Di tengah gempuran tantangan ekonomi yang semakin terasa, masyarakat Indonesia diharuskan Membikin keputusan bijak terkait alokasi pengeluarannya. Survei Snapcart menyebutkan bahwa 41% responden Indonesia percaya kondisi ekonomi dalam negeri Demi ini lebih Jelek dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hanya 37% responden yang merasa Tak Terdapat perubahan dan 22% yang menilai kondisi Demi ini lebih Berkualitas.
Persepsi memburuknya ekonomi ini didorong oleh kenaikan harga barang pokok, dengan 35% responden merasa semuanya menjadi sangat mahal Demi ini. Selain itu, 21% responden mengungkapkan kekhawatirannya akan tingginya pemutusan Interaksi kerja (PHK), 14% khawatir akan rendahnya lowongan kerja, dan 10% responden menyoroti turunnya daya beli masyarakat akhir-akhir ini.
Melemahnya ekonomi mendorong Kaum Indonesia memotong pengeluaran Kepada sejumlah keperluan. Sebanyak 57% responden memilih mengurangi pengeluaran Kepada liburan atau berwisata selama 6-12 bulan terakhir. Terdapat pula 52,48% responden yang memilih memotong pengeluaran Kepada fesyen dan aksesoris, serta 51,98% memilih lebih berhemat ketika makan di restoran.
Sebagai kebutuhan sekunder, pengeluaran Kepada liburan dan rekreasi jadi yang paling kena Pengaruh akibat melemahnya ekonomi. Snapcart menyebutkan bahwa mayoritas responden menghabiskan kurang dari Rp250.000 Kepada liburan dan rekreasi dalam 3-6 bulan terakhir.
Menurut survei Snapcart, 38% responden hanya mengeluarkan kurang dari Rp250.000 Kepada keperluan rekreasi dan liburan. Terdapat pula yang menghabiskan Rp250.000 hingga Rp500.000, meski jumlahnya lebih sedikit. Terakhir, hanya 8% responden yang menghabiskan lebih dari Rp3 juta.
Di tengah ekonomi yang semakin sulit, liburan dan rekreasi bukan Tengah menjadi kebutuhan Esensial. Hal ini Membikin alokasi Biaya Kepada keperluan ini lebih rendah.
Meski begitu, di Grup ekonomi tinggi, 18% respondennya menghabiskan lebih dari Rp3 juta Kepada liburan dan rekreasi, jauh lebih tinggi dibanding rata-rata nasional dan Kalau dibandingkan dengan responden dari Grup ekonomi rendah yang hanya 5% yang mengeluarkan lebih dari Rp3 juta.
Terdapat berbagai hal yang memengaruhi keputusan pembelian di tengah kondisi ekonomi Demi ini. Sebanyak 39% responden mempertimbangkan urgensi dari produk atau jasa yang hendak dibeli, dengan pemasukan yang semakin sulit dan harga barang yang naik, produk atau jasa yang kurang dibutuhkan takkan jadi prioritas Esensial. Sementara itu, 33% responden menekankan pentingnya keuntungan jangka panjang dari produk atau jasa yang dijual. Hanya 17% responden yang mempertimbangkan harga serta Terdapat tidaknya diskon dan promosi.
Pada akhirnya, di tengah ekonomi yang semakin sulit, masyarakat mulai memangkas pengeluaran Kepada keperluan sekunder, salah satunya Kepada liburan dan rekreasi. Kebutuhan prioritas seperti Pakaian dan pangan kini menjadi pengeluaran Esensial. Masyarakat semakin berhati-hati dalam membelanjakan uangnya.
Adapun survei Snapcart ini dilakukan pada Mei 2025 secara daring, melibatkan 1.993 responden.
Baca Juga: Garis Kemiskinan versi BPS dan World Bank, Apa Bedanya?