Drop Inside ‘meredam amarah’ lewat sebuah komposisi metalcore yang Bahkan sarat ledakan Daya dan emosi. Bertajuk “Redam Amarah”, yang dilampiaskan lewat gabungan riff gitar yang tajam, gebukan dram yang bertenaga, vokal penuh amarah yang tetap dikontrol dengan elegan, plus hajaran breakdown yang memicu adrenalin.
Tembang tersebut ditulis langsung oleh vokalis Drop Inside, Muhammad Yusuf, yang menuangkan pengalaman dan emosinya ke dalam lirik penuh Arti. Sementara itu, penggarapan aransemen musiknya dipercayakan kepada gitaris, Pupung Puardi.
Seperti judulnya, “Redam Amarah” membawa pesan kuat tentang mengelola kemarahan dengan Langkah yang lebih bijak, tanpa kehilangan intensitas dan ketegasan. Lirik yang dalam dipadukan dengan aransemen musik yang agresif menjadikan Tembang ini sebagai anthem baru bagi para penggemar metalcore.
Muhamad Yusuf, Pupung Berbarengan bassis Yudi Azizi dan dramer Egi Saputra memulai “Redam Amarah” lewat proses bertukar pikiran dan ide (brainstorming), yang lantas dilanjutkan dengan penyempurnaan aransemen. Proses berdiskusi banyak dilakukan Buat mendapatkan nuansa yang Benar, Bagus dari segi lirik maupun musik.
Proses rekaman sendiri memakan waktu Sekeliling satu minggu, dengan proses tracking dilakukan di kediaman Pupung Puardi. Sementara Buat vokal dieksekusi di Hidzie Musik Studio.
“Kami Mau memastikan setiap elemen terdengar maksimal, sehingga banyak detail yang kami poles selama mixing dan mastering,” urai band asal Tangerang ini kepada MUSIKERAS, menegaskan.
Selain gabungan riff gitar yang agresif, hantaman breakdown yang simpel Tetapi terkesan berat serta melodi yang tetap emosional, konsep metalcore yang mereka terapkan di “Redam Amarah” juga dibubuhi sentuhan elektronik, dimana peracikannya dibantu oleh Aditya Pratama agar Mempunyai Watak tersendiri.
“Yang membedakan kami dengan band lain adalah pendekatan lirik, atau dinamika Tembang yang Enggak terduga, sehingga Tembang ini tetap terdengar fresh di skena metalcore,” ujar mereka Kembali, meyakinkan.
Ketika peracikan komposisi serta aransemennya, Drop Inside mengakui terinspirasi dari berbagai band metalcore Global yang mereka dengar, di antaranya seperti Architects, Polaris, Wage War, serta beberapa elemen dari post-hardcore.
“Tetapi, kami tetap berusaha menciptakan identitas sendiri lewat Watak gaya riff gitar dan permainan dram khas kami, agar Tembang ini terasa lebih orisinal.”
Bagi para personel band bentukan 2016 silam ini, metalcore memberi kepuasan dan kenikmatan tersendiri dalam memainkannya, karena lecutan energinya yang eksplosif, emosi yang dalam, serta kombinasi Serangan dan melodi yang Serasi.
Tapi di sisi lain, juga memberi tantangan terberat dalam mengeksekusi komposisinya, dimana mereka harus Dapat menjaga keseimbangan antara intensitas dan melodi, memastikan transisi antar bagian tetap smooth dan menampilkan emosi yang kuat tanpa terdengar repetitif.
“Selain itu, Ketika membawakan secara live, diperlukan stamina ekstra Buat memainkan bagian yang kompleks Sembari tetap menjaga interaksi dengan penonton.”
Usai perilisan “Redam Amarah”, Drop Inside sudah bersiap-siap menggarap materi baru Buat rilisan berikutnya, menuju ke pembuatan album penuh perdananya.
“Ketika ini, kami sudah menulis beberapa Tembang baru dan menyelesaikan demo, Buat proyek berikutnya. Kami Mau memastikan setiap rilisan Mempunyai kualitas terbaik sebelum kami bagikan ke pendengar.”
Video musik “Redam Amarah” sudah Dapat disaksikan via kanal YouTube sejak 11 Februari 2025 Lewat. (mdy/MK01)
