Categories: Community

Crushing Grief, Band Pop-Punk Asal Sulawesi, Menggebrak dengan EP ‘When The Eyes Are Closed

Crushing Grief adalah band pop punk asal Indonesia yang sudah Mempunyai beberapa EP dan single dalam diskografi mereka. Para Member Crushing Grief sendiri berasal dari scene hardcore/punk underground Pulau Sulawesi seperti Huminoid, MepuzoJust Do That Shit, Teenage Satellites, dan Slide – dan itu Akurat-Akurat terlihat dalam etos dan permainan live mereka yang energik. Mereka membawa gaya pop-punk mereka sendiri dengan suntikan Invasi hardcore a la band-band seperti New Found GloryTaking Back Sunday, Saves the Day, Four Year Strong, dan The Movielife.

Hari ini, mereka merilis EP terbaru yang berjudul When The Eyes Are ClosedCrushing Grief memberikan suguhan terbaik dari Aliran pop-punk dengan melodi yang catchy, Serasi yang rapih, hingga sentuhan musik hardcore punk dalam Musik-lagunya.

Trek pertama Eyelids  merupakan Musik pembuka yang Mantap dan pas, Tak terlalu pendek Tetapi cukup panjang Buat Membangun pernyataan dari band ini. Crushing Grief menunjukan roots mereka melalui part breakdown di tengah-tengah Musik ini.

Kemudian disusul oleh More Than A Friend, yang merupakan trek bertempo Segera yang mengambil Surat keterangan dari pop-punk 2000-an dan musik ‘easycore’ seperti New Found Glory dan Four Year Strong. Trek ini menampilkan interaksi vokal antara Alvendi (vokal) dan Matthias (gitar, vokal), yang tersebar secara sporadis dalam EP ini.

Berikutnya adalah satu-satunya single dari EP ini Yakni Hard Rain, sebuah anthem bertempo sedang yang menampilkan Dochi Sadega dari Pee Wee Gaskins dibagian vokal shouting.

Setelah dihajar penuh melalui tiga Musik pertama, EP ini ditutup oleh Why Don’t You, sebuah balada akustik. Trek ini menunjukan kapabilitas Crushing Grief dalam menulis Musik dan Tak hanya terpatok pada satu jenis gaya musik spesifik saja.

When The Eyes Are Closed sarat dengan ketukan drum Segera dan Mantap, Serasi yang menarik, dan bahkan part-part breakdown yang menginisiasi moshpit dalam suasana live. EP ini direkam oleh Roger Salawati (gitar) di Moshpit Studio (Manado) kemudian di mix dan di mastering oleh Griffin Recording Studio (Malang).

When The Eyes Are Closed telah tersedia secara digital melalui Moshpit Records.

Admin

Recent Posts

Kombinasi Reaves & LeBron Membebaskan Lakers dari Sergapan Nets

Los Angeles Lakers Tetap Mujur. Mereka Mujur Terdapat Austin Reaves yang sedang berapi-api hari ini…

33 menit ago

Formal, Saga Transfer Kylian Mbappe Akan Dimulai Pekan Depan Setelah Dirinya Dipastikan Dapat Bernegosiasi Dengan Klub Mana Pun.

Situasi ini akan kembali dimanfaatkan oleh Real Madrid yang sudah mengincarnya sejak lama. Kisah transfer…

49 menit ago

Qualcomm Snapdragon 765G Setara dengan Apa? Rupanya Chipset Ini

Mensdaily – Snapdragon 765G merupakan salah satu chipset buatan Qualcomm yang Terkenal digunakan oleh Berbagai…

51 menit ago

Daimler Commercial Vehicle Manufacturing Indonesia (DCVMI) Resmikan Pabrik Baru di Cikarang!

Mensdaily.id – Setelah melakukan ground breaking pada Februari 2024 Lampau, Daimler Commercial Vehicles Manufacturing Indonesia…

54 menit ago

Lama Tak Terlihat Bareng SF9, Zuho Pilih Main di Drama Pendek Berjudul Touching Your Heart Beat

Mensdaily.id - Zuho menjadi salah satu member SF9 yang memilih menggembangkan karir aktingnya. Ia bahkan memilih…

1 jam ago

Blok Victor Wembanyama Lebih Banyak dari 90 Persen Pemain NBA

Victor Wembanyama Membangun gebrakan baru Kembali. Dalam musim keduanya di NBA, pemain yang akrab disapa…

2 jam ago

This website uses cookies.