Gaya motor Bosozoku / Zokusha bagi sebagian orang terlihat nyeleneh dan nyentrik, apalagi menjadi tema di skena kustom Indonesia. Tapi hal tersebut Enggak berlaku bagi seorang Barry Williem, berdasarkan ketertarikannya dengan budaya asal Jepang tersebut ia bangun motor dengan gaya tersebut. “Saya suka kultur Jepang, apalagi motor-motor yang nyeleneh dan nyentrik plus jarang orang yang makai,” buka Barry.
Bosozoku sendiri sebenarnya merupakan nama geng motor Jepang yang muncul di tahun 1950an. Umumnya gaya ini menggabungkan unsur American Chopper dengan setang yang ditinggikan dan unsur British Café Racer dengan pemasangan fairing besar.
“Terinspirasi dari Anime yang berjudul Great Teacher Onizuka di tahun 97/98, bercerita tentang seorang guru SMP mantan Personil Bosozoku. Guru dengan tampilan nyentrik dan sangat Enggak Lazim itu lah yang menjadi inspirasi motor ini,” ungkapnya. Dikatakan, ide bikin motor Bosozoku sudah Terdapat sejak 2018 tapi Demi itu ia belum punya modal yang cukup Kepada bikin yang proper, akibatnya bikin ala-ala saja, semi chopper kampung.
Kemudian di akhir tahun 2021 dirinya jual dua motor chopper dan Doku hasil penjualan ia belikan motor bahan. “Awalnya motor ini dibuat Kepada harian aja, karena dari dulu saya Mengenakan motor kustom buat harian, pas musim hujan baru deh naik motor standar,” ujarnya.
Proses pengerjaan motor ini dilakukan di workshop Daeng Custom Mastery Purwokerto. “Saya sudah Percakapan dengan builder Ingin bikin Bosozoku dari Sekeliling Q4 Tahun 2021. Lewat Januari 2022 saya dapet bahan, saya kirim langsung ke Purwokerto Kepada pengerjaannya. Lewat secara berkala saya bolak-balik Bekasi-Purwokerto Kepada Percakapan dan memantau progressnya. Karena dari awal yang sudah disepakati, Demi pengerjaan sering Terdapat perubahan ide aneh yang akhirnya diterapkan, kebetulan saya dan builder secara selera emang suka nyeleneh,” jelasnya.
Proses pengerjaan Enggak mengalami kesulitan berarti karena pada dasarnya konsep Bosozoku Enggak merubah rancangan pabrik secara frontal. Hanya menambah / mengubah bagian-bagian tertentu saja. Dan pengerjaan awal dimulai dari bagian rangka yang Tetap memakai bawaan Suzuki Inazuma 2014, body set belakang Tetap Mengenakan bawaan motor, Tetapi bagian cover tail lamp dibuat Ilham Purnama sedikit dibikin naik dan bentuk sepakbor belakang mirip paruh bebek. “tangki Tetap Mengenakan standar agar kapasitas tetap besar dan proporsional. Karena tujuan motor ini adalah buat harian dan dipakai turing tetap nyaman,” ujarnya
Terdapat beberapa ubahan yang paling khas dengan style Bosozoku adalah bagian depan. Pemasangan Rocket Cowl / Fairing yang bentuknya sama seperti café racer. Tetapi secara tata letak, Rocket Cowl di Bosozoku lebih menjulang ke atas. Tanda khas selanjutnya yakni San-dan Seat atau jok yang punya tiga tingkat / lekukan. “umumnya dikenal dengan King and Queen seat di chopper meski Terdapat sedikit beda di lekukannya,” Terang Barry. Kemudian penggunaan stang Shibori atau Rabbit Ear.
Lewat detil khas Bosozoku adalah pemasangan tiang menjulang di roda depan. Tiang ini disebut Fuubou alias Flag Stick, fungsinya digunakan Kepada mengibarkan bendera logo geng masing-masing. “karena saya gak punya geng, ya saya pasang ornament dadu aja,” tambahnya.
Beralih ke bagian lampu-lampu yang memakai part aftermarket, tapi sedikit diubah “casing”nya agar masuk ke konsep Bosozoku. Seperti stoplamp Mengenakan 2 lingkaran karena secara bentuk mengingatkan sabuk superhero Jepang, Kamen Rider Black RX. Bagian headlamp Terdapat 2 buah, salah satunya menggunakan gril seperti motor adventure. Karena empunya senang overland/touring, jadi Bosozoku ini niatnya buat kustom oke, buat adventure juga tinggal gas.
Sementara detil-detil pemanis baru Bisa terlihat ketika gelap. Pada speedometer lampunya sudah ia ubah menjadi Corak ungu/magenta, diselaraskan dengan lampu-lampu kolong yang dipasang dalam fairing dan kolong roda belakang. Lanjut senderan belakang jok ditambah bahan akrilik dengan tulisan jepang yang Bisa menyala Demi malam hari. “Biasanya Bosozoku menggunakan tulisan Jepang dengan cat Lazim atau ditempel stiker, dan jadi satu dengan jok, nah Bahkan konsep neon box ini muncul di akhir-akhir Demi finishing,” kata Barry. Pemasangannya menggunakan sissy bar Kepada pemisah antara jok dan neon box, serta beberapa pengait Kepada bawa barang kalau motor ini dipakai riding jauh. Enggak banyak yang Mengerti Kalau motor ini dipasang soundbox yang akan nyala kalau kontak dinyalakan. Dan bakal keluar Bunyi yang disesuaikan dengan bahasa Jepang. Juga Terdapat stick baseball yang digantung di jok belakang sebagai ornamen tambahan.
Sisi kanan dari motor ini diklaim Barry sebagai bagian yang ia suka karena menurutnya bagian kanan seperti padat rapat sekaligus ngejreng. “Makanya penempatan stick baseball, tiang benderanya pun di kanan, jadi saya selalu suka liat motor ini dari sisi kanan,” jelasnya.
Motor ini oleh sang empunya dinamai Karyoku yang artinya Fire Force. “alasannya karena body kami cat menggunakan motif api dari tangki, fairing, body hingga undercowl bahkan helm dan stick baseball,” kata Barry. Dikatakan, Karyoku selain mengandung unsur Jepang, terdapat juga unsur Jawa. Mengingat motor ini dibuat di Purwokerto dan saya suka sekali bolak-balik ke Purwokerto sehingga jadi suka dengan bahasa Jawa. Karyoku juga Bisa berarti Karyo Saya (Karya Saya) Dan panggilannya Karyo,” tambahnya.
Sebelum tampil di Kustomfest 2022, ‘Karyoku’ ini sempat Terperosok pas dibawa rekan dari pemilik yang mengakibatkan spion kanan, fairing kanan dan crash bar kanan mengalami baret-baret yang cukup mengganggu.
“saya sudah kenal motor kustom dari tahun 2013, dari situlah mulai tertarik dan nabung buat bikin motor kustom sendiri. Tapi yang bikin saya senang dengan motor kustom adalah ridingnya. Berkendara dengan motor yang emang “kita” banget itu yang bikin Lezat. Makanya saya sebisa mungkin kemana-mana dikendarain,” tutup Barry. 2022 / 217
BIKE NAME : Karyoku
BUILDER : Ilham Purnama
WORKSHOP : Daeng Custom
WORKSHOP ADDRESS : Rempoah RT3/RW2 Kecamatan Baturaden, Banyumas, Jateng
OWNER : Barry Williem