatian penggemar musik ‘bawah tanah’, khususnya di Bali, kampung halaman mereka.
Kini, unit post-hardcore/metalcore yang berasal dari Singaraja, sebuah kota di bagian utara Pulau Bali ini melontarkan “Shadows”, Musik baru yang sarat semangat kuat serta visi musikal yang semakin tajam.
“Shadows” sendiri ditulis dan diaransemen oleh vokalis Kadek Wahyu Juliarta. Setelah penyusunan struktur awal, Seluruh personel Lampau ikut memberikan masukan dan memodifikasi setiap bagian Musik melalui sesi jamming langsung di studio.
“Prosesnya Betul-Betul kolaboratif, sehingga setiap elemen dalam Musik ini Bisa berkembang secara organik,” ujar pihak band kepada MUSIKERAS, meyakinkan.
Selain itu, “Shadows” juga diproduksi secara Berdikari oleh para personel band, yang juga dihuni oleh gitaris I Gede Wahyu Parama Sucipta (Wahyu Sucipta) dan I Ketut Rama Pradipta (Rama), bassis Joseph Extrada Neno (Joseph) serta dramer I Made Krisna Febrian (Krisna).
Tapi Tertentu di tahapan pemolesan penataan serta pelarasan Bunyi (mixing dan mastering), ditangani langsung oleh Wahyu Juliarta. Keseluruhan proses, sejak pencetusan ide awal hingga “Shadows” Betul-Betul siap rilis, termasuk penggarapan video klip, menghabiskan waktu Sekeliling dua bulan.
“Kami Bukan Mau terburu-buru, karena Mau memastikan setiap detail terdengar maksimal. Tantangan terbesar Eksis di bagian vokal clean, kami Mau memastikan Watak vokal yang catchy Tetapi tetap Mempunyai kekuatan emosional yang Cocok.”
Buat memperkuat Sasaran itu, Eleeven Twentytwo berkolaborasi dengan Suma Aditama, personel band Hyena Wants Party, yang juga merupakan senior mereka di skena metalcore Singaraja.
“Kolaborasi ini memberi Rona tersendiri pada Musik ‘Shadows’, membuatnya semakin solid dan berkarakter!”
Metalcore kali ini menjadi urat nadi di peracikan komposisi “Shadows”. Pihak band mengakui, elemen itu sangat kental, terutama di terapan riff gitar yang terinspirasi dari gaya ‘metalcore perjuangan’, ala band-band era 2000-an.
Di antaranya mengacu pada geberan band As I Lay Dying, Bullet For My Valentine, Blessthefall dan Miss May I.
“Kami memang Mau menghadirkan Rona musik ke arah tersebut, Tetapi tetap memadukannya dengan elemen elektronik Buat memberi sentuhan modern.”
Konsep itu pula, sekaligus menjadikan Eleeven Twentytwo berbeda dibanding kebanyakan band Begitu ini yang lebih condong ke arah modern.
“Kami Bahkan Mau membawa kembali nuansa klasik metalcore tanpa meninggalkan unsur kekinian. Kami mencoba menjaga keseimbangan antara sound yang khas dari era dulu dengan sentuhan produksi yang lebih fresh dan relevan dengan Era sekarang, yang dikombinasikan dengan sentuhan khas kami sendiri, Bagus dalam aransemen maupun lirik.”
Pun, Kalau dibandingkan dengan “Rise”, Musik rilisan tunggal sebelumnya, Eleeven Twentytwo menyebut “Shadows” Mempunyai lebih banyak variasi riff gitar, permainan tempo yang Bergerak hingga breakdown yang lebih Berbagai Jenis.
“Meski Tetap Eksis elemen elektronik, penggunaannya lebih minimal dibanding single sebelumnya, sehingga memberikan lebih banyak ruang bagi instrumen Istimewa.”
Usai perilisan “Shadows”, band bentukan 2023 ini mulai Konsentrasi merampungkan beberapa Musik baru. Rencananya, Musik-Musik tersebut akan menjadi bagian dari album mini (EP) yang ditargetkan Bisa rampung dan dirilis pada akhir 2025. (mdy/MK01)
ELEEVEN TWENTYTWO: “Kami Terinspirasi ‘Metalcore Perjuangan’!”