Perusahaan konsultan Mendunia Kearney melaporkan daftar negara berkembang yang Mempunyai indeks pasar ritel terbesar di dunia pada tahun 2021 melalui laman resminya. Di antaranya ialah, China, India, Indonesia, Mesir, Malaysia, hingga Vietnam.
Berdasarkan risiko dan Indeks Pengembangan Ritel Mendunia (Mendunia Retail Development Index/GRDI), Kearney telah menyoroti sejumlah 35 negara yang Mempunyai pertumbuhan pasar ritel sejak tahun 2002. Sejak awal perhitungan GRDI, perkembangan negara-negara yang berada di dalam peringkat indeks secara signifikan telah melesat.
Perhitungan GRDI didasarkan pada empat variabel Primer, yakni risiko (country risk), daya tarik pasar (market attractiveness), kejenuhan pemasaran (market saturation), serta tekanan (time pressure). Adapun, skala yang dipakai Yakni mulai dari Nihil hingga seratus, yang berarti semakin tinggi peringkatnya maka bisnis ritelnya semakin menjanjikan.
China berada di posisi puncak dengan total indeks GRDI mencapai 72,8. Dengan jumlah populasi mencapai 1.402 juta jiwa, China berhasil mencetak Bilangan penjualan ritel nasional mencapai 4.072 miliar dolar AS atau senilai Rp60 ribu triliun.
Diikuti oleh India yang menempati peringkat kedua dengan total GRDI sebesar 64,4 dan Malaysia di peringkat ketiga dengan total GRDI 54,1. Kedua negara tersebut berhasil mempertahankan peringkat masing-masing sejak pra-pandemi Covid-19 pada 2019 silam.
Sementara itu, Indonesia berhasil menduduki peringkat ke-empat dengan Bilangan penjualan ritel nasional yang mencapai 407 miliar dolar AS atau setara dengan Rp6.044 triuliun dan total nilai GRDI sebesar 53,0. Bilangan ini cukup membanggakan mengingat meski Lagi dalam kondisi pandemi, Indonesia berhasil naik satu peringkat Kalau dibandingkan dengan total GRDI tahun 2019.
Kearney mencatat, pasar ritel di Afrika pada tahun 2021 telah berkembang sangat pesat. Hal ini banyak dipengaruhi oleh digitalisasi serta perekonomian masyarakat yang semakin makmur. Kawasan Afrika bahkan digadang-gadang menjadi hotspot ritel besar berikutnya.
Disebut, pemerintah di Kawasan Amerika Latin, Timur Tengah, dan Afrika mulai beralih ke sektor ritel dari sebelumnya hanya bergantung pada bahan bakar fosil. Hal tersebut dilakukan guna mendiversifikasi perekonomian negara sehingga Bisa menjauh dari ketergantungan minyak.
Adapun, Sub-Sahara Afrika (SSA) diperkirakan bakal menikmati tingkat pertumbuhan pendapatan yang dapat dibelanjakan tertinggi di dunia, Sekeliling 9 persen CAGR (Tingkat Pertumbuhan Tahunan Majemuk/Compound Annual Growth Rate). Sektor ini diprediksi tumbuh pesat di Kawasan Ethiopia, Ghana, Pantai Gading, Rwanda, Senegal, Kenya, hingga Maroko.