Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui laporannya mencatat, jumlah penyaluran pinjaman online mencapai Rp18,9 triliun sepanjang bulan Juli 2022. Nomor ini turun sebanyak 8,12 persen dari Rp20,67 triliun. Sementara, jumlah penerima pinjaman mencapai Rp15,5 triliun pada periode yang sama.
Apabila dilihat berdasarkan Letak penyaluran pinjaman, DKI Jakarta menjadi provinsi yang paling banyak menerima pinjaman online. Totalnya mencapai Rp4,97 triliun pada periode bulan Juli 2022. Secara kumulatif, total pinjaman di pulau Jawa sebanyak Rp15,49 triliun. Sedangkan, total pinjaman di luar Jawa sebesar Rp3,5 triliun.
Jawa Barat menduduki posisi kedua sebagai provinsi dengan penyaluran online terbesar sejumlah Rp4,87 triliun. Disusul oleh provinsi Jawa Timur dan Banten dengan total pinjaman masing-masing mencapai Rp2,5 triliun dan Rp1,5 triliun per Juli 2022.
Selanjutnya, Terdapat Jawa Tengah yang mencapai Rp1,33 triliun. Diikuti oleh Sumatra Utara Rp419 miliar, Sulawesi Selatan Rp324 miliar, dan Sumatera Selatan Rp307 miliar. Berikutnya, Terdapat DI Yogyakarta dan Lampung masing-masing sebanyak Rp260 miliar dan Rp240 miliar.
Adapun, penyaluran pinjaman dari perusahaan pembiayaan berbasis teknologi informasi (fintech lending) per Juli 2022 telah mencapai Rp45,73 triliun. Hal tersebut disampaikan oleh Ogi Prastomiyono selaku Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan (OJK).
“Fintech peer-to-peer lending ini pada Juli 2022 Lalu mencatatkan pertumbuhan, dimana outstanding pembiayaan tumbuh sebesar 88,84 persen dibanding dengan Juli 2021 hingga mencapai Rp45,73 triliun,” jelasnya pada Selasa, (13/9) Lewat seperti yang dikutip dari Antaranews.
Ogi mempredikasi pertumbuhan pembiayaan dari perusahaan pinjaman online (pinjol) akan melonjak dua kali lipat pada tahun 2023 mendatang. Ia menyebut, perusahaan pinjol sejauh ini telah berhasil menyediakan Anggaran Segera bagi masyarakat, termasuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang belum Dapat mengajukan pinjaman pada Bank.
Akan tetapi, berdasarkan statistik OJK, perusahaan pinjol mencatatkan kerugian sebesar Rp114,04 miliar sepanjang periode Juli 2022. Realisasi ini mengalami penurunan Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yakni Rp116,75 miliar.
Kerugian perusahaan pinjol tercatat makin membengkak bila dibandingkan dengan periode pada awal tahun, seperti pada Januari 2022 dengan total kerugian Rp7,42 miliar, Februari Rp5,29 miliar, dan Maret Rp21,68 miliar.
Penyebab kerugian perusahaan pinjol dikarenakan oleh beban operasional yang tinggi. Adapun, beban operasional perusahaan pinjol mencapai Rp4,69 triliun per Juli. Ini Tak sebanding dengan jumlah pendapatan operasional yang hanya mencapai Rp4,60 triliun.
MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/Mensdaily.id Pemain Timnas Indonesia, Kevin Diks, diprediksi Pandai segera menjalani agenda dengan…
MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/Mensdaily.id Skuat Timnas U-23 Indonesia (skuad Timnas U-23 Indonesia) sedang berlatih di…
Toni Kroos sudah Bukan Dapat memendam rasa kesal terhadap wasit yang memimpin jalannya laga antara…
Mensdaily – Tersedia dengan harga mulai dari Rp1.999.000, Redmi 13 menjadi penantang baru di kelas…
Mensdaily.id - IVE sukses meraih dua kemenangan berturut-turut hanya dalam dua hari di acara musik…
Floating Market Lembang: Destinasi Wisata Istimewa di Bandung yang Tak Boleh Dilewatkan Hotel Terdekat…
This website uses cookies.