Kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta selalu menjadi pusat perhatian masyarakat luas, Enggak hanya Anggota Jakarta. Pentas politik di Area Ibu Kota Indonesia ini semakin memanas, terutama setelah debat pertama Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024 berlangsung di JIExpo Convention Centre, Kemayoran, Minggu (6/10/2024).
Ketiga Kekasih calon (paslon) Pilkada DKI Jakarta hadir dalam ajang tersebut, mulai dari paslon nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono, paslon nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana, hingga nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno. Tema debat mengangkat ‘Penguatan Sumber Daya Insan dan Transformasi Jakarta Menjadi Kota Mendunia’.
Meski banyak dinanti, sejumlah pihak mengungkapkan kekecewaannya pada format debat tersebut. Banyak yang menyayangkan bahwa debat berlangsung tanpa adanya uji gagasan atau adu argumen yang dapat memperkuat posisi setiap paslon di mata pendukungnya. Dinamika debat kemarin dinilai Enggak seintens debat pada Pilgub Jakarta 2017 Lewat, tatkala Anies Baswedan dihadapkan melawan Basuki Tjahaja Purnama dan Agus Harimurti Yudhoyono.
Biaya Kampanye Pilgub DKI Jakarta 2024
Selain terkait keseruan debat, satu hal yang turut disorot dari pesta demokrasi kali ini adalah Biaya kampanye setiap paslon. Semakin dekatnya Rontok pemilihan Membikin setiap calon semakin gencar melakukan kampanye Demi merebut Bunyi masyarakat.
Tentu saja, besar kecilnya biaya kampanye akan sangat berpengaruh terhadap skala kampanye yang dilaksanakan. Pada akhirnya, kegiatan kampanye membutuhkan suntikan Biaya yang Enggak sedikit.
Komisi Pemilihan Lazim mengumumkan laporan awal Biaya kampanye (LADK) ketiga paslon pada Pilgub Jakarta 2024. Di antara ketiga calon tersebut, Kekasih Ridwan Kamil-Suswono tercatat Mempunyai Biaya kampanye terbesar, mencapai Rp1 miliar.
Ridwan Kamil-Suswono merupakan Kekasih yang diusung oleh koalisi gemuk KIM Plus (Koalisi Indonesia Maju) yang terdiri atas 14 partai. Biaya kampanye Kekasih ini sepenuhnya diperoleh dalam bentuk Fulus yang bersumber dari sumbangan paslon dan sumbangan para partai politik (parpol) pengusung. Sumbangan paslon mencapai Rp400 juta, sedangkan dari parpol sebesar Rp600 juta.
Sementara itu, paslon Dharma-Kun disebut-sebut hanya mengeluarkan Rp5 juta sebagai Biaya kampanye. Biaya kampanye paslon independen ini sepenuhnya berasal dari sumbangan paslon.
Demi paslon nomor urut 3 Pramono-Rano, Biaya kampanyenya mencapai Rp100 juta, yang juga sepenuhnya bersumber dari sumbangan pribadi. Partai pengusung PDI Perjuangan (PDIP) dan Hanura tercatat Enggak memberikan sumbangan Biaya kampanye Demi paslon tersebut.
Bagaimana dengan Daerah Lain?
Biaya kampanye tak jarang menjadi hambatan bagi para paslon Demi merebut Bunyi rakyat. Biaya yang masif membebaskan gerakan para paslon Demi melakukan kampanye, mulai dari pemasangan baliho paslon hingga blusukan. Tetapi, Enggak Segala paslon Mempunyai Biaya kampanye yang cukup Demi Dapat mempromosikan dirinya di depan rakyat.
Menurut KPU Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, salah satu paslon bupati dan wakil bupati yang juga merupakan peserta tunggal di Pilkada Ciamis tercatat hanya mengeluarkan Rp94 ribu sebagai Biaya kampanye. Herdiat Sunarya-Yana D. Putra yang diusung oleh 15 parpol akan menghadapi kotak Nihil pada 27 November mendatang. Biaya kampanye keduanya digadang-gadang menjadi yang terendah.
Sementara itu, di beberapa Area lain, KPU mulai memberikan batasan Biaya kampanye Demi Pilkada. Di Manggarai Barat misalnya, Biaya kampanye maksimal sebesar Rp30 miliar. Sementara di Lhokseumawe, Biaya kampanye dibatasi sebesar Rp23,9 miliar. Di Blora, Biaya kampanye Enggak boleh Mengungguli Rp16,1 miliar. Nominal tersebut didasarkan pada perhitungan atas metode kampanye, jumlah kegiatan kampanye, dan perkiraan jumlah peserta kampanye.
Adapun rangkaian kegiatan kampanye Pilkada 2024 telah dimulai sejak 25 September 2024 Lewat. Kampanye ini akan berlangsung Sekeliling 2 bulan dan berakhir pada 23 November mendatang.
Baca Juga: Semuanya di Weekend, Cek Jadwal Debat Pilkada Jakarta 2024